Richard menarik tangan Daniello dan mengangkatnya bak karung beras. Tungkai kakinya yang panjang itu bergerak kearah katilnya Daniello sedangkan Daniello yang sudah lemas hanya bisa pasrah dengan kelakuan Richard. Menolak sekeras apapun dirinya tetap akan kalah dengan tubuh badan Richard.
BRUK!!!
Richard menjatuhkan Daniello diatas katil. Sedikit merasa pusing karena Richard bukan meletakkan Daniello dengan perlahan. Sementara Daniello masih dengan kegiatan mari mengurut kepala, tanoa disedarinya jika Richard pergi mengunci pintu kamarnya dan menyimpan kunci tersebut ditempat yang tidak boleh digapai oleh Daniello.
Kembali ke katil dan Richard mengurung Daniello dibawahnya. Daniello berhenti dengan aksi mengurut kepalanya lalu beralih melihat Richard yang kini berada diatasnya dengan pandangan tajam namun penuh dengan nafsu. Melihat keadaan mereka berdua seperti itu, segera saja Daniello ingin melarikan diri namun terlambat karena kedua tangannya telah dahulu ditahan oleh Richard.
"LEPASKAN!!"
Daniello kembali memberontak. Richard kembali mencumbu bibir yang sedari awal telah menarik perhatiannya. Bibir itu lembut, manis lalu berisi membuat Richard merasa gemas dengan bibir itu.
"AKHH!!"
Daniello membuka belahan bibirnya dan kesempatan itu diambil oleh Richard untuk kembali memasukkan lidah kedalam mulut Daniello dan mengobrak-abrik didalamnya. Daniello menjadi kewalahan dengan ciumannya Richard karena ini adalah pertama kali dirinya berciuman dengan orang lain.
(author: Cieee Dani masih perawan.. ehh.. perjaka...ehh)
Tanpa sadar Daniello melakukan guiding terhadap Richard. Ciuman itu semakin panas namun masih dengan penuh penolakan dari Daniello. Pada akhirnya kedua tangan Daniello ditahan oleh Richard keatas. Richard menyeringai dalam ciumannya karena Daniello melakukan guiding terhadap dirinya tanpa disedari orang yang berada dibawahnya saat ini.
Perlahan namun pasti, jari jemari Richard mulai membuka satu persatu butang bajunya Daniello. Sehingga dibutang yang terakhir barulah Daniello menyadari bahawa baju atasnya sudah hilang. Bergerak kearah bawah, Richard membuka butang seluarnya Daniello dengan laju. Kini Daniello bertelanjang bulat dengan kedua tangan yang masih berada diatas kepalanya.
Iris keemasan Richard bersinar begitu terang seakan sesuatu didalam dirinya ingin mengambil alih namun Richard masih mampu mengontrolnya. Guiding yang dilakukan Daniello semakin kuat dan Richard menerimanya dengan senang hati.
Sinar rembulan dilangit malam terlihat terang sehinggakan cahayanya masuk kedalam bilik yang terasa panas dengan pergumulan dua pria dewasa yang satunya menolak dan yang satunya lagi memaksa. Guiding terus berjalan dan seharusnya Richard tidak diperbolehkan untuk memaksa seseorang guide melakukan itu. Tapi hal itu tidak ada yang berani menghalangnya karena itu sama sahaja dengan mengorbankan nyawamu.
"Haa... Haa... Ber-berhen...nghh..tihh" Jemari lentik itu menarik rambut belakang Richard agar menjauh dari lehernya. Sebelah tangannya menolak bahu Richard agar menjauh namun itu hanyalah sia-sia. Richard tetap dengan kegiatannya membuat kissmark diarea leher Daniello walaupun rambutnya ditarik oleh sang submisif.
"Hisap" Richard mengulurkan dua jarinya kehadapan Daniello. Matanya tidak lepas dari tatapan Daniello. Satu kata itu membuatkan Daniello menjadi sedikit bingung. Jari Richard menekan-nekan bibir Daniello agar dia membuka mulutnya lalu menghisap jarinya Richard. Namun tak kunjung dibukakan, Richard malahan menggunakan tangan satunya lagi untuk memegang kedua rahang Daniello, langsung saja bibir ranum itu terbuka dan Richard segera memasukkan jarinya.
"UMPH!!" Daniello memukul-mukul lengan Richard. Menarik kembali jarinya keluar, Richard kembali mencium bibirnya Daniello. Jarinya yang tadi dimasukkan kedalam mulut Daniello kini berpindah kearah bawah. Menyentuh sesuatu dibawah sana membuat mata biru itu membulat.
"EMPHH!!! MHH!!" sudah dikatakan melawan Richard itu hanyalah sia-sia karena sang dominan menguasai segalanya. Mengerakkan tangannya, Richard menyentuh penis Daniello yang sedikit mengeras. Tersenyum dalam ciuman hangatnya, lalu tangannya mengenggam milik Daniello lalu menurun naikkan tangannya dari perlahan menjadi laju.
Lidah Richard mengabsen gigi Daniello dan mengobrak abrik dalamnya. Menghisap lidah Daniello dengan kuat lalu kembali melumat kedua bibir manis tersebut. Daniello? Jangan dipertanyakan lagi. Merasa dirinya kewalahan dan oksigen diparu-parunya mulai menipis, dirinya memutuskan ciuman dengan mengalihkan kepalanya kearah samping.
"MMFUAHH!! HAAA....HAAA...HAA..." Dadanya turun naik dengan laju menghirup udara seakan-akan udara disekeliling mereka bakalan habis jika dikongsi bersama. Pipinya memerah dan itu tidak lepas dari sorot tajam sang dominan diatasnya. Ahh gemas sekali melihat sang submisif yang menghirup oksigen dengan mulut yang sedikit terbuka dan mengkilap karena entah saliva siapa. Tangan Richard masih turun naik.
"Nghh! Ber-berhenti... Anghh!" Daniello berusaha menjauhkan tangan Richard dari adik kecilnya. Seberapa besar pun usaha yang dilakukan Daniello, itu tidak membuatkan Richard berhenti. Justru itu menantang baginya. Melihat wajah yang berada dibawahnya membuat libidonya meninggi.
"Kemana dirimu selama ini? Kenapa disaat aku membuat ujian pemilihan malah dirimu datang dengan tiba-tiba?" Richard membelai wajah Daniello. Mulai terbuai dengan belaian tersebut dan tanpa disedari, Richard mengerakkan tangannya kearah bahagian paling bawah lalu memasukkan jarinya satu.
"AKHHH!!!" tubuh Daniello menjadi kejang seketika karena menerima sesuatu dibawah sana secara tiba-tiba. Tempat itu juga tidak pernah dimasuki apa-apa malahan Richard dengan bajingannya berani sekali menyentuh area tersebut. Kedua mata Daniello terpejam erat merasakan asing ketika jari telunjuk Richard keluar masuk didalam lubang analnya.
"Nghh... AHHKK!!" matanya kembali terbuka ketika Richard menemukan titik nikmatnya lalu menambah satu lagi jarinya dan membuat gaya gunting buat melebarkan lubang tersebut. Richard menjadi semakin tidak sabar merasai surga itu. Sempitnya lubang itu membuatkan nafsunya bertambah. Daniello mencengkram kedua bahu Richard ketika jari ketiga masuk. Menggelengkan kepalanya tanda tidak kuat lagi.
Setelahnya Richard menarik ketiga jarinya. Melihat Daniello menoleh kesamping dengan dada yang turun naik dengan cepat membuat kesempatan melihat Richard tersenyum terbuang sia-sia. Daniello masih dengan kakinya yang mengangkang tidak menyedari jika Richard membuka sisa bajunya lalu terlihat absnya yang terukir indah. Bulu roma Daniello berdiri ketika telapak tangan Richard membelai paha dalamnya secara perlahan.
Daniello menolehkan kepalanya lalu menyedari ketika mereka sama-sama bertelanjang penuh. Dirinya bergetar ketika melihat sesuatu yang berada diselangkangan Richard. Matanya bergulir keatas bertemu dengan mata keemasan Richard. Menelan ludahnya, Daniello menggelengkan kepalanya menandakan dirinya tidak ingin melanjutkan lebih jauh.
Richard menaikkan sebelah alisnya lalu menyeringai. Berhenti ditengah-tengah nafsu yang memuncak? Bukanlah gayanya seorang Richard. Sekali kau menjadi targetnya dan semua yang kau lakukan akan menjadi sia-sia. Ah rasanya melihat mata biru jernih itu ingin sekali Richard langsung menusuk pria dibawahnya ini dalam sekali sentakan. Namun, karena pria dibawah ini adalah sesuatu yang berharga untuknya, dia tidak akan sampai menyakitinya.
.
.
.TBC
Untuk para pembacaku, terima kasih sudi membaca
hasil otakku yang kecil. Cerita ini berdasarkan dari buku
yang ku tulis dan aku berniat untuk berkongsi ceritaku ini yang hanya cerita biasa. Jika ada perkataan yang salah, tolong dikomen agar bisa aku perbetulkan.
Aku bukan asli Indonesia, aslinya Malaysia tapi aku lebih suka memakai bahasa dari negara lain.
🤗❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Guide for King Esper
FantasyGuide bernama Daniello Milard yang hanya dari kalangan orang biasa terpilih kerana atas kesalahpahaman dalam pemilihan guide untuk diberikan kepada sang raja esper dingin tanpa perasaan namun sialnya juga tampan iaitu Richard Vladimir. Esper : Rich...