Setelah kejadian itu, Zidan semakin sering melakukan kegiatan tersebut bersama Tian hampir tiap hari, dan itu berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan saat ini Tian sudah berumur 16 tahun sedangkan Mas Zidan berusia 20 tahun, dan dia masih melakukan hal yang sama dengan Mas Zidan berlangsung sudah 2 tahun terakhir.
Karena faktor inilah membuat Tian tertarik dengan laki-laki, sering mencari tentang tubuh laki-laki berotot di internet, dan ia sering memainkan penisnya seperti yang Mas Zidan ajarkan meskipun tidak sampai keluar karena ia merasa akan pipis.
Sore ini, di hari Minggu, Ibu dan ayah sedang keluar berlibur, dan ini jadi kesempatan Tian untuk memainkan mainan kesukaannya yang ada pada Mas Zidan.
Ia menunggu di depan TV karena Mas Zidan masih belum pulang dari main futsal, dan orang tuanya juga belum balik. Ibu dan Ayah sudah mengajaknya untuk ikut bersama, tapi Tian tetap kekeuh menolak dengan alasan sakit dan membiarkan mereka pergi.
Ia melihat Mas Zidan sudah memarkirkan motornya di teras, dan Tian langsung berantusias pindah ke atas sofa untuk berbaring sambil berpura-pura tidur, berharap Mas Zidan langsung menangkap dirinya.
Tapi tidak, Mas Zidan langsung berlalu ke atas menuju kamarnya, meninggalkan Tian yang sedang pura-pura tidur di sofa.
Menyadari hal itu, Tian merasa kesal, dan segera menyusul Mas Zidan ke kamarnya. Ia melihat pintu kamar Mas Zidan tidak tertutup, dan Mas Zidan sedang tiduran di atas kasur masih mengenakan baju dan celana jersey futsalnya.
Mas Zidan tidur terlentang dengan kedua kaki sedikit terbuka, Tian langsung tersenyum sumringah melihat jendolan milik Mas Zidan dan langsung melangkah mendekat.
Tanpa aba-aba, Tian berjongkok di depan selangkangan kakaknya, mengecup-ngecup jendolan di balik celana jersey itu. Zidan yang menyadari itu hanya bisa pasrah, karena Tian memang sering menyelinap masuk ke kamarnya hanya untuk mengisap kontolnya sampai muncrat, saat ia sedang tertidur, hanya sekedar mengisap dan mengocok saja, karena hanya itu yang Tian tahu, kadang Tian membuat Mas Zidan ngecrot sampai 5 kali dalam semalam.
Saat ini, Tian melorotkan celana jersey Mas Zidan hingga menyisakan celana dalam berwarna abu-abu tua itu saja, dengan jendolan daging yang perlahan mengeras di dalamnya, kontol Mas Zidan semakin bertambah ukurannya di usia yang sekarang, sekitar 17cm, cocok untuk posturnya yang kurus tinggi itu.
Tian mengendus aroma keringat membasahi selangkangan Masnya pada celana dalam tersebut, sesekali ia menjilat ujung kepala penis Mas Zidan yang menyembul keluar dari celana dalamnya. Lama ia mengelus dan mengendus aroma kejantanan sang kakak yang masih terbalut celana dalam itu.
"Mas, aku isap ya?" kata Tian.
Tak ada jawaban dari Mas Zidan, ia hanya terdiam dan memejamkan matanya, membiarkan Tian bermain di bawah sana.
Tian menarik celana dalam milik Mas Zidan dan kontol gagah itu langsung mencuat keluar. Dengan rakus Tian langsung melahap kontol panjang berurat milik Mas Zidan, mengulumnya seperti es krim, menjilatinya dari bawa dua biji yang menjuntai hingga ke pangkal kepala kontol yang mengkilap itu.
Zidan memang tidak berbicara, tapi ia sengaja menggerakkan pinggulnya naik turun ketika Tian sedang lahap menghisap kontolnya.
Tian mendengar sesekali Mas Zidan mendesah keenakan, dan itu membuat libidonya semakin bertambah untuk menghisap kontol besar milik kakaknya.
Ia merasa mulutnya pegal, dan melepas isapan tersebut. "Mas, mau masukin ke anusku gak?"
Perkataan Tian barusan membuat Zidan kaget dan langsung duduk dari tidurnya. "Kamu tau darimana?" ucap Zidan menatap wajah adiknya yang penuh hasrat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenikmatan Gairah 21+
Novela JuvenilBL STORY 21+ MENGANDUNG UNSUR SEKSUAL YANG SENSUAL kumpulan cerita pengalaman seksual seorang gay selama perjalanan hidupnya. •Harap Bijak Dalam Membaca •Jangan Lupa Untuk Votement •Dilarang Plagiat