Lima,

5 0 0
                                    

Langit malam cerah tak berawan memperlihatkan bulan yang bersinar dengan begitu jelas. Suasana taman tidak begitu gelap dengan adanya lampu taman yang bercahaya bersama bintang yang diselimuti angin malam yang berhembus dengan lembut.

Haru, Jinwoo, dan Eunsol berbicang bersama orang lainnya mengenai film yang mereka buat.  Saling berbagi cerita tentang proses pengkaryaan mereka, sesekali saling mengutarakan kesukaan mereka di setiap film orang lain. 

Suara telepon Haru berbunyi, memecah keseruan obrolan mereka saat itu. Dengan cepat Haru mengambil handphonenya, bayi kelinci tertulis di layar handphone miliknya. Jeongguk meneleponnya. Haru mengangkat telepon sembari memberikan kode kepada temannya untuk menjauh sebentar.

"Hai", sahut Haru.

"Bagaimana disana? sudah mulai?", tanya Jeongguk. Sesekali terdengar suara musik yang berputar dan diulangi.

Haru melihat sekeliling, mencari tanda acara yang dimulai atau belum. "Belum, mungkin sedikit lagi". Kini terdengar suara Hoseok menyuruh Namjoon untuk mengulagi koreonya yang salah. "Ada apa?", tanya Haru. Terdengar hening beberapa saat, hingga akhirnya Jeongguk menjawab. 

"Latihanku sepertinya masih lama. Kemungkinan aku tidak bisa menemanimu disana", jawab Jeongguk dengan nada yang sedikit bersalah. 

"Tidak apa-apa. Kamu pun tidak perlu menemaniku. Fokus saja dengan persiapan album barumu. Lagipula kamu tidak bisa terlihat di tempat ramai sembarangan" Kata Haru. Jeongguk tidak dapat membalas perkataan Haru.

"Semangati aku dari sana saja", kata Haru. Jeongguk tetap terdiam. Kebingungan dengan keputusan . Tiba-tiba terdengar suara Hoseok memanggil Jeongguk.

"Jeongguk-ah, ayo kita mulai lagi", seru Hoseok. "Baik", seru Jeongguk.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menyusulmu kesana", kata Jeongguk dengan terburu-buru.

"Tidak per-" tidak dapat menyelesaikan perkataannya, telepon kini sudah terputus. Haru melihat layar handphonenya. 

"Awas saja kalau dia datang" gumam Haru sembari membuka ruang pesan dengan Jeongguk, kemudian menuliskan pesan agar Jeongguk tidak perlu datang. Ia kemudian mengirimkannya dan berjalan kembali menuju teman-temannya, dengan perasaan yang sedikit kecewa dengan perkataannya sendiri, dan sedikit berharap agar Jeongguk tidak mendengarkan perkataannya.

*******

Terdengar suara orang yang berbicara begitu kencang karena pengeras suara. Suara yang tidak begitu jelas terdengar jika didengarkan dari luar gedung. Seseorang berlari dengan nafas pendek, begitu terasa karena hidung dan mulutnya yang tertutupi oleh maskter.

Jeongguk yang baru saja tiba berdiri di depan pintu utama dengan setelan serba hitamnya. Terdengar suara tepuk tangan memenuhi tempat itu. Dengan nafas yang terengah-engah, ia melihat ke arah panggung. Pemenang program kompetisi yang diikuti Haru sudah diumumkan. Jeongguk melihat orang yang membungkuk diatas panggung. Berharap orang yang dilihatnya adalah orang yang dicari olehnya. Perlahan orang tersebut menegakkan badannya dengan senyum yang lebar. Jeongguk tersenyum dengan sosoknya yang berada di atas panggung dan disinari oleh lampu sorot. Haru tersenyum bersama dengan teman-temannya sambil mengangkat piala.

Entah karena saat itu gelap, atau cahaya yang menyoroti Haru dan timnya, atau senyum lebar Haru yang menunjukkan deretan giginya, namun yang pastinya Jeongguk merasa Haru sangat bersinar malam itu. Begitu bersinar sampai Jeongguk merasa panggung saat itu adalah milik Haru, bukan orang lain.

*******

Duduk sambil memandang piala yang dimenangkannya, Haru menyenderkan kepalanya sambil melihat piala sendirian. Orang-orang lainnya kini sedang menikmati makanan dan berbincang sambil menikmati musik, termasuk Jinwoo dan Eunsol.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

begin. [Jeon Jungkook]Where stories live. Discover now