33

10.9K 868 5
                                    

Renzi tersenyum senang saat tahu suaminya sudah menunggu diluar kampus sekarang, tanpa memperdulikan orang-orang yang ada disini, ia berlari kearah suaminya itu sebelum memeluk pria itu dengan sangat erat seakan-akan menunjukan betapa bahagianya ia sekarang ini.

Kemarin mungkin ia sempat sakit karena tubuhnya masih belum siap menerima semua itu, tapi sekarang ia sudah sehat sehingga bisa berlari dan memeluk suaminya itu sekarang ini.

"Mas tahu dali mana kalo Lenzi udah pulang sekalang?" tanya Renzi dengan mendongak menatap kearah suaminya itu sekarang, kedua mata bulat itu mengerjab dengan pelan menunggu jawaban yang akan suaminya itu berikan sekarang, tadi sebelum mereka berangkat ia hanya mengatakan akan pulang sore tapi saat ia keluar sudah ada suaminya itu menunggu diluar, membuat dirinya merasa sangat-sangat senang.

"Kebetulan mas pulang sore, jadi sekalian datang kesini untuk melihat apa kamu sudah pulang atau belum, dan tadi satpamnya mengatakan jika kamu belum pulang maka dari itu sekarang mas ada disini menunggu kamu." ujar Kalandra dengan bicara sepelan mungkin agar tak di dengar oleh orang-orang, termasuk kedua sepupunya yang tengah memasang wajah jahil mereka sekarang, ia tak ingin semakin dijahili jika ketahuan bicara banyak sekarang.

"Mas Kalandla emang telbaik! Makin sayang sama mas Andla!" ujar Renzi dengan tatapan berbinar miliknya, dengan penuh semangat ia menggandeng tangan suaminya itu agar mau mengikuti dirinya bertemu dengan kedua teman barunya sekarang.

"Kenalin meleka beldua teman balunya Lenzi loh~ meleka baik sama Lenzi!" ujar Renzi dengan menatap kearah suaminya itu. Pemuda itu merasa sangat senang sehingga bingung sendiri bagaimana cara mengatakan betapa bahagianya dirinya sekarang ini.

"Kalian pulang," ujar Kalandra dengan menatap kedua sepupunya itu, dengan pelan ia menarik pinggang ramping itu agar mendekat kearahnya sebelum membawa Renzi ikut dengannya dan pulang kerumah tanpa memperdulikan tatapan kedua sepupunya itu, ia merasa cemburu melihat Renzi begitu bersemangat mengenalkan mereka, mungkin ia sudah terlalu menyukai pemuda itu sehingga semua ini bisa ia rasakan.

"Mas? Kenapa nggak sapa meleka dulu? Kenapa kita langsung pulang? Apa mas nda mau bicala sama meleka? Ah! Lenzi lupa kalau mas jalang bicala sama olang lain selain Lenzi, tapi mas seneng kan Lenzi punya temen sekalang?" tanya Renzi dengan masuk kedalam mobil saat pria itu membukakan pintu untuknya masuk, sebelum Kalandra berjalan kearah samping pintu mobil sebelahnya dan ikut masuk kedalam mobil juga.

"Mas ikut merasa senang karena sekarang kamu sudah mempunyai teman yang bisa menemani kamu dan bicara sama kamu di kampus, cuman mas ingin agar kamu tak terlalu dekat dengan mereka berdua, karena apa? Karena mas tak ingin si manis-nya mas diambil orang lain, kamu mengerti?" ujar Kalandra tanpa menatap kearah si manis sekarang karena ia tak ingin membuat Renzi takut karena raut wajahnya sekarang.

"Lenzi ngelti kok! Kami kan cuman belteman biasa! Nda lebih, kalau kita kan udah nikah jadi halus sama-sama telus," ujar Renzi dengan santai, ia merasa suaminya itu tak ingin ia diambil orang, padahal kan mereka sudah menikah jadi otomatis dirinya akan selalu bersama dengan pria itu, ingin sekali ia mengatakan itu semua namun ia takut membuat suaminya itu marah.

"Hm. Kamu tak boleh terlalu dekat dengan mereka, karena kamu miliknya mas." ucap Kalandra, ia merasa jika ini semua sudah sangat dalam. Ia sangat mencintai pemuda itu sehingga saat ada orang baru berusaha masuk, ia merasa tak rela seakan-akan orang itu akan mengambil miliknya sekarang juga.

"Iyaaa~ mamasku sayang!" ujar Renzi dengan senyuman manis miliknya, ia tahu pasti suaminya itu tengah merasa kesal karena ia begitu bersemangat memperkenalkan pria itu dengan kedua temannya tadi, ah ia merasa sudah sangat tahu tentang semua sikap dan juga tingkah suaminya itu sehingga semuanya terasa lebih mudah.

Kalandra tersenyum kecil mendengar jawaban yang si manis berikan padanya barusan, memang jika memiliki hubungan dengan seseorang yang super polos itu ada susah dan juga senangnya, susah karena tak bisa peka dengan situasi yang terjadi diantara mereka berdua, dan juga senang karena bisa bisa memberi pelajaran untuk pemuda itu secara perlahan-lahan dan juga sesuai dengan apa yang dirinya inginkan.

"Apakah kita akan langsung pulang, manis?" ujar Kalandra tanpa menatap kearah Renzi, membuat pemuda itu terkekeh mendengar perkataan yang baru saja suaminya katakan sekarang, rasanya sangat geli saat mendengar suaminya mengatakan itu semua, padahal tadi ia juga mengatakan hal itu.

"Pulang aja! Soalnya Lenzi mau keljain tugas sama manja-manja beldua sama mas Kalandla~" pemuda itu kembali mengatakan hal manis, membuat Kalandra tersenyum mendengar itu semua, si manis memang pandai mencairkan suasana yang terasa dingin tadi.

***

"Ihh! Tulunin! Tulunin Lenzi! Nanti kita beldua nyungsep!" seru Renzi saat melihat suaminya itu menggendong tubuhnya dengan sangat mudah, saat akan masuk kedalam rumah, sampai sekarang saat naik tangga. Ia mengira suaminya itu hanya akan membawanya sampai keruang tengah, namun nyatanya ia salah karena pria itu juga membawanya naik tangga, rasanya sangat takut dan juga menyeramkan!

"Suutt! Diam sayang, kalau kamu terus-terusan bergerak maka kita akan jatuh beneran. Diam hm? Kita akan melakukan semua ini seperti pasangan yang baru saja menikah," ujar Kalandra, terkesan kekanak-kanakan namun ia sangat ingin melakukan itu semua karena saat mereka menikah dulu, tingkahnya sangat dingin, ia ingin menebus itu semua.

Renzi tertawa mendengar itu semua, ternyata itu alasan suaminya menggendong dirinya tanpa sebab apapun, rasanya sangat menggelikan dan juga menyenangkan secara bersamaan. Ia memeluk pria itu saat tahu alasan dibalik ini semua, menikmati kebersamaan mereka berdua yang sangat jarang terjadi karena sama-sama sibuk di kantor dan juga kampus.

Kalandra menurunkan tubuh si manis, menangkup wajah menggemaskan dari pemuda itu sebelum mendekatkan wajah mereka dan menggesekan hidung mereka berdua.

"Kenapa kamu selalu menggemaskan hm?" tanya Kalandra, entah sudah beberapa kali sejak mereka menikah karena bersama dengan pemuda itu seperti kebahagiaan tersendiri untuknya, si manis dengan segala tingkah menggemaskannya dan ia dengan segala sikap pengertiannya sekarang ini.

"Olang-olang selalu bilang Lenzi gemes, padahal kan Lenzi cuman diem mas, apa yang gemes coba?" tanya Renzi dengan tetap membiarkan suaminya itu menangkup wajahnya sekarang ini.

"Kamu memang menggemaskan, itu hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu," ujar Kalandra dengan memberikan beberapa ciuman diwajah pemuda itu, membuat Renzi tersenyum sebelum memeluk suaminya itu dengan perasaan nyaman.

Bersambung...

Votmen_

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang