1

247 24 1
                                    

WE CAN'T BE FRIENDS

"Kau akan ikut denganku kan?" Mark melangkah maju mendekati seorang lelaki manis yang sedang sibuk dengan laptop beserta tugas kuliahnya.

"Tidak Mark, lihat ini.." Haechan menampilkan power point pada layar laptopnya kepada Mark, dengan maksud agar Mark berhenti memintanya untuk datang ke apartment miliknya.

"Ayolah Haechan.. akan lebih baik jika kau mengenal teman-teman dari jurusanku juga"

Mark dan Haechan memang berada di satu kampus yang sama, namun dengan jurusan yang berbeda. Mark sendiri sudah kenal dengan beberapa teman dekat Haechan yang ada di jurusannya. Lain halnya dengan Haechan yang bahkan tak pernah menginjakkan kakinya di gedung jurusan Mark, alasannya klasik, ia hanya tidak ingin bertemu dengan banyak lelaki yang terkenal nakal dari jurusan Mark, yaitu jurusan Tehnik.

"Mereka sendiri yang memintanya Haechan, mereka ingin berkenalan denganmu" Haechan pun sontak saja mengernyitkan kedua alisnya. Apa apaan itu, ia tidak suka jika sudah menjadi perbincangan orang lain.

"Siapa yang memintanya? Dari mana mereka mengetahuiku?" Ujar Haechan sembari sedikit menjauhkan diri dari Mark dan tetap asik dengan laptopnya. Agak sedikit tidak nyaman baginya jika berada terlalu dekat dengan sahabatnya tersebut.

"Semuanya, dan entahlah aku juga tidak tau mereka mengenalmu dari mana" Sebenarnya ini hanya akal-akalan Mark saja agar Haechan ikut pada acara yang akan diadakan nanti malam di Apartmennya.

"Siapa saja yang akan datang?" Mendengar hal tersebut Mark, kembali merapatkan duduknya pada Haechan.

"Hanya beberapa teman dekatku di jurusan.."
Haechan menatap Mark sembari mengangguk dan berkata
"Baiklah.. awas saja jika kau asik dengan yang lain dan melupakanku"
Haechan kembali mengedit tugasnya, namun seketika pergerakan tangannya terhenti setelah mendengar perkataan Mark.

"Oh ya, Mina juga akan datang malam nanti.."

Saat itu pula Haechan menyesali keputusannya.

🥀

Haechan mencoba menetralkan detak jantungnya. Kini ia tepat berada didepan pintu apartment milik Mark.


Sebenarnya ia sudah sangat hafal dengan kata sandi milik Mark, namun ia jika ia tiba-tiba saja masuk mungkin akan terlihat aneh, dan Haechan hanya tidak ingin terlihat buruk didepan teman-teman Mark yang kini sudah berada didalam.

Ting tong..

Selang beberapa detik pintu apartmen pun terbuka dan menampilkan seorang perempuan cantik disertai dengan pakaian minimnya yang nampak mencolok.

Seringaian miring terpampang nyata pada wajah cantik tersebut.
"Aku tidak menyangka kau akan datang malam ini Haechan"

"Minggir" Haechan menabrak pelan bahu wanita tersebut sembari melangkahkan kakinya menuju dalam Apartmen milik Mark.

"Kuharap kau tidak mengacaukan malam ini Haechan"
Ucapan wanita tersebut sontak saja membuat Haechan menghentikan langkahnya dan berbalik menatap wanita tersebut.

"Sekedar info, bahwa kekasihmu yang mengundangku Mina" Haechan berucap datar dan kembali melangkah masuk meninggalkan Mina yang menggeram kesal karena tau fakta bahwa Mark lah yang mengundang Haechan malam ini.

Suara para lelaki sudah terdengar jelas dari lorong Apartmen sebelum Haechan sampai pada ruang tengah.

"Oh lihat, siapa ini.." seorang lelaki beralis tebal nampak menghentikan aktifitasnya ketika sedang bermain game, kedua bola matanya menangkap sosok manis nan mungil melangkah mendekati gerombolan lelaki tersebut.

"Hei, kenapa tidak mengabariku jika sudah sampai"
Mark langsung berdiri dan melangkah mendekati sahabatnya tersebut.

"Aku takut akan mengganggu kalian.." Haechan berucap sembari tersenyum kikuk.

"Tentu saja tidak akan mengganggu anak manis.." goda salah satu teman Mark.

"Hentikan itu lucas, kau membuatnya malu" Seketika Mark langsung menarik pergelangan tangan Haechan dan membawanya duduk disamping seseorang yang tanpa mereka sadari lelaki tersebut tak dapat mengalihkan pandangannya dari Haechan sejak pertama ia menatapnya.

"Teman-teman kenalkan, ini Haechan sahabatku dari kecil"
Mark mencoba mengenalkan Haechan pada teman-temannya.

Haechan hanya tersenyum simpul merasa malu karena tatapan dari teman-teman Mark.

"Dan Haechan, yang berada di paling ujung itu Lucas. Disebelahnya lelaki berbaju biru, namanya Yuta. Itu, lelaki yang sedang mengunyah, dia Jisung. Dan ini yang berada disampingmu naman-"

Ucapan Mark terpotong kala lelaki tersebut memotong ucapannya dan mengulurkan tangan kanannya kepada Haechan

"Jeno.. Lee Jeno"


"Haechan.."

Haechan menerima uluran tangan tersebut. Hingga beberapa detik haechan mencoba melepaskan tangannya namun terasa sulit karena lelaki disampingnya tetap menahan tangannya agar terus berjabat tangan.

"Jeno, sadarlah kau membuat Haechanie kita ini takut"
Tersadar akan ucapan Lucas yang menggodanya, Jeno segera melepaskan genggamannya pada malaikat disampingnya tersebut.

Ya, Jeno sadar dengan pasti bahwa paras manis Haechan benar-benar telah membuatnya jatuh hati.

Semua orang yang berada disana pasti akan sadar dengan tatapan memuja Jeno terhadap Haechan. Bahkan seseorang yang juga sadar akan hal tersebut langsung saja menyesali ajakannya kepada Haechan pada acara malam ini.

Ia merasa sedikit menyesal karena telah mempertemukan Jeno dan Haechan. Entah mengapa hatinya terasa panas saat ia melihat Jeno yang sejak awal kedatangan Haechan, hingga akhir acara Jeno terus saja mengekori Haechan.

"Mau kuantar?"
Tawar Jeno kepada Haechan ketika mereka semua baru saja akan berpamitan.

"Ahh, tidak apa-apa, apartmenku tidak jauh dari sini" Haechan mencoba mengelak, tentunya Haechan belum merasa nyaman dengan teman-teman barunya.

"Justru itu, karena dekat lebih baik Jeno yang mengantarmu agar kau lebih cepat sampai Haechanie" Lucas menaik turunkan alisnya dan menatap Jeno yang tersenyum kearahnya.

Ia tidak bodoh, sudah terlihat jelas bahwa Jeno ini menyukai Haechan sejak pandangan pertama, maka dari itu Lucas berniat untuk membantu sahabatnya tersebut.

"Sayang malam ini aku menginap yaa"
Belum sempat Haechan menjawab perkataan Lucas, suara manja seorang wanita yang kini menggelayut manja pada lengan kekasihnya mengusik keadaan.

Mark mengangguk dan mengusap pelan surai panjang Mina.

Melihat hal tersebut, Haechan segera mengalihkan pandangannya dan tersenyum lembut kepada Jeno.

"Baiklah, aku akan ikut dengannmu Jeno-ssi..
Aku pamit, Mark.."

Haechan segera melangkahkan kakinya meninggalkan apartment tersebut.

Ia tau apa yang akan terjadi kedepannya jika Mark dan Mina bersama pada satu ruangan.

Maka dari itu ia tidak ingin menyakiti hati dan perasaannya sendiri jika ia tetap berada disana,  pikirannya akan kemana-mana.

Jeno pun tersenyum puas akan ucapan Haechan
"Aku duluan.."
Ia menepuk pelan pundak teman-temannya dan segera mempercepat langkahnya mengejar Haechan yang telah jauh mendahuluinya.

"Aku baru tau kau memiliki teman semanis itu Mark" ujar Jisung sembari menatap Mark yang terdiam ditempatnya.

"Wajar saja jika Jeno langsung menyukainya, kurasa jika Jeno tidak menyukainya, aku yang akan menyukainya, iya kan lucas, Jisung?" Yuta berucap sembari sedikit tertawa dan beranjak menjauh bersama Jisung dan Lucas meninggalkan Apartment Mark.

🥀


We Can't Be FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang