P17

440 8 0
                                    

Yoashia sangat malas naik tangga lagi untuk sampai di apartemennya yang berada di lantai lima, Tapi ia tak punya pilihan lain. Lift pun tidak ada.

Kedua kaki sudah teramat pegal karena digunakan bekerja hampir delapan jam. Kunjungan tamu di bar pun tiada henti sehingga waktu diam hampir nihil.

Hanya saat waktu makan siang. Itulah tak penuh karena tuntutan pekerjaan yang membuatnya gagal istirahat.

Yoashia amat sadar jika seperti inilah salah satu risiko lelah bekerja. Ia harus berdamai dengan segala rasa letih.

Mengeluh memang wajar. Namun, tak boleh berkepanjangan karena akan rugi diri sendiri. Beban kian banyak.

Lebih baik segera masuk ke apartemen. Lalu, mandi air hangat dan juga makan.
Tentu puncaknya adalah tidur.

Besok pagi kembali bekerja. Delapan jam dengan setumpukan pekerjaan yang membuatnya kewalahan.

Yoashia yakin hanya perlu untuk terus membiasakan diri dan beradaptasi. Ia nanti akan bisa menikmati tugasnya.

Selama dua puluh tahun hidupnya, tak pernah terjun dalam pekerjaan seperti ini. Selalu hidup dengan fasilitas yang mewah dan kebutuhan terpenuhi.

Yoashia pun cukup manja akan semua yang didapatkan dari keluarga Hanks.

Memengaruhi pula mentalnya dalam menghadapi kehidupan dunia luar orang-orang dewasa yang keras.

Namun, Yoashia sudah menekatkan diri bahwa sekeras apa pun rintangan, tak akan membuatnya menyerah mudah.

"Kau biasa pulang malam seperti ini?"

Melihat sosok Gross Hanks berdiri di depan apartemennya saja sudah bisa menimbulkan rasa kaget luar biasa.

Apalagi, menyaksikan tatapa menusuk dan gaya bicara sang ayah angkat yang dingin. Seolah dirinya penjahat.

Walau gentar dan sedikit takut, tetap akan dihadapi Gross. Bagaimana pun pria itu sudah datang menemuinya.

Sungguh, Yoashia terus bertanya-tanya di dalam hati, tentang bagaimana sang ayah angkat dapat menemukannya.

Memang jika mengingat kekuasaan dari keluarga Hanks yang besar. Lantas juga uang mereka berlimpah, maka bukan hal sulit menyewa detektif handal.

Dirinya saja yang bodoh dalam memilih tempat persembunyian. Bukan salah Gross Hanks bisa mudah mencarinya.

"Kau sering pulang malam?"

"Aku lelah." Yoashia bicara amat dingin dengan tatapan tak kalah tajam.

Dilewati begitu saja Gross, tanpa satu detik pun berhenti di depan pria itu.

Dibuka cepat pintu apartemen dengan kunci dibawa. Namun, tak semulus itu keinginannya bisa terlaksana.

Apalagi, Gross semakin mendekat.

Ya, derap langkah dari ayah angkatnya sangat jelas, tandakan jika jarak mereka berdua pun juga tambah menipis.

"Kita harus bicara."

Tepat setelah didengar titah Gross, pria itu pun menariknya masuk ke dalam. Tak bisa dilawan karena tenaga kalah kuat dibandingkan tarikan pria itu.

Dirinya lantas didudukkan di atas kursi dan Gross bersimpuh di depannya.

"Bagaimana keadaanmu, Yoa?"

Bukan pertanyaan lembut dari ayah angkatnya yang membuat terkesiap, namun aksi pria itu membelai pipinya.

Tak bisa dielak bayangan semua seks mereka di dalam kepala. Muncul cepat bak film-film. Padahal, sebatas memori.

Selain memercikkan hasrat, bangkit lagi perasaan mendalam pada sang ayah angkat yang sudah berusaha dikubur.

"Pulanglah bersamaku. Persetan dengan semua perjanjian itu. Kau tidak boleh tinggal sendirian di sini tanpa kami."

Ajakan Gross jelas langsung ditolaknya.

"Tidak, Daddy. Aku tidak akan pulang. Aku akan mulai hidup mandiri."

"Aku sudah berkomitmen akan memulai hidup tanpa bantuan keluarga Hanks. Aku juga sudah dewasa sekarang."

"Tidak bisa, Yoa."

"Kenapa tidak bisa, Daddy? Aku sudah bilang bukan aku tidak bisa hamil, apa lagi yang bisa Daddy harapkan dariku?"

"Kau pasti bisa, Yoa. Bahkan kau harus bisa hamil, walau bukan waktu dekat. Aku percaya dengan optimisme besar."

"Kapan aku boleh menidurimu lagi?"

Tak dijawab pertanyaan ayah angkatnya namun lekas memeluk Gross erat. Rasa rindu pun tertumpahkan semua dalam rengkuhan hangat dan tangisannya.

"Aku sayang kau, Daddy."

"Aku mau bersamamu, tapi aku punya penyakit. Aku akan susah hamil. Jadi, tolong jangan berharap padaku."

"Kau bisa, Yoa. Kau akan hamil."

Sleep With My Daddy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang