Pesawat yang ditumpangi Ruka dan Rami mendarat dengan selamat, perjalanan yang mereka tempuh kurang lebih selama 18 jam lamanya.
Saat ini Ruka tengah berdiri tak jauh dari adiknya yang tengah mengambil kopernya. Sebenarnya kepala Ruka terasa sangat pusing dan lemas pada tubuhnya, sepertinya dia mengalami jet lag.
"Unnie ayo."
"Hmm ayo!"
"Kepala mu masih terasa pusing?" Ruka mengangguk "Tahan dulu, sebentar lagi kita pulang jadi kau bisa mengistirahatkan tubuh mu unnie."
"Hmm akan aku usahakan."
Rami mengambil troli lalu menaruh semua koper miliknya dan juga Ruka. Tangan kanannya mengapit lengan Ruka agar tidak terjatuh karna kakaknya itu terlihat benar-benar lemas, sedangkan tangan kirinya mendorong troli yang berisikan koper-koper mereka.
Mereka berjalan keluar menuju lobi tadi Irene mengirimkan pesan bahwa mereka akan sampai sebentar lagi. Sesampainya di lobi, mereka mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri guna mencari keluarga mereka.
"Kau yakin jika mereka sudah sampai unnie?"
Ruka mengangguk, dia melepas tangannya yang di apit oleh Rami lalu mengeluarkan ponselnya dan mengecek ponselnya, apa keluarganya ada yang mengirimkannya pesan.
"Aku yakin, tadi eomma mengirim pesan jika mereka sebentar lagi sampai. Jadi sudah pasti mereka sudah sampai sekarang."
"Lalu dimana mereka?" Ruka menggeleng tak tau.
"UNNIE!!"
Ruka dan Rami menoleh ke belakang mereka tersenyum lebar, disana ada keluarganya yang sedang berlari menghampiri mereka. Mereka merentangkan tangannya, meminta para saudara memeluk mereka.
Para anak-anak Kim berlari dengan
cepat terebih lagi Rora, gadis itu langsung menerjang tubuh Rami bahkan memeluk kakaknya seperti Koala. Untung saja Rami memiliki refleks yang bagus, sehingga mereka tidak terjatuh ke lantai."Unnie aku merindukan mu hiks..."
Rami tersenyum, tangannya menahan tubuh Rora agar tidak terjatuh
"Aku juga merindukan mu." kecup Rami pada kening adiknya.
Rora semakin mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di leher Rami.
"Rora turun sayang, kasian kakak mu dia keberatan menggendong mu." elus Irene pada rambut panjang Rora.
Rora menggelengkan tak mau, dia masih ingin memeluk kakak tercintah pake 'H'. Walaupun ini tempat umum, tapi Rora tidak peduli yang terpenting adalah dia bisa memeluk Rami sepuasnya.
"Unnie aku merindukan mu."
Ruka tersenyum dia semakin mengeratkan pelukannya pada Ahyeon. Walaupun dia tengah dipeluk oleh keempat adiknya yang membuat tubuhnya tenggelam tak terlihat.
Asa melepas pelukannya pada Ruka dan berjalan ke arah Rami, tangan Asa dengan kasarnya menarik baju Rora membuat tubuh adiknya itu terlepas dari gendongan Rami.
Rora menahan kesal dengan kasar menghapus air matanya
"Menyebalkan." ketus Rora.
Asa menjulurkan lidahnya lalu memeluk tubuh tinggi Rami dia amat sangat merindukan adik tingginya ini.
"Aku merindukan mu Rami."
"Aku juga."
Asa menggesek-gesekkan wajahnya pada dada adiknya membaut Rami terkekeh dengan tingkah kakaknya, tangan Rami menarik tangan Rora agar kembali masuk ke dalam pelukannya bersama Asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY (shin haram)
Fanfic"Kita akan bersama selamanya tapi aku tidak berjanji" -RAMI