P18

1K 9 0
                                    

Yoashia jelas tahu sudah sejak pukul berapa ayah angkatnya sampai di bar.

Dari lima menit lalu, telah terhitung pria itu duduk selama dua jam, tanpa semenit pun waktu beranjak pergi.

Yoashia tahu betul pula jika tujuan dari Gross datang pasti untuk menemuinya. Tak mungkin hanya sekadar minum.

Yoashia bersikap tidak peduli. Terus bekerja sampai jam kerjanya berakhir.

Tentu, Gross belum pergi sama sekali.

Baru keluar dari bar, setelah dirinya pulang. Ia pun langsung diseret keluar dengan sedikit paksa. Jelas akan ditolak dan diperlihatkan sikap berontaknya.

Gross tak ingin dibiarkannya bertindak yang seenaknya. Harus dipertahankan harga diri di depan ayah angkatnya itu.

"Apa-apaan kau, Daddy! Cepat lepaskan aku! Jangan ajak aku kemana-mana."

"Kau tidak bisa begini padaku!"

Semakin keras seruan Yoashia dalam menolaknya, maka tarikan pada tangan perempuan itu tambah kencang.

Gross tahu tindakannya kurang sopan, tapi cara ini yang paling ampuh guna membuat Yoashia mengikutinya.

Kesabarannya sudah habis pula. Tidak akan diberlakukan perpanjangan lagi waktu untuk menyelesaikan masalah harus dituntaskan dengan Yoashia.

Jika dibiarkan berlarut-larut, hanyalah akan memperburuk hubungan mereka. Ia pun butuh beberapa penjelasan dari Yoashia atas kepergian perempuan itu.

Sudah pasti ada alasan yang kuat. Dan dirinya akan segera mengetahui.

"Aku tidak mau ikut denganmu, Daddy. Aku harus bekerja kembali. Janganlah memaksaku untuk pergi jika ak--"

Ucapan Yoashia sudah tentu harus jadi terputus, selepas menerima dorongan dari Gross sehingga ia terjatuh ke jok kursi kendaraan mewah pria itu.

Pintu mobil pun dikunci, sudah jelas tak akan bisa kabur seperti maunya. Jalan keluar lain, tidak dapat dipikirkan.

Malah seketika pikiran buntu.

Pertemuan dengan Gross Hanks, masih ingin dihindari, termasuk hari ini. Tak sanggup harus bertemu dan bicara.

Harusnya, ia bersembunyi di tempat lebih terpencil agar tidak diketahui oleh keluarga besar Hanks. Bukan malahan bekerja di bar kota metropolitan.

"Kita akan pergi."

Yoashia tak mengatakan apa pun atas ucapan Gross. Tidak juga mencoba lagi untuk kabur karena akan sia-sia.

Diputuskan mengikuti mau dari sang ayah angkat saja. Walau itu artinya ia harus mengungkapkan kebenaran.

Mobil Gross melaju kencang, setelah tiba di jalan utama. Tak satu pun di m mereka berbicara. Sunyi tercipta.

Selama penjalanan, yang entah kemana, Yoashia enggan bertanya. Ia akan diam selama mungkin bisa dilakukan.

Tak lama di jalan raya, mereka masuk ke sebuah bangunan besar. Bukanlah hotel, melainkan mansion mewah.

"Bar itu sangat buruk untukmu. Kau tidak pantas berada di sana, Yoa."

"Aku jamin kau tidak akan bisa datang ke sana lagi untuk lakukan pekerjaan sangat sialan itu." Gross kian kasar.

"Aku mau ke apartemenku. Kalau kau mengajakku ke sini, aku akan kabur nanti malam bagaimana pun caranya."

Gross tahu jika Yoashia tak hanyalah sekadar mengancam, maka dipilihnya memenuhi tuntutan perempuan itu.

Mobil dibawa keluar dari pekarangan.

Kembali melesat di jalan raya dengan kecepatan bagai tengah mengikuti balap kelas dunia. Tentu, bagi Gross masih wajar dengan laju yang demikian.

Keduanya diam dalam keheningan yang lumayan mencekam. Yoashia berkutat akan rasa kesalnya. Begitu pun Gross masih belum bisa meredam amarah.

Tak sampai setengah jam mereka pun tiba di tempat yang Yoashia inginkan.

"Setelah ini apa?"

"Kalau kau mau terus menguntitku, kau bisa masuk ke apartemen dan bercinta denganku, Daddy. Tawaran bagus?"

Yoashia mengira ayah angkatnya akan menggeleng atau mendebat ajakan yang dilontarkannya, justru malahan pria itu mengangguk. Tanda jelas kesetujuan.

"Bercintalah denganku, Yoa."

"Buktikan ucapanmu yang kau bilang kau akan membuatku puas di ranjang, sehingga aku tergila-gila padamu."

Sleep With My Daddy [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang