"Rami apa kau akan ikut pulang ke Korea?" Tanya Ruka sambil mengemasi baju miliknya. Matanya sekilas melihat ke arah adiknya yang sedang memainkan ponsel miliknya.
Rami menatap acuh pada Ruka "Tidak" jawabnya singkat.
Ruka menghentikan kegiatanya lalu berbalik menatap adiknya "Kenapa?"
"Hanya malas saja."
"Hah? Hanya itu?" Rami mengangguk. "Astaga Rami kau ini aneh sekali, ikut lah pulang bersama ku pasti kedua adikmu itu sangat senang." ujar Ruka sambil melanjutkan aktivitasnya.
Rami menggeleng "Tidak unniè. Aku sudah terlanjur nyaman disini."
"Kita sudah sudah sangat lama di sini Rami. Tidak kah kau merindukan eomma, appa, Pharita, Asa, Ahyeon, Rora dan Chiquita? Jika aku pulang sendiri sudah pasti mereka akan bertanya padaku kenapa tidak membawamu pulang, tidak mungkin bukan aku akan menjawab bahwa kau tidak mau pulang karna sudah nyaman disini." kata Ruka dengan panjang jika saja itu terjadi dimana dia tidak pulang membawa Rami dia tidak tau seperti apa nasib dirinya disana nanti.
Rami terdiam dia sedang berpikir untuk pulang atau tetap disini? Sebenarnya dia ingin pulang dia juga merindukan keluarganya tapi dia sudah nyaman Swiss. Negara yang damai dan cocok untuk dirinya yang memiliki jiwa introvert tidak seperti dikorea sana.
"Tidak. Aku akan tetap disini." ujar Rami setelah lama berfikir.
Ruka kesal lantas dia melempar boneka ukuran sedang ke arah Rami dan mengenai tepat pada wajah Adiknya itu.
Bruk!
Akkhh!
"Astaga unniè kau ini kenapa? Wajah ku jadi sakit." ucap Rami sambil mengelus wajahnya.
Ruka bangkit dari duduknya "Apa? Aku kenapa?"
"Iya kau kenapa unnie?"
Karna kesal Ruka menghampiri Rami lalu menarik telinga adiknya itu dan membuat adiknya bangkit dari duduknya.
"Pulang bersama ku atau aku akan menyuruh Asa kesini dan dia yang akan menyeret mu pulang. Kau pilih yang mana Rami?"
Rami mengangguk patuh "Baiklah aku akan pulang bersama mu unniè. Lepaskan telinga ku agar aku bisa membereskan pakaianku dan ikut pulang bersama mu besok."
Ruka melepaskan telinga Rami dengan cepat Rami bergeser menjauh dari kakanya itu dan tak lupa kedua tangannya sedang mengelus telinganya yang memerah.
Pasrah Rami benar-benar pasrah jika sudah disangkut pautkan dengan kakak ketiganya itu, Asa. Dia sangat takut dengan Asa kakak ketiganya itu memang pendiam dari ke empat kakaknya tapi dia akan takut jika Asa yang sudah mengambil tindakan.
"Sana pergi ke kamarmu bukan tadi kau bilang akan membereskan pakaianmu? Kenapa kau masih disini?" usir Ruka.
Rami misah-misuh menatap jengkel pada Ruka "Dasar nenek lampir." lirihnya lalu lari karena melihat Ruka melotot ke arahnya yahh walaupun tidak ada gunanya.
Ruka hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan adik titannya itu. Jika saja ada 2 Rami atau 2 tahun Rami maka dia akan memilih 2 tahun Rami. Karna 2 tahun Rami sangat lah lucu dan menggemaskan tapi untuk 2 Rami dia bisa mati muda dibuatnya.
~•°•🐼🍓•°•~
"Eomma Pharita unnie bilang Rami dan Ruka unniè akan pulang besok apa itu benar?" tanya Asa yang sedang berbaring dengan paha Ahyeon sebagai bantalan.
Irene menoleh ke ara Asa "Benar Asa. Unnie dan adikmu itu akan pulang besok." jawab Irene.
"Benarkah?" Irene mengangguk membuat bungsu kim memekik senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY (shin haram)
Fanfiction"Kita akan bersama selamanya tapi aku tidak berjanji" -RAMI