Aku Dan Karina

6 0 0
                                    

Aku ingat waktu itu, kamu mengenal kan diriku dengan ibumu, ibu mu adalah orang yang baik dan benar benar peduli dengan ku, dia juga tahu makanan kesukaanku. Sering sekali memasak untuk ku bahkan ketika kita berdua berangkat sekolah, aku selalu menerima bekal yang diberikan oleh ibu, dia sama seperti bunda, bundaku...

Sama denganmu saat aku pertama kali memperkenalkan dirimu dengan bunda, bunda sangat senang memiliki seorang wanita seperti kamu. Kamu banyak menerima cerita tentang diriku di kala kecil dari bunda, hingga kamu tertawa serta tersenyum denganku. Saat itu adalah dimana hari aku merasakan hangatnya kita bersama berdua.

Maaf kan aku bunn, aku tidak bisa menjaga Karina dengan baik. Itu salah ku meninggalkan dia demi kesenangan ku saat itu, aku sangat menyesal kala itu. Sangat sangat down dikala aku kehilanganmu dan melepas mu diwaktu dimana aku tak bisa menjadi lelaki yang baik.

Aku masih ingat rasa itu, masakanmu... jujur saja aku tidak doyan dengan pedas masakan pedas dari tangan mu saja terkadang aku merasa kesal mengapa terlalu pedas untuk memasak sesuatu..

Namun masakan itu, aku sangat rindu. Seandainya aku bisa mencicipi masakan itu bersamamu dan dengan suapan tangan mu di sore itu.

Sangat lucu namun aku bahagia, sangat sederhana namun itu berarti denganku sangat sangat membekas.

Kamu dimana?, sudah lama aku tidak ada kabar saat ini. Aku tahu hatiku bukan hal kuat melepaskan mu. Namun aku percaya karma selalu ada dan menghampiri dimana pun waktu itu berada, jika sudah merasakan nya akan membuatnya menyesal begitu saja...

Mungkin buku ini sedikit berbeda, dengan 100 Hari yang sebelumnya ku tulis, aku pernah dibuku itu menyebutkan tentang Karina, walau buku itu berfokus kepada kisah ku dan Nasyilla di masa kuliah.

Kita lanjut, aku mau bercerita beberapa pengalaman ku dengan Karina, aku selalu menjemput nya dan kami selalu berangkat bareng serta pulang bersama, di depan sekolah mu itu masih ada tempat Halte bus, dimana aku selalu menjemput mu dan memandang mu , senyum itu membuat ku rindu.

Sekarang pun aku masih melewati Halte itu, halte kita berpisah bersama dipagi hari dan bertemu kembali disore hari, saat kamu menaiki motorku, pelukan tulus itu benar benar kurasakan dan kualami.

Aku tak bisa menjawab pertanyaan mengenai dirimu, dan dampak kehilangan mu saat itu. Setiap pagi setiap sore..... Dannn cium an bibir itu... masih membekas di mulutku.

Kenangan nya sangat begitu romantis, hingga parfum lama ku, kutemukan di gudang waktu itu saat bersamamu, seperti dejavu.... Lalu foto di gudang itu.... Foto studio bersamamu selalu ku simpan. Aku ingat dan ingat hingga pakaian mu yang tertinggal dikamarku saat itu.... aku masih mencium bau kehadiran mu tapi tidak dengan dirimu...

KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang