two

207 27 30
                                    

Contoh

"..." : pikiran/batin

"...": dialog

----

"Kau.. siapa kau?" Tanya remaja merah -halilintar dengan wajah yang terkejut, diliriknya Boboiboy dari atas sampai bawah merasa familiar padanya.

"Aku.. Boboiboy.." ujar Boboiboy dan menghadap ke arah lain, merasa canggung dengan keadaan saat ini. Kebingungan menampar pikiran Boboiboy, orang di depannya mirip sekali dengannya. Tapi warna mata dan model rambut yang berbeda.

"Hei! Kok diam saja?!" Taufan -remaja biru itu tidak biasa dengan keheningan.

"Kau diam! Pergi layani pelanggan sana!" Pekik halilintar menyuruh Taufan seakan mengusirnya untuk jangan mengganggu.

"Apaan, lagi sepi gini di suruh." Tatapan datar di berikan pada remaja merah, halilintar melihat sekeliling dan benar saja sedang sepi. Ya lagian, siang siang pasti sepi lah.

"Uhm.. begini-"

"Apa?!" Balasan teriakan reflek dari dua orang itu membuat Boboiboy kaget dan ciut, suasana jadi kembali canggung.

..

"Maaf, jadi mau bilang apa? Sudah ingat kalo kami itu saudara mu?!" Taufan yang teriak hali yang malu.. gini nih kalo saudara suka malu maluin

"Enggak.. aduh, mau nanya nih, di sini ada semacam emm, makhluk.. kepala kotak? Berantena? Warna hijau.. atau benda bulat yang bisa bicara?"
Dengan ragu bertanya takut di anggap aneh.

"Hah?" Taufan dan hali saling menatap dan mengangkat bahu seolah tidak mengerti apa yang Boboiboy katakan.

"Kamu lagi halu ya?"

Seketika itu Boboiboy merasa ada sesuatu yang pecah. Jujurly, Boboiboy merasa seperti di katain diri sendiri.

"Kalo reaksi mereka aja begitu berarti ga ada adudu di sini, apa lagi ochobot.. mungkinkah mereka cucunya atok juga?"
Pikirannya bergulat dengan otak sendiri. Waduh

"Kalo begitu ga ada ya.. kalian berdua cucu nya tok aba?" Tanya Boboiboy lagi untuk memastikan pikirannya

"Tuhkan! Kau pasti saudara kami yang hilang, buktinya kau tau kami cucu nya tok aba!" Tolong, halilintar semakin malu..

"Tidak- maksudku, kalian beneran cucunya to aba yang itu? Yang sering pake baju biru sama peci itu? Yang baik dan lembut itu? Yang pintar masak itu, kan?"

"Pake nanya!" Tiba tiba muncul satu makhluk di depan Boboiboy, wujudnya bisa kalian bayangkan.. memakai kaos hitam dan rompi oranye serta matanya yang berwarna oranye. Itu blaze atau yang kalian kenal sebagai elemental ke-4

Boboiboy mundur kebelakang karena sangking terkejut nya dengan kemunculan beliau.

"Waaa! Gila, kau mau bikin aku jantungan ya?! Blaze!" Tanpa sadar, tanpa filter, tanpa halangan Boboiboy menyebut namanya dengan reflek. Tentu membuat tiga orang- lima orang di situ terkejut. Dua orang lainnnya sedang duduk diam di dalam kedai

Posisinya seperti.. hali, Taufan dan blaze di bagian luar kedai sedangkan dua lainnya di dalam kedai lagi duduk di bawah, jangan tanya kenapa.

"UPS!" Tangan nya menutup mulut dan seketika itu mukanya memucat, Boboiboy takut tiba tiba ternyata mereka punya kuasa. Dan bum, yey Boboiboy melawan diri sendiri..

G.

"Tuhkan! (#2) Kamu pasti saudara kami, nama blaze aja kamu tau!" Seru Taufan pada Boboiboy

"I-itu.. iiituuu! Ituuu! Aku.. ummm, kamu kan terkenal! Jadi aku tau.." berusaha mencari alasan agar tidak di hajar, padahal nih ya.. Boboiboy lebih kuat dari mereka, walau modal jam tangan sieh, canda dia kuat kok

another dimension Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang