𝟢𝟦

36 4 1
                                    

  Younghoon itu, ternyata malaikat, ya? Sunwoo tidak habis pikir ketika kali ini tangannya kembali digenggam erat olehnya setelah sempat Sunwoo berusaha melepaskan diri karena takut melukai.

  Untuk memiliki rasa takut seolah semua akan berakhir sepanjangan waktu saja sebenarnya sudah ‘red flag’ kalau kata Eric. Tetapi, entahlah, Younghoon bersikeras bahwa Sunwoo juga pantas untuk dicintai, dan semua persoalan dalam hubungan mereka akan selalu bisa diselesaikan. Semua bisa dilewati, katanya.

Jadi, Sunwoo mempercayainya saja. Genggaman tangan Younghoon yang hangat dibalasnya, dan kali ini seolah memulai ulang, Sunwoo kembali merasa hidup dengan adanya Younghoon dan berjuang lebih keras untuk melawan arus air dingin yang sewaktu-waktu mendatanginya.

Untuk sesaat, Sunwoo merasa sudah bisa melihat daratan setelah lama tenggelam.








  Sunwoo rasa, ada titik di mana dirinya sebenarnya ingin dibantu untuk keluar, hanya saja terlampau malu untuk meminta bantuan ketika orang lain terlihat baik-baik saja. Karena teori di otak Sunwoo adalah; kalau yang lain bisa, kenapa aku tidak?

“Semua orang kan berbeda-beda, Sunwoo. Termasuk caramu dan caraku menghadapi sesuatu, kan selalu berbeda.” Younghoon menjelaskan, dan Sunwoo hanya mengangguk perlahan merasa masuk akal.

“Iya juga, ya. Kakak dan aku kan sebenarnya berbeda sekali,” Sunwoo menanggapi, mengingat kembali mengenai perbedaan mereka yang lumayan banyak.

Seperti bagaimana Sunwoo yang tidak suka konflik dan lebih memilih menghilang daripada menghadapinya, Younghoon merasa lebih mudah untuk segera diselesaikan. Sunwoo yang lebih sering memilih untuk menyendiri, dan Younghoon yang hanya ingin ditemani Sunwoo. Lalu bagaimana Sunwoo bisa menghabiskan sepanjang hari menulis mengenai Younghoon, dan Younghoon yang lebih mudah menyampaikan melalui tindakan.

Ujung magnet dengan kutub berbeda, saling tarik-menarik. Sunwoo rasa, ada kalanya di mana perbedaan mereka terasa terlampau sulit untuk dicari di mana titik tengahnya. Tetapi, Younghoon selalu sabar menanti hingga Sunwoo cukup siap untuk diajak mencari jalan tengahnya bersama-sama.



  Ada sedikit rasa takut, mungkin sebenarnya tidak sedikit juga. Tetapi, selagi Younghoon mau bersabar dengannya, semua akan berakhir dengan baik, kan?










  Mungkin, pada beberapa waktu tertentu, ada masa di mana usaha Sunwoo tidak berhasil dengan cukup. Ketika terjadi, Younghoon tidak pernah marah dan membentak, hanya pergi dengan wajah kecewa, lalu kembali beberapa saat setelahnya untuk kembali membicarakannya.

Jujur saja, Sunwoo lupa kapan terakhir kali dirinya benar-benar menghadapi banyak hal yang menjadi penghalang untuk sebuah hubungan. Sudah Sunwoo bilang, kan, kalau hubungannya tidak pernah berlangsung lama.

  “Sejujurnya, ketika kamu butuh banyak waktu untuk sendiri begitu, aku merasa sedih. Tetapi, aku tidak boleh egois, kan?” Younghoon tiba-tiba berkata jujur malam itu, dan Sunwoo berdehem membersihkan tenggorokannya yang mendadak terasa kering.

  “Aku lebih sayang kamu, sih. Jadi, tidak masalah, kurasa. Aku akan senang di setiap waktu yang kamu sisihkan untukku.” Younghoon melanjutkan, dan Sunwoo tidak bisa menghentikan bagaimana rasa nyeri menyerang ketika mendengarnya.

• 𝑻𝒉𝒆 𝑫𝒓𝒐𝒘𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑺𝒘𝒊𝒎𝒎𝒆𝒓 • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang