Selamat hari raya idul fitri Mohon maaf lahir dan batin
Nulis itu susah ya.. Harus mikirin alur, mikirin tokoh nya, mikirin tulisannya, dan banyak lainnya.
Sebenarnya aku nulis cerita cuma buat memenuhi waktu luang aja, tapi ternyata agak susah ya bund.
Jadi bagi para pembaca Alzeicia Jangan cuma baca doang dong🙃 Vote and komen juga.
Setidaknya vote ajalah untuk menghargai usaha penulis🙏
Haduhh🙃 Udahlah curhat segitu aja Semoga cerita aku bisa bikin kalian sedikit terhibur walaupun cerita nya agak-agak.
Seperti biasa, jangan lupa vote and komen
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keringat sudah membanjiri pelipis Alzeiron. Laki-laki itu kembali memasukkan bola basket kedalam ring membuat Rama mendegus kesal.
"Dahlah capek gue, lagian tim Al udah pasti menang." ucap Rama sambil berjalan menuju Kaisan yang duduk santai di pinggir lapangan.
Wajar jika ia mengalah, lawan nya adalah Alzeiron dan Derion. Sehebat apapun dia dan Samudra bermain basket mereka tak akan bisa mengalahkan raja dari para raja basket. Kaisan sendiri sedang malas bermain dan memilih duduk menikmati piscok nya di pinggir lapangan.
"Sumpah capek banget." keluh Rama setelah duduk di samping Kaisan.
Yang lain juga berhenti bermain dan berjalan ke ujung lapangan tempat Kaisan dan Rama duduk.
"Minimal lo beli air lah buat kita. " ucap Samudra dengan jengkel.
"Dih, ngapain gue beliin air buat kalian yang ada ngabisin duit gue aja! Tau sendiri kan sekarang jajan gue paspasan." jawab Kaisan lalu kembali mengunyah piscok nya.
"Begini nih ciri teman yang pelit, air mineral harganya goceng lo enggak mampu beli buat kita? Alasan lo enggak masuk logika jir." kata Samudra sedikit kesal. Harga air mineral kan enggak sampek bikin dompet kosong.
"Bercanda gue anjing. Mana mungkin enggak gue beliin air mineral buat para rakyat gue. " kekeh Kaisan lalu mengambil sekanton air mineral dari belangakng tubuhnya.
"Begitu dong. " kata Rama lalu langsung mengambil satu botol air dari kantong begitu pun yang lain.
Mereka meneguk minuman dengan rakus membuat Kaisan menggeleng heran. Ia kembali menikmati piscok nya sesekali Rama juga ikut mengambil piscok milik laki-laki itu.