I Became A Ghost In Horror Game (Remake)

CH 17

CH 17

POV Switch - Ha-rim

"Saya berpikir dalam hati. Ini masalah besar!"

Aura menakutkan yang memancar dari Ella dan matanya yang memerah bersinar membuat semua orang tahu bahwa dia marah. Saya telah melakukan dengan baik sampai sekarang, tapi kali ini saya telah membuatnya marah.

"Eh... Ella? Bukan karena saya tidak ingin mendengarkan..."

"Tapi pada akhirnya kamu masih melakukannya? Apakah saya salah lihat~?"

Apa yang saya coba katakan terdengar seperti alasan bagi Ella. Reaksi dinginnya membuat punggung saya basah oleh keringat. Mengapa dia sangat marah?

Haruskah saya memberinya cokelat?

Saat saya memikirkannya, mata Ella semakin dingin.

Mereka bilang ketika Anda terkena salju dingin yang jatuh dari langit, rasanya menusuk sampai menyakitkan.

"Mengapa? Mengapa kamu tidak mendengarkan Ella? Ah! Saya mengerti!"

Ella tiba-tiba tersenyum cerah. Biasanya, saya akan kagum padanya karena dia cantik, tapi sekarang saya bahkan lebih takut daripada saat dia sedang marah.

"Kamu tidak takut pada Ella lagi? Itu sebabnya kamu tidak mendengarkan saya! Apakah begitu? Bukan begitu? Apakah saya salah? Hey?"

Saya tanpa sadar mundur.

Heo-eok... Saya salah. Ini bukan kemarahan yang bisa disamarkan dengan memberi permen!

Tenang, saya harus tetap tenang!
Bahkan kemarahan yang begitu besar ini akan mereda jika Anda dengan tenang membongkarnya seperti kabel earphone yang kusut.

Sekarang, apa yang membuat Ella marah? Pertama-tama, saya membantu dia, yang sedang berjuang.

Meskipun saya melawan kata-kata Ella, waktu yang dipilih bahkan untuknya ketika dia marah pada orang yang membantu adalah aneh.

Kami berhasil menyelesaikan eksorsisme... Apa masalahnya.

...Sial, saya tidak bisa mengingat apa pun. Ini masalah kelangsungan hidup jika dia semakin marah karena saya tidak menjawab dengan baik di sini!

Tolong ingatkan!

Pada saat ini, ketika saya bingung, kalung tiba-tiba berkilau lemah cukup sehingga hanya saya yang bisa melihatnya. Mengapa pada saat ini?

[Survival]

Sebuah kenangan muncul dalam pikiran saya.

Saat saya sedang lewat di pinggir jalan. Seekor kucing sedang menarik kakinya melintasi jalan seolah-olah terluka. Tiba-tiba ada suara mesin.

Sebuah mobil melaju di jalan dengan kecepatan tinggi. Saya dengan sigap mencoba menyelamatkan kucing itu, tapi itu terlalu jauh.

Saya pikir itu akan tertabrak, jadi saya menutup mata. Tapi hewan itu tidak terluka.

Kucing itu berada di dalam pelukan seorang anak kecil yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Dia melompat masuk dan menyelamatkan kucing itu.

Itu layak dipuji, tapi ibu anak itu sangat marah.

Ah.

Saya pikir saya tahu mengapa Ella marah.

"Saya minta maaf, Ella..."

"Kamu minta maaf? Itu saja..."

"Tapi saya tidak bisa melakukannya!"

"Apa?"