Membelai jam ditangannya, telinganya gatal mendengar orang-orang disekitarnya berbicara.
Dalam suasana bising tersebut ia hanya berpikir bahwa mereka berdua memulai semuanya dari nol bersama-sama. Membangun bisnis sampai berkembang sebesar ini. Tetapi orang-orang meributkan hal-hal yang ia anggap tidak begitu penting.
Anak.
Hanya orang gila yang berpikiran dia orang pria bisa melahirkan anak. Dunia ini bukan cerita fiksi yang bisa dibentuk oleh kegilaan si penulis. Kehadiran anak tentu hal yang agak sensitif.
Adopsi adalah pilihan pertama. Ibu pengganti pilihan kedua dan menikah lagi dengan perempuan untuk memiliki anak adalah pilihan terakhir.
Tetapi dalam pikiran egoisnya, pilihan terakhir tidak pernah ada. Jika mereka bersikeras maka ia bisa melepaskan apa yang selama ini di genggamnya.
Semudah itu.
"Jae..." Yunho memanggilnya.
"Orang tua mu ingin kau menikah lagi. Lakukan! Aku tidak keberatan." Jaejoong bicara, "Tapi setelah status lajang mu kembali." Ekspresinya tenang cenderung merendahkan.
Mata Yunho membeku.
"Jadi, kau atau aku yang akan mengajukan gugatan cerainya?" Ia menoleh menatap Yunho.
"Antara kau dan aku hanya kematian yang akan menceraikan kita!!!" Ucapnya penuh penekanan. "Aku tidak akan pernah menikah lagi! Banyak cara untuk memiliki anak. Lagi pula aku masih memiliki kakak laki-laki dan adik perempuan, mereka bisa memberi Ayah dan Ibu cucu." Yunho menatap kedua orang tuanya penuh keseriusan.
"Yunho..." Sang ibu masih mencoba membujuk.
"Tolong, jangan ikut campur rumah tangga kami! Kami membangunnya bersama dan tidak perlu campur tangan orang lain didalamnya...." Yunho berdiri dari duduknya, membungkuk pada kedua orang tuanya sebelum menarik dan membawa Jaejoong pergi.
Jaejoong terkejut melihat reaksi Yunho, tetapi ia tidak bisa tidak tersenyum bahagia.
Benar.
Hal-hal yang mereka berdua bangun bersama, tidak perlu campur tangan orang lain didalamnya...
🌼🌼🌼🌼🌼
🌼🌼🌼🌼
Pokoknya selamat hari Raya Idul Fitri semua yang merayakan. Mohon maaf lahir batin...
10 April 2024, 01.17 WIB
NaraYuuki
