Haii..
Happy reading🍒•••
Di rumah sepi tidak ada siapapun, seperti nya mereka sudah tidur tinggal Aksel yang baru saja pulang dari rumahnya.
Pukul menunjukan 23.00 malam, Aksel pulang larut malam setelah habis main dari basecamp, pipinya memerah dengan rambut acak-acakan.
Cara jalan nya pun seperti sempoyongan lemas seperti habis tenaga, jika bundanya liat pasti ia akan khawatir banget.
Saat di dalam kamarnya Aksel sudah tidak kuat karena kepalanya terasa pusing dan juga mual, ia langsung merebahkan dirinya di kasur tanpa melepas sepatu dan jaketnya.
Matahari mulai terbit menyinari bumi, pagi ini Syani sudah mempersiapkan makanan untuk sarapan, di meja makan sudah ada anaknya dan suami terkecuali Aksel.
Sendari tadi Syani menunggu Aksel turun dari lantai atas, hatinya tidak tenang jika Aksel tidak makan takut nya ia sakit atau kenapa-kenapa.
"Bunda mau kemana?" tanya Leo.
"Mau bangunin abang kamu, takutnya dia sakit." ucap Syani.
Saat berada di depan kamar Aksel, Syani mengetuk pintu beberapa kali sambil memanggil nama Aksel, tapi tidak kunjung di buka oleh Aksel.
Syani ingin membuka pintunya tetapi pintu di kunci dari dalam oleh Aksel, jadi Syani memutuskan untuk kembali ke dapur.
Sedangkan di dalam kamar, Aksel sudah bangun dan sudah mandi sekarang ia sedang duduk di luar balkon sambil menghisap rokoknya.
Cuaca hari ini lumayan bagus, angin sepoi-sepoi menerpa kulitnya terasa sejuk ketika menikmati kesendiriannya di balkon rumahnya.
Aksel masih kesal dengan kejadian kemarin, bahkan sekarang Aksel tidak megabari Fira lagi, setelah kejadian kemarin Aksel tidak membuka handphone nya lagi.
...
Di kelas begitu ribut entah apa yang mereka bahas sampai berisik, Billa masih asik dengan handphone nya membuat Fira kesal.
"Billa, lo ngapain sih sampe lo liatin handphone segitu nya kayak mata lo tuh mau keluar dari tempatnya." kesal nya.
Billa menoleh ia menggeplak lengan Fira, "heh! mulut lo ya." tegur Billa.
"Ish, sakit tau! lagian dari tadi lo kcangin gue." timpalnya.
"Gue lagi chattingan sama bang Aisen, asal lo tau ya, si Citra udah di penjara dan sekarang gue bebas dari ancamannya dan satu lagi..."
"Kalo ngomong itu lanjutin, bikin penasaran orang aja." ketus Fira, Billa terlihat menahan bahagia nya sampai-sampai ia senyum-senyum sendiri.
Fira memutar bola matanya malas, kayaknya lama jika menunggu Billa senyum-senyum gak jelas, lantas Fira menggeplak meja dengan keras.
"Iya-iya, gue ceritain sekarang asal lo gak boleh cepu, ngerti?" ucap Billa, Fira mengiyakan saja karena ia sudah tidak sabar lagi menunggu Billa mengatakan nya.
"Gue udah jadian sama bang Aisen, dia yang duluan ngungkapin perasaan nya sama gue." ucapnya.
Fira melotot tidak percaya, sekarang Billa sudah mempunyai pacar dan kebetulan mereka satu geng dengan Aksel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Lover (End)
Teen Fiction"Mencintai mu itu bagaikan menguras air laut." . . . Kisah Fira yang membenci seorang laki-laki bernama Aksel askara adytama, semua ini berawal dari Aksel yang tidak sengaja menabrak Fira. Fira terjebak dalam cinta segitiga antara Aksel atau Marvend...