ဆယ့်သုံး ; s y sone

657 84 12
                                    

Rami telah sampai di sekolahan kedua adiknya, meski dia sempat berputar-putar karena lupa arah. Rami keluar dari mobil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan kedua adiknya dari gerombolan murid-murid yang keluar dari sekolah.

"Dimana mereka?"

Rami masih terus mencari keberadaan kedua adiknya, hingga dia melihat keduanya sedang bersama Hyein dan juga Iroha teman dari kedua adiknya. Tapi kenapa Rora dipapah oleh Chiquita dan Hyein?

Rami segera berlari menghampiri mereka, Rora yang menyadari adanya Rami langsung memanggil kakaknya.

"Rami unnie..."

Rami menangkup wajah adiknya, menatap penuh khawatir pada Rora "Kenapa? Ada apa? Kenapa dengan kaki mu?"

Rora menggelengkan kepalanya.

"Tadi ada siswa laki-laki yang menabrak Rora dari belakang unnie, lalu Rora terjatuh hingga lututnya terluka dan sepertinya kakinya juga terkilir." jawab Hyein, dia hampir saja tidak mengenali sosok di depannya ini.

Rami mengangguk wajahnya masih telihat khawatir "Kalau begitu ayo kita ke rumah sakit, kaki mu..."

"Tidak mau unnie." potong Rora pada ucapan Rami.

"Tapi kaki mu..."

Rora menggelengkan kepalanya dia menatap melas pada kakaknya "Aku mau pulang unnie."

Rami menghela nafasnya "Baiklah-baiklah ayo kita pulang, nanti aku akan menghubungi dokter Lee untuk datang ke rumah."

Rami sedikit membungkukkan badannya "Ayo naiklah, unnie akan menggendong mu ke mobil."

"Tapi unnie kau..."

"Sudah cepat!" tegas Rami.

Rora menatap Chiquita, adiknya itu juga terlihat cemas. Tapi mendengar nada tegas Rami tadi Chiquita segera mengangguk, Rora pasrah dia segera naik ke punggung kakaknya.

Tanpa banyak bicara Rami segera pergi dari sana, Iroha segera memberikan tas milik Rora yang dia bawa pada Chiquita.

"Ini tas milik kakak mu, ambil dan segera susul mereka." ujar Iroha.

Chiquita mengangguk dia menerima tas itu "Terimakasih, kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa Roha, Hyein unnie." kata Chiquita lalu pergi menyusul kedua kakaknya.

"Unnie, yang tadi itu Rami unnie bukan?" Hyein mengangguk.

Plakk

Akshh

Iroha memukul lengan Hyein membuat si empu meringis "Akh! Dia cantik sekali unnie."

Hyein mengusap-ngusap lengannya yang terasa panas itu, dia mendorong kening adiknya dengan jari telunjuknya "Dia memang cantik, tapi kau tidak perlu memukul ku juga!" ketusnya.

Iroha mendengus sebal.

"Kau mau pulang bersama ku atau mau menginap disini?" tanya Hyein.

"Tentu saja aku pulang bersama mu, awas kau! Aku akan melaporkan mu pada appa agar dia memarahi mu!"

Iroha mengibaskan rambutnya hingga mengenai wajah kakaknya, Hyein mengusap-ngusap wajahnya. Dia memutar matanya malas lalu menyusul adiknya.

"Laporkan saja padanya, paling juga dia akan bilang seperti ini 'kau yang mulai jadi wajar saja' nahh seperti itu." ujar Hyein lalu mencolek dagu adiknya.

"Hiishhh."

Hyein tertawa.

🐼🌸

Rami menurunkan Rora dengan perlahan, Chiquita dengan sigap membuka pintu mobil dan membantu Rora untuk masuk ke dalam mobil.

STAY (shin haram)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang