BAGIAN VI: KEMBALI

26 2 0
                                    

"Nak, ayah dan ibu ada di sini, nak"

Terdengar suara samar-samar di dekatnya. Caramel mencoba untuk membuka matanya perlahan, dan melihat kedua orang tuanya dengan pandangan yang kabur. Mukanya penuh dengan lebam. Tangannya sedang diinfus dan badannya terbaring sangat lemas..

Dengan suara yang lembut, Caramel berkata "Yah, bu, maafin Caramel karena sudah kabur dari rumah. Caramel sangat sedih saat tau ayah dan ibu ingin pisah.

Kemudian ayahnya membalas sambil mengelus kepala Caramel dengan lembut, "Siapa juga yang mau pisah? Memangnya ayah akan sanggup jika kehilangan ibu?"

Caramel langsung merasa sangat lega dan perasaannya menjadi bahagia seketika. Di rumah sakit itu, orang tuanya menemaninya untuk beberapa malam. Dari situ, untuk pertama kalinya dalam 1 tahun terakhir, mereka benar-benar menghabiskan banyak waktu bersama dengan mengobrol. Mereka membicarakan banyak hal.

Ibu Caramel menyadari bahwa selama ini ia sudah mendidik Caramel begitu keras sampai tidak sadar bahwa anaknya tidak bahagia. Hanya saja ibunya tidak ingin Caramel direndahkan oleh orang lain karena pendidikannya seperti yang ia rasakan selama ini. Ayah Caramel menyadari bahwa dirinya terlalu fokus mencari nafkah hingga lupa bahwa yang keluarganya butuhkan bukanlah sekedar uang, namun juga sosok suami dan ayah yang mampu memimpin keluarga dengan baik. Caramel juga menyadari bahwa ia kurang terbuka dengan kedua orang tuanya. Ia sebenarnya tidak terlalu suka dengan pelajaran akademis, ia lebih menyukai hal-hal yang berbau seni.

Setelah beberapa hari Caramel dirawat inap, akhirnya Caramel sudah mulai pulih dan sudah bisa pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ayahnya memberitahukan sesuatu hal.

"Ayah ada berita baik nih... Ayah akan kembali tinggal di Jakarta! Ayah telah resign dari tempat kerja ayah dan memutuskan untuk membuka bisnis sendiri di sini. Jadi ayah bisa menemani 2 manusia kesayangan ayah. Uang bisa dicari kapan saja dan dimana saja. Tetapi sangat sulit bisa menemukan 2 manusia hebat kayak kalian."

Caramel langsung memeluk sang ayah dan ibunya sambil mengatakan, "Terima kasih ya, Caramel sayang ayah dan ibu."

Tanggal: 25 Desember 2023

Dear Diary,

Aku bersyukur Tuhan menjawab doaku. Akhirnya rumahku kembali ramai. Kami selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dan saling bertukar cerita setiap harinya. 

Bagiku, keluarga adalah harta yang tak akan bisa dibayar dengan uang. Bahkan, bekerja keras seumur hidup pun tidak akan pernah cukup untuk membeli ketulusan dalam sebuah keluarga. Mau serapuh dan sehancur apa pun kita, kita akan tetap diterima di dalam rumah.

Terkadang, dalam menentukan apa yang kita anggap sebagai pilihan terbaik, kita cenderung menjadi egois. Kita terlalu fokus dan mengikuti versi 'terbaik' yang kita miliki, sehingga lupa bahwa apa yang terbaik bagi kita, belum tentu yang terbaik bagi orang lain. 

Bagaimanapun itu, selama kita masih mau mengusahakan yang terbaik, pada akhirnya, kita akan selalu menemukan jalan untuk kembali pulang ke rumah.

Jalan PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang