I. Sembuh

94 10 0
                                    

"Tha, kita putus ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tha, kita putus ya."
Satu
"Maaf ya tha, aku ngerasa kita ga cocok."
Dua
"Gue ga sayang sama lo tha."
Tiga
"Aku cuman ngerasa kasihan aja tha."
Empat
"Udahan ya tha, gue capek."
Tuhan, Atha memang tidak ditakdirkan untuk jatuh cinta ya?

***

Aku ucapkan selamat pagi untuk Jakarta dan cakrawalanya, sungguh, pemandangan Jakarta pagi ini sangatlah indah, juga banyak suara kendaraan di luar, berhasil membangunkanku dari rasa lelapku. Aku berdoa agar tuhan menjadikan hari ini sebagai hari yang indah seperti buta dini hari.

Tanpa aku sadari, telepon genggam milikku sudah banyak menjerit pagi ini, daripada menunggunya untuk berteriak, akan lebih baik jika aku segera menanggapi jeritan itu.

"Neng geulis, kamu jadi pulang ga?" ucap seseorang dengan nada sedikit jenuh, mungkin karena ia sudah banyak menekan tombol panggilan hanya untuk meneleponku.

"Jadi kok bude, maaf ya bude tadi Thami masih tidur, jadi baru bisa angkat sekarang" jawabku sedikit takut, bibi adalah orang yang tegas dan disiplin, kalau dia tau kehidupanku di Jakarta sporadis atau tidak teratur, habis sudah diriku di marahnya.

"Yowes, nanti bude masak rawon kesukaan kamu. Sana kamu siap-siap, biar gak ketinggalan pesawat, bude tau kamu kalau bersiap tuh lama." ujar bude mengingatkan, mendengar hal itu aku hanya mengangguk kecil, meskipun bude tidak dapat melihat anggukanku disana.

"Oh iya Tha, dokter kamu sering chat bude nanyain kamu. Katanya kamu gak ngehubungin dia selama di Jakarta.

Tha.. kamu yakin sudah sembuh?" tanya bude dengan nada khawatir, selain bude, tentu aku akan lebih khawatir dengan diriku sendiri, aku sehat, tapi bukan berarti aku sudah sembuh.

"Bude tenang ya, Athami sehat kok, nanti saat sudah tiba di Surabaya, Athami bakal coba konseling lagi, biar penyakit ini bisa hilang dari thami seutuhnya." tuturku secara perlahan agar bude bisa tenang mendengarnya.

Setelah mengakhiri panggilan dengan bude, aku bangun untuk memandang langit biru dengan matahari yang menyinarinya, aku merasa sedikit ragu dengan kepulanganku ke Surabaya hari ini, pertemuanku dengan dokter nanti akan menjadi pertemuan pertama setelah dua tahun aku di Jakarta mengadu nasib dan meninggalkan kehidupanku di Surabaya setelah sakit yang aku dapatkan.

Tuhan,
kalau Atha boleh sembuh, tolong hibahkan Atha pasangan layaknya seekor angsa ya.

Marcapada (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang