Jungkook berlari menyusuri koridor rumah sakit. Dia tidak peduli dengan pekerjaan yang ditinggalkan di kantor setelah mendapat pesan dari rumah. Kakinya tidak berhenti berlari sampai pada tujuannya dan memastikan sendiri apa yang terjadi.
Taehyung menghalanginya saat Jungkook akan meringsek masuk ke rumah pemeriksaan. Karena terawa suasana dan emosi Jungkook mendorong Taehyung ke tembok.
"Berani-beraninya lu!" desisnya tajamnya.
Meraih krah baju Taehyung dan mengepalkan tangannya. Tinju bisa melayang kapanpun dari kepalan tangannya itu.
Namun sudah ada tangan besar lain yang menahan lengan Jungkook, menariknya tanpa kesulitan walau Jungkook termasuk memiliki tubuh dan masa otot yang cukup besar.
"Ini kecelakaan ingat," Namjoon mengingatkan Jungkook yang belum bisa berfikir rasional.
Mereka paham kalau Jungkook panik dan dia bisa saja melukai orang tanpa fikir panjang. Emosi lebih menguasainya dari apapun.
Beberapa waktu sebelumnya,
Melihat potensi Seokjin dan hobinya balap sepeda, Taehyung mendaftarkan Seokjin ke kelas khusus balap sepeda untuk pemula, tentu saja setelah mendapat ijin dari Jungkook. Waktunya bisa dia bagi setelah pulang dari kampus dan setelah Seokjin pulang dari sekolahnya.
Semua berjalan lancar dan Seokjin sudah melewati beberapa tahap latihan yang semakin ekstrem. Dan, hari sial ini terjadi, Seokjin jatuh dari sepeda dan pingsan di tempat. Lukanya cukup parah dan kehilangan banyak darah. Masalahnya benturan di bagian kepalanya cukup mengkhawatirkan. Resiko untuk gegar otak lebih tinggi.
Seketika jantung Jungkook terasa terhenti mendengar kabar itu menimpa Seokjin. Dia tidak bisa, kehilangan siapapun di dunia ini termasuk Seokjin. Dia sudah berjanji, bahkan di depan makam ibu Kim kalau dia akan menjaga Seokjin dengan segenap jiwanya. Dia sudah memperjuangkan Seokjin sejauh ini. Namun, ternyata tidak mudah menjaga seorang anak yang begitu berharga untuknya.
"Tenang dulu ya," Namjoon berbisik sedikit lebih lembut, menepuk bahu Jungkook dengan sabar.
"Gue salah," ucap Taehyung, di balik punggung Namjoon.
Wajahnya pucat dan seperti sudah kehilangan warna. Taehyung menunduk. Dia memang yang harus di salahkan. Dia hanya mengikuti keinginan Seokjin tanpa berfikir kembali kemungkinan terburu menimpa anak ini. Seokjin kapanpun bisa terluka.
Di antara ketegangan yang menyiksa, seorang perawat memberitahu kalau pasien sudah selesai di tangani dan Jungkook masuk ke ruangan untuk mendengar penjelasan dari dokter.
Sementara Taehyung hanya berdiri di sana. Tatapannya kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The story from Heaven
FanfictionJungkook memulai kehidupan barunya di sebuah rumah kos sederhana di pinggiran kota. Dia harus melepas segala kemewahan yang orang tua miliki untuk mendewasakannya. Jungkook tidak bisa menolak nasibnya ini termasuk harus terlibat dengan anak laki-la...