Saat ini, Alura tengah menatap jam di tangannya. Waktu kerjanya sudah hampir selesai, bu Diana mengajaknya untuk makan malam, tentu saja Alura menerimanya karena gadis itu sudah lapar sedari tadi.
Saat hendak menutup Cafe, seorang pria berjas hitam tiba-tiba masuk dan berjalan memasuki Cafe tersebut.
Alura menoleh menatap datar Pria itu, Alura terdiam sebentar saat melihat wajahnya, plaster luka di bagian pipi kirinya sudah menjelaskan segalanya. Kemudian gadis itu kembali memalingkan wajahnya berpura-pura sibuk.
"Dia datang dengan sendirinya." gumam Alura.
"Permisi Nona, saya ingin memesan sesuatu." ujar Pria itu.
Alura masih tak menanggapinya.
"Nona? Apa kau mendengarku?" tanya Pria itu.
"Maaf tuan, kami sudah tutup. Silahkan keluar dan cari Cafe lain." sahut Alura dengan bersedekap dada sembari menatap Pria itu datar.
"Saya tidak peduli." jawab Pria itu tak kalah datar, lalu dengan tidak sopannya duduk di salah satu kursi Cafe.
"Alura? Ada pelanggan? Yasudah layani saja dulu." titah bu Diana yang baru saja datang dari dapur.
"Tidak bu! Bukankah kita sudah tutup?" tanya Alura.
"Tidak apa nak, siapa tahu dia sangat sibuk hingga baru sempat pergi ke Cafe di jam-jam seperti ini untuk makan." jawab bu Diana.
"Baik bu." ujar Alura menurut, kemudian mengambil buku menu dan menyerahkannya pada Pria berjas hitam itu.
"Silahkan anda pilih menunya, lalu beritahu saya jika sudah selesai." ujar Alura.
"Sudah selesai," sahut Pria itu, membuat Alura menoleh heran.
Tanpa aba-aba, Pria itu menarik tangan Alura sehingga membuat badan gadis itu condong ke depan. Akibatnya, wajah mereka sangat berdekatan sekarang, deru nafas yang dapat terdengar satu sama lain.
"Saya menginginkanmu untuk makan malam. Bagaimana?" bisik Pria itu tepat ditelinga milik Alura.
Alura menatap Pria itu dingin kemudian kembali memundurkan dirinya.
"Maaf tuan, kami tidak menjual jalang di sini. Jika anda menginginkan jalang, anda bisa langsung saja pergi ke Club malam." tukas Alura.
Kemudian gadis itu melangkah menjauh dari sana.
Pria itu kembali menarik tangan Alura, kemudian menyodorkan sebuah kartu nama.
Daren H, Alura tak sengaja melihat nickname Pria itu.
Bukannya menerima kartu nama tersebut, Alura malah melepaskan cekalan tangannya dari Pria itu kemudian melengos pergi dari sana.
"Bu Diana," panggil Alura.
"Iya ada apa Alura?" sahut bu Diana.
"Saya lupa ada tugas kuliah, maaf Saya tidak bisa makan bersama anda malam ini." ujar Alura. Entahlah, tiba-tiba nafsu makannya menghilang saat melihat wajah Daren.
"Baiklah, tidak apa. Kita bisa makan malam bersama lain kali." balas bu Diana kemudian Alura mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu saya pergi dulu, terimakasih." ucap Alura mengecup punggung tangan bu Diana, kemudian melangkah keluar pergi dari sana.
Sementara Daren masih tetap di posisinya seraya terus menatap kepergian Alura dengan pandangan rumit.
****
Sampai kostnya, Alura segera berjalan masuk. Ketika hendak menutup pintu, gadis itu tersentak kaget saat sebuah tangan kekar mendorong pintunya hingga kembali terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet but psycho (Alura Tamara)
Misteri / Thriller"Alura mana?!" "Ikut gue! Tadi dia lari ke arah sana!" Sementara Alura, ia terus berlari mengejar mereka. Saat ia mengarahkan senternya tepat di tempat mereka berada, Alura dapat melihat dengan jelas, bahwa di sana, didekat pohon yang menjulang t...