Chapter 1 : Call at night

29 4 2
                                    

Hyejin.

Aku memandang langit langit kamarku yang di cat menyerupai langit biru dan awan berwarna putih, mataku sudah mulai mengantuk karena efek lelah setelah seharian bekerja, aku perlahan lahan memejamkan mataku.


"Tok...tok."

Terdengar suara ketukan di pintu kamarku. Ya Tuhan, belum lima detik aku memejamkan mata kenapa sudah ada saja yang mengganggu?.

"Noona, apakah kau sudah tidur?"

Terdengar suara salah satu adik kembarku dari balik pintu kamar, aku perlahan bangkit dari tempat tidurku dan membuka pintu kamar dengan malas malasan. Kulihat di depanku Soobin dengan menunjukkan ponselku yang berada di tangannya dengan nada dering yang senyap tapi tertera nama PARK JIMIN di layar. Aku mendengus kasar, ada apa lagi si Casanova itu menelepon di jam seperti ini? Menganggu orang saja.

"Sini, biar kutangani si marga Park ini," Ucapku sambil mengambil ponselku dari tangan Soobin.

"Ponsel Noona tertinggal di meja makan, lalu aku melihat panggilan untukmu, siapa itu Park Jimin? Kekasih Noona ya ?" Tanya Soobin adik bungsuku.

"Bukan, dia hanya rekan kerjaku Soobin-aa, kalian berdua jangan tidur larut malam, awas saja kalian kalau besok susah aku bangunkan."

Wajah Soobin terlihat cemberut.

"Noona ini galak sekali," erutu Soobin sambil menuruni tangga.

Aku menggeser tombol berwarna hijau.

Jimin.
📞 "Yaak Hyejin-aa, kau kemana saja eoh ? Aku berkali kali menelponmu."

Aku.
📞 :"Apa kau tidak sadar sekarang pukul berapa Jimin-ssi? Aku baru saja ingin memejamkan mata."

Jimin.
📞 : "Aku sedang bersama Taehyung sahabatmu, dia mabuk dan tidak mau kubawa pulang, kecuali bila kau yang menjemputnya kesini."

Aku :
📞" Dasar pemuda aneh, kenapa minum alkohol? Padahal toleransinya terhadap alkohol sangat rendah, apa kau yang mengajaknya ke Club?"

Jimin.
📞 : "Tentu saja tidak, dia yang mengajakku ke Club ini, cepatlah jemput dia, Kim Taehyung itu jangankan saat mabuk, saat tidak di bawah pengaruh alkohol saja keras kepala, aku akan mengirimkan alamat club ini, datanglah!"

Aku.
📞 : "Kenapa kalian sangat menyusahkan?"

Jimin : "Hanya Kim Taehyung yang menyusahkanmu, aku tidak."

Aku.
📞 : "Tunggulah disana, aku akan datang dalam waktu tiga puluh menit."

Aku mematikan ponselku dan melihat pesan yang di kirimkan oleh Park Jimin, terlihat ia mengirimkan foto Taehyung yang menelungkupkan kepalanya di meja bartender dan selain itu ada alamat club dimana mereka sekarang berada. Padahal Taehyung itu laki laki, mabuk di club itu sudah biasa tapi tetap saja aku geram dengan hal itu, karena kalau sudah mabuk Taehyung tidak mau pulang kalau bukan aku yang menjemputnya, definisi teman yang benar benar menyebalkan.

Aku mengganti piyamaku dengan kaos oversize dan celana jeans ,kuraih hodie warna Navy yang tergantung di dinding kamarku, aku menuruni tangga menuju lantai dasar rumahku, dan aku melihat keberadaan kedua adik kembarku masih berada diruang tengah.

"Noona mau kemana malam malam begini?" Alis Yeonjun berkerut ketika melihatku menuruni tangga.

"Taehyung mabuk di club dan ia tidak mau pulang kalau bukan aku yang menjemputnya." Aku menerangkan kepada kedua adik kembarku.

FRIENDS WITH BENEFITSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang