Bab 5

45 13 0
                                    

Hallo Watashi update nih, jangan lupa kewajiban untuk

VOTE

KOMEN

HAPPY READING

***

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 15:30, ini adalah waktu yang paling ditunggu tunggu oleh anak sekolah untuk segera pulang.

"Bang Mahen, Dika dibully teman sekelasnya bang sampe sampe tongkat bantu Dika dipatahin oleh mereka" ucap Ali teman sebangku Dika.

Kebetulan kelas Mahen saat jam pelajaran terakhir kosong, jadi Mahen lebih awal keluar kelas dan menunggu semua adik adiknya didepan gerbang sekolah.

Mahen dengan cepat berlari menuju kelas Dika, jarak dari gerbang kekelas Dika juga lumayan jauh, Mahen tetap berlari walau kondisi tubuhnya saat ini sudah lemas, saat jam istirahat siang tadi Mahen dibegal oleh Andra dan teman temannya, Andra sebagai ketua dikomplotan itu menyuruh Mahen untuk menyerahkan semua uangnya.

"Kasihin semua uang lo ke gue" ucap andra tanpa basa basi.

"Maaf bang, gue nggak punya uang, uang gue cuman cukup untuk makan siang aja"

"Gue nggak peduli, mau lo makan atau nggak pokoknya kasih ke gue sekarang, asal lo tau ya gue bisa aja buat lo keluar dari sekolah ini sekarang juga, lagian ngapain sih lo sekolah disini mana mungkin sekolah elit nerima sampah kek lo"

"Kalo gue sampah lo apa dong, rongsokan! minimal ikut olimpiade juara 1 provinsi dong"sindir Mahen tak mau kalah, memang Andra tak akan bisa menandingi kepintaran Mahen, enak saja berlian Adipati Gold dibilang sampah sama murid rongsokan kayak Andra!.

"Banyak bacot lo, asal lo tau ya gue itu sengaja supaya lo ngerasain gimana rasanya dapat juara 1, tapi lo malah songong" Andra benar benar marah, wajahnya sudah merah padam, emosinya benar benar sedang bergejolak sekarang.

"Udah miskin nggak punya orang tua bisa bisanya lo masuk disini, mulung aja tuh dijalanan atau nggak jadi pengemis tuh sana! nggak usah mikirin pendidikan orang kayak lo miskin nggak akan bisa berhasil, karna jaman sekarang lo punya harta lo berkuasa" ucapnya dengan angkuh.

Kedua tangan Mahen di tahan oleh komplotan Andra, dengan emosi yang meledak ledak Andra memulai aksinya dengan memukul perut Mahen secara membabi buta, setelah melancarkan aksinya aandra mengambil uang Mahen dan meninggalkannya begitu saja.

Mahen tak memperdulikan dirinya saat ini, kepalanya sudah mulai pusing, penglihatannya perlahan lahan mengkabur, keseimbangan badan nya mulai tak terkendalikan.

Bruk!

Mahen tersungkur, tubuhnya terbanting dengan keras, kesadarannya perlahan lahan memudar, ia pingsan ditempat.

***

"Bang bangun bang" Niko terus menepuk nepuk pipi sang kakak dengan lembut, "Abang kenapa bang" isakan tangis anak itu begitu menyedihkan.

Mahen perlahan lahan membuka matanya, rasa sakit masih memengaruhi dirinya, "Niko kenapa nangis" Mahen segera duduk lalu memegang wajah sang adik yang sudah memerah akibat menangis.

The seven of us forever ? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang