[jangan lupa untuk vote dan komen, mau kan jadi pemenang private chapter selanjutnya?]
🍏🤍Berkat kedewasaan dan kebijakan Sehun menjelaskan keputusan yang diambil untuk menggugurkan janin yang Sejeong kandung membuat orang tua Sejeong setuju. Meski awalnya mereka menolak karena sudah terlanjur bahagia dengan kabar kehamilan yang Sejeong alami. Tapi setelah Sehun menjelaskan, mereka juga setuju jika Sejeong berhak mendapatkan kebahagiaan nya juga.
Sehun sudah membuat jadwal dengan Dokter Shin yang akan membantunya dan Sejeong. Kira-kira tiga hari dari sekarang, Sejeong akan melalui proses aborsi. Dokter Sehun juga dapat menjamin keselamatan Sejeong dan kesehatan setelahnya.
Pagi itu Sejeong berencana membalas budi pada Sehun dengan menyiapkan sarapan istimewa dan mengajak Sehun berkencan setelahnya. Tapi rencananya hancur karena Sejeong tak ingat jika dirinya dulu tak pintar memasak.
"Sehun tolong aku!! Aku nggak sengaja ngebakar wajan!"Mata Sehun mengerjap, pria itu diseret oleh Sejeong untuk menuruni tangga. Bahkan nyawa nya bum terkumpul sepenuhnya tapi karena Sejeong buru-buru Sehun mengambil kain dan membasahinya untuk mematikan api di wajan yang Sejeong gunakan.
"Sejeong kamu nggak perlu repot-repot masak sarapan, Sayang. Aku kan ada, biar aku aja ya?" ucap Sehun lalu membereskan kekacauan yang Sejeong perbuat.
Selama kehidupan rumah tangga mereka, Sehun memang selalu memasak untuk sarapan juga makan malam. Sehun paham jika Sejeong tak punya skill memasak yang baik dan itu bukan alasan bagi Sehun mengurangi rasa cinta nya.
"Tapi kan aku mau buat sarapan spesial buat kamu"
"Lebih spesial kalau aku yang masak terus kamu melukin dari belakang!" protes Sehun, harusnya Sejeong melakukan hal yang lebih sederhana dari pada merepotkan diri untuk membuat sarapan di dapur.
"Atau kalau nggak kamu bangunin aku pakai ciuman! Banyak hal sederhana kog yang bikin aku seneng! Atau kalau bisa kamu maksa aku buat ambil cuti dan tidurin kamu berminggu-minggu"
Hal sederhana? Sehun bilang? Sejeong tak bisa menahan kekesalan nya lagi. Perempuan itu memukul kepala Sehun dengan centong kayu yang ia bawa.
Ctak!!
"Bercanda Sayang, astaga!"
Baru saja Sehun hendak meminta maaf, ponsel pria itu berdering. Satu panggilan dari sahabat lamanya Park Chanyeol, pemilik club malam yang biasanya Sejeong kunjungi. Pagi itu Chanyeol meminta tolong pada Sehun untuk mengurus Yuan putra nya karena Chanyeol berencana pulang ke desa menyusul Wendy untuk menghadiri pemakaman mertua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What You Fear Most [SeSe] [Completed]
RomanceI was afraid of losing, and that fear ended in actual loss