ဆယ့်ခြောက် ; s y hkyawwat

752 95 40
                                    

Rami merenggangkan pelukanya dia merunduk, dia melihat jika Rora tidak nyaman dalam tidurnya. Adiknya itu terlihat gelisah dan juga berkeringat dia mengusap keringat itu dan dia merasakan suhu tubuh adiknya meningkat, Rami menggelengkan kepalanya karena dugaannya benar.

Rami segera turun dari ranjang dia segera keluar dari kamarnya untuk mengambil air hangat yang akan dia gunakan untuk mengompres adiknya.

"Rami sedang apa kau disini?"

"Oh, Ahyeon unnie. Ini aku sedang menyiapkan air hangat untuk mengompres Rora, suhu badannya naik dan aku sudah menduganya."

Ahyeon menganggukkan kepalanya "Baiklah aku akan menemani Rora sekarang, kau jangan khawatir."

Rami mengangguk dan Ahyeon segera pergi dari sana lalu berjalan menaiki tangga untuk menuju kamar Rami dimana adiknya berada.

Rami mengambil wadah kompressan itu dia juga mengambil segelas air, dia segera pergi dari dapur lalu menaiki tangga dengan hati-hati. Dia membuka pintu kamarnya menggunakan sikut tangan kanannya, Rami melihat jika Rora sudah bangun dan tengah memeluk Ahyeon.

Rami menaruh wadah kompressan itu dan juga segelas air diatas nakas, dia menyentuh dahi adiknya. Rora ingin bangkit dari tidurnya tapi Ahyeon menahannya.

"Diamlah, kau tidak merasakan jika badan mu panas?"

"maaf."

Rami menggeleng pelan dia menaruh handuk yang sudah dia basahi dengan air hangat itu dikening Rora, Ahyeon mengusap wajahnya yang terkena tetesan air dari handuk itu.

"Rami wajah ku basah."

Rami terkekeh "Maafkan aku, pindah lah ke sebelah sana agar wajah mu tidak basah lagi."

Ahyeon menuruti ucapan Rami dia berpindah kesisi kanan Rora dengan berguling ke atas tubuh Rora, Rami melebarkan matanya melihat cara Ahyeon berpindah tempat.

plakk

Rami memukul bokong kakaknya hingga terdengar nyaring "Unnie yang benar saja!"

Bibir Ahyeon mengerucut lucu dia mengusap-ngusap bokongnya yang panas "Iya-iya maaf, aduh sakiiitt... sshhh..."

Rora tertawa kecil saat Ahyeon memeluknya kembali, Rami menggeleng kecil dia mengambil handuk dari dahi Rora dan kembali membasahinya lalu menyimpannya di dahi adiknya.

"Sebentar ya, aku akan mengambil obat mu dulu di dapur. Aku lupa mengambilnya tadi."

Rora mengangguk.

Rami kembali keluar kamar dan menuju dapur untuk mengambil obat milik adiknya, Ahyeon mengambil alih tugas Rami untuk mengompres Rora.

"Tamparan kakak mu tidak main-main Rora." kata Ahyeon yang kembali menaruh handuk dikening adiknya.

Rora hanya terkekeh kecil "Dia itu titan dari segala titan, unnie. Untung saja kau tidak dilempar keluar dari balkon."

Ahyeon tertawa mendengar apa yang Rora katakan, meski suara adiknya terdengar kecil dan juga sedikit serak tapi dia mengerti.

Tak lama kemudian Rami kembali sambil membawa obat dan juga segelas air, dia menyimpannya diatas nakas.

"Awas sana!" dorong Rami pada bahu Ahyeon.

"Ya, tuhan. Sabar Rami."

Ahyeon segera menyingkir dari sana, dia kembali ke sisi kanan Rora tapi tidak dengan cara yang tadi. Dia memilih untuk memutar dari pada bokongnya harus kembali dipukul oleh Rami, apalagi pukulan adiknya itu tidak main-main.

STAY (shin haram)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang