𖥔42.Pertemuan antar keluarga𖥔

71 7 0
                                    


"Hidup kalo gak banyak masalah ya banyak plot wist."


Happy reading



1 November, 2023

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.50 WIB, 4 Pria tampan sudah berada di dalam mobil berwarna hitam sejak 20 menit lalu, mobil hitam itu membelah jalanan Jakarta yang sedikit mecet karena banyak penduduk kota yang akan segera berangkat kerja ataupun sekolah.

Langit Jakarta yang masih berwarna biru, tanpa gumpalan awan putih terlihat indah di mata Jefran yang duduk di barisan depan, sebelah bangku pengemudi yang di duduki oleh Arga.

Hening menyelimuti perjalanan mereka, tak ada suara apapun termasuk radio mobil sedikit pun, dan juga sedari tadi tak ada yang membuka suara sedikit pun, termasuk Arga.

"Langit, mau seindah apapun engkau, kau tetap tak bisa ku jangkau, aku hanya lah manusia, sedangkan kau langit indah yang tinggi di atas sana. Dunia terlalu besar untuk manusia yang sekecil ini, bisa kah aku melewati ini semua dengan senyuman?" Batin Sagara sembari menatap Langit Kota Jakarta.

.

.

.

.

Mobil Arga kini berhenti di depan rumah besar dengan cat berwarna putih dan coklat yang di padukan dengan cantik.

"Udah sampe, ayo turun." Arga membuka seatbelt nya, kini keempat Laki-laki itu turun dari mobil hitam dengan style nya masing-masing.

Arga memasuki rumah tersebut di ikuti oleh 3 anak nya, salam Arga ucapkan saat ia menginjakkan kaki nya di teras rumah "Assalamualaikum!"

"Waalaikumsallam! Wah, sudah datang, ya, ayo masuk dulu." Sambut seorang wanita paruh baya yang seperti nya adalah ibu Rea, mereka ber empat pun masuk ke dalam rumah, mengikuti wanita itu.

Keluarga Rea terlihat sudah menunggu kedatangan Arga di ruang tamu, beberapa pasang mata menatap ke arah Arga dan ketiga anak nya.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh." -Arga.

"Waalaikumsallam warohmatullahi wabarokatuh!" Semua orang yang berada di ruang tamu sana menjawab salam yang baru saja Arga keluarkan.

"Ayo duduk." Arga mengangguk dan duduk di tempat ia awal berdiri, di susul oleh ketiga anak nya yang duduk bersebelahan.

"Jadi, sebelum nya saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Arga Saputra Andreas, calon dari Rea Putri Syafana." Arga tersenyum ke seluruh anggota keluarga Rea yang berada di sana.

"Ini anak sulung saya, Jefran Azlan Andreas, dan ini anak tengah atau anak kedua saya yaitu Sagara Raveza Andreas, dan terakhir adalah anak bungsu saya yaitu Jevan Ashad Andreas." Arga mulai memperkenalkan 3 anak laki-laki nya, menunjuk satu persatu.

Obrolan hangat di mulai, makan bersama juga di lakukan di sana. "Arga, kamu ini duda, ya?" Tanya salah satu anggota keluarga yang di duga adalah Kakak sulung Rea, "Betul, saya duda anak 3," Jawab Arga.

Kakak Rea mengangguk paham "Duda hidup atau duda mati?" Tanya nya sekali lagi, Arga terdiam sejenak "Duda hidup," Jawab nya dengan senyuman terpatri di wajah nya.

"Saga ke luar, ya," Izin Sagara kepada sang Ayah sebelum ia beranjak keluar rumah, Arga mengangguk memberi izin.

Sagara melanjutkan langkah nya keluar ke rumah Rea, ia duduk di atas gazebo yang berdiri kokoh di depan rumah Rea, mengeluarkan ponsel dan memainkan sebuah video game yang bernama mobile legend.

"Sagara?" Panggil seseorang membuat yang di panggil menoleh menatap seseorang yang memanggil nama nya.

Sagara terkejut ketika melihat siapa yang memanggil nya "Loh? Lo ngapain di sini?" Tanya Sagara dengan penuh tanda tanya, beruntungnya ia baru saja menyelesaikan game nya.

"Acara keluarga?" Riki mengangkat bahu nya ragu, ya orang yang memanggil nama Sagara adalah Riki "Kalo lo?" Tanya Riki kepada Sagara yang duduk di sebelah nya "Sama."

Riki mengerutkan dahi nya, acara keluarga? Keluarga siapa? Bukan kah keluarga Arga berada di Bekasi? Lagi pula, Sagara berada di depan rumah Rea, apakah ada sesuatu yang ia tak tahu?

"Kak Ikiiii!" Suara cempreng khas anak kecil terdengar membuat kedua lelaki itu menoleh ke arah suara tersebut, "Leta?" Batin Sagara.

Riki dengan sigap mengangkat tubuh mungil itu dan mendudukan nya di atas pangkuan nya, "Kak Iki, Leta mau jajan es klim, tapi kata mama halus di temenin sama Kak Iki," Kalimat itu keluar dari bibir mungil anak kecil yang bernama Leta.

"Leta mau jajan ice cream?" Tanya Riki dengan senyuman kecil di wajah nya, Leta mengangguk semangat "Yaudah, tapi bareng temen Kak Iki ya?" Leta mengangguk lagi.

Leta menolehkan kepala nya ke arah Sagara "Kak Saga?"

"Kamu Leta kan?" Tanya Sagara memastikan, Leta mengangguk dengan wajah yang masih sumringah.

"Jadi udah pada saling kenal nih? Berarti Kak Iki gak usah kenalin temen Kak Iki lagi, ya?" Leta mengangguk sebagai jawaban, "Yaudah, yuk jalan."

Kini ketiga nya berjalan menuju minimarket dekat perumahan Rea, dengan posisi Sagara berada di pinggir kanan, Riki di tengah dan Leta yang berjalan dengan tangan yang di genggam oleh Riki di sebelah kiri.

Sesampai nya di minimarket Leta langsung di berlari ke lemari pendingin yang berisikan banyak ice cream dengan varian rasa dan bentuk.

Leta mengambil ice cream corneto rasa oreo, setelah membayar ice cream milik Leta, mereka bertiga kembali ke rumah Rea.

Mereka memilih duduk di atas gazebo depan rumah Rea yang memang tersedia atap di sana, jadi terik nya mentari tak akan mengenai kulit mereka yang sesang bersantai di sana.

Leta yang sibuk memakan ice cream nya dengan nikmat tidak mempedulikan apa yang kedua lelaki di depan nya itu omong kan.

"By the way, kok lu bisa di rumah nya Tante Rea, Gar?" Tanya Riki membuka topik, Sagara tampak berfikir, apakah ia harus menjawab nya dengan jujur? Ya, lagi pula jika ia jujur, yang rugi bukan diri nya.

"Eumm, kalo gua bilang bokap gua mau nikah lagi... lo percaya?" Sagara menatap Riki yang berada di sebelah Kiri nya, Riki yang memang sudah tahu bahwa Dita dan Arga bercerai, mengangguk.

"Lo pernah cerita, kan, kalo ortu lo cerai karena seorang perempuan?" Tanya Riki membalas tatapan Sagara, Sagara mengangguk, "Tapi... Sebelum itu, Tante Rea itu siapa nya lo?"

"Adek nya bokap gua," Jawab Riki "Lo deket sama Tante Rea?" Tanya Sagara lagi, Riki menggeleng "Gua gak terlalu deket sama keluarga bokap, gua cuma deket sama Kakek, Leta sama mama nya Leta."

Sagara mengangguk paham, ia kembali menatap ke depan dan memulai kalimatnya, "Percaya gak percaya... Perempuan yang di maksud itu ternyata Tante Rea." Riki terkejut dengan apa yang dia dengar, sebelum ia membalas kalimat itu Sagara sudah kembali bersuara "Tapi ini bukan sepenuh nya salah Tante Rea, Tante Rea cuma di ancem sama bokap gua." Sagara menghela nafas.

"Di ancem kalo ibu nya Tante Rea bakal kenapa-napa, Tante Rea terpaksa terima bokap gua," Sambung Sagara dengan pandangan yang masih lurus kedepan, Riki kembali menatap ke depan, ke jalanan perumahan yang sedang di sinari oleh terik matahari.

Riki tertawa kecil, "Hidup kalo gak banyak masalah ya banyak plot wist."





-To be continued-



Kali-kali chap nya panjang yaaa, biasa nya cuma nyampe 700/800 kata, sekarang sampe 1000+ kata, tapi di chap 36 juga panjang kok 😁


JANGAN LUPA VOTE!

Sagara Dan Luka nya [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang