Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat pendakian gunung.
Mereka turun dari bus satu-persatu. Setelah semuanya turun, barulah penjaga tempat itu memberikan arahan kepada mereka.
"Apakah semuanya sudah lengkap?" tanya bu Lisa memastikan apakah semuanya sudah turun dari bus.
"Sudah bu!" sahut mereka.
"Baiklah, kalau begitu mari kita dengarkan penjelasan dari pak Handoko selaku pendamping kita dalam pendakian gunung kali ini." ujar bu Lisa.
"Jadi ada beberapa peraturan yang harus kalian taati selama proses pendakian. Yang pertama, jaga sikap kalian dan jangan berbuat hal yang aneh-aneh. Kedua, jangan menegur atau menyahut saat ada suara-suara aneh ataupun melihat makhluk aneh saat dalam perjalanan, abaikan saja. Ketiga, ketika sudah mulai gelap, segera berhenti dan beristirahat, jangan sesekali kalian berniat untuk melanjutkan perjalanan di malam hari. Keempat jangan penasaran dengan hal-hal yang bukan urusan kalian." jelas Pak Handoko.
"Apakah semuanya sudah paham?" tanya pak Handoko.
Kemudian mereka semua serempak mengangguk.
"Baiklah, mari kita mulai perjalanannya." ajak pak Handoko.
Kemudian mereka semua mengikuti pak Handoko dari belakang, didampingi dengan bu Lisa yang menjaga di depan, dan pak Dani menjaga di belakang bersama beberapa kakak tingkat laki-laki.
Sepanjang perjalanan, Alura terus berdoa dalam hati agar mereka dilindungi dari segala mara bahaya dan sampai tujuan dengan selamat.
Belum setengah jam mereka berjalan, tiba-tiba terdengar suara serigala yang mengaung dengan kerasnya mengisi keheningan penjuru hutan.
Para mahasiswa/i berteriak ketakutan, membuat situasi di tengah hutan itu semakin mencekam dan ricuh tak karuan. Sedangkan pak Handoko berusaha menenangkan mereka.
Alura menoleh saat merasa sesuatu sedang mengintai mereka, terlihat sosok bayangan hitam tengah berdiri di sebelah pohon besar nan tinggi di sebelah kanan mereka. Meskipun pohon tersebut letaknya cukup jauh, tidak menutup kemungkinan Alura merinding dibuatnya.
Alura segera memalingkan pandangannya ke depan, menatap pak Handoko yang terus berusaha menenangkan mereka yang sedang histeris ketakutan.
"Tenang semuanya! Jangan takut, ikuti saya dan jangan ada yang berhenti di tengah jalan!" titah pak Handoko.
Kemudian Alura dan semuanya melanjutkan perjalanan sesuai instruksi dari pak Handoko, meskipun masih agak takut dan syok dengan kejadian barusan, mereka tetap mengikuti beliau.
****
Malam pun tiba, mereka kemudian mendirikan tenda masing-masing yang hanya boleh berisikan 2-3 orang di dalamnya. Dengan catatan, Laki-laki dan perempuan tidak boleh satu tenda.
Saat ini, Alura dan Regina sedang berusaha mendirikan tenda mereka yang tak kunjung selesai. Padahal mereka berdua sudah mengikuti tutorial video yang mereka download sebelum perjalanan, tapi tetap saja tenda itu tidak mau berdiri kokoh dan terus saja roboh kembali.
"Aish! Ngeselin banget deh ni tenda!" ujar Regina mengeluh kesal sambil menendang ujung tenda emosi.
"Kita coba sekali lagi," ujar Alura berusaha sabar.
Masalahnya ini sudah percobaan ke-3 kalinya, siapa yang tidak emosi coba?!
"Kenapa? Tendanya ga mau kepasang?" tanya Gion yang baru saja datang bersama Fadil.
"Iya! Udah tiga kali percobaan yon! Capek gue masangnya." jawab Regina sambil memeluk boneka piggy pink nya.
"Yaudah kalian istirahat aja dulu, biar gue sama Gion yang masangin." sahut Fadil iba melihat teman yang sering diajaknya bertengkar itu.
Kemudian Fadil dan Gion beranjak dan mulai memasang tenda itu agar mau berdiri kokoh serta dapat ditempati dengan nyaman oleh kedua gadis tersebut.
Disisi lain, Alura dan Regina sedang duduk sambil makan cemilan sembari menunggu tenda mereka selesai dipasang.
Alura tak sengaja menatap ke samping kiri, ia melihat sesuatu bergerak di sana. Kening Alura mengerut saat melihat jaket yang dikenakan orang itu mirip dengan jaket couple yang diberikan dosen untuk mereka.
Tangan orang itu terus mengayun ke atas seolah meminta pertolongan, wajahnya memang tak jelas karena berada di tengah remang-remang cahaya, namun Alura bisa memastikan bahwa itu adalah teman sekampusnya.
Alura berlari ke arah sana, ditemani dengan senter yang berada ditangannya. Bertepatan dengan itu, Fadil dan Gion selesai memasang tenda mereka dan mulai berjalan ke arah tempat Alura dan Regina berada.
"Alura! Lo mau kemana?!" teriak Regina saat menoleh dan mendapati Alura tengah berlari ke arah hutan yang gelap.
"Alura mana?!" tanya Gion panik saat tidak melihat Alura di dekat Regina.
"Ikut gue! Tadi dia lari ke arah sana!" titah Regina menyusul Alura yang lambat laun mulai menjauh.
Sementara Alura, ia terus berlari mengejar orang itu. Saat ia mengarahkan senternya tepat di tempat orang itu berada, Alura dapat melihat dengan jelas bahwa saat ini seorang gadis yang mulutnya sedang dibekap oleh seseorang bertudung hitam.
Alura berlari hendak menghampirinya, namun anehnya, kedua orang itu tiba-tiba menghilang di tengah gelapnya malam yang mencekam.
Alura terus mengarahkan senternya ke penjuru hutan, berharap dapat menemukan mereka. Namun naasnya, ia tak menemukan apapun di sana.
Alura terdiam beberapa saat.
"AAAAAAA!!"
Hingga suara teriakan seorang gadis mengalihkan atensinya, Alura segera berlari ke arah pohon besar menjulang tinggi yang tak jauh dari tempatnya tadi berada.
Saat sampai sana, Alura terdiam kaku melihat gadis itu ditusuk berkali-kali dengan pisau hingga detik berikutnya, gadis itu menghembuskan nafas terakhirnya disertai dengan darah yang sudah bercucuran di sekitaran tubuh gadis itu.
Alura menatap wajah pelaku yang saat ini tengah menatapnya dingin, ada luka goresan memanjang di pipi bagian kiri Pria tersebut.
Pria itu berjalan mendekati Alura dengan pisau ditangannya yang sudah penuh akan darah milik gadis yang saat ini sudah tergeletak tak bernyawa.
Alura tetap berdiri tanpa ada niatan untuk berlari ataupun kabur dari Pria itu, Alura malah balik membalas tatapan dinginnya.
Perlahan, Pria itu mulai mendekat seraya terus menyeringai seolah sedang menemukan mangsa baru. Alura memegang erat senternya dengan tatapan tajam bak elang yang sedang marah sambil menatap Pria dihadapannya itu.
Serigala kembali mengaung, suaranya menggema ke seluruh hutan membuat burung-burung beterbangan untuk menyelamatkan diri.
Suasana malam itu semakin mencekam, aura tak nyaman muncul ditengah kegelapan dan suramnya malam.
"ALURA!!"
****
Thanks udah baca, see you next time🤍.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet but psycho (Alura Tamara)
Детектив / Триллер"Alura mana?!" "Ikut gue! Tadi dia lari ke arah sana!" Sementara Alura, ia terus berlari mengejar mereka. Saat ia mengarahkan senternya tepat di tempat mereka berada, Alura dapat melihat dengan jelas, bahwa di sana, didekat pohon yang menjulang t...