Bukan Aku Yang Kau Pilih ✔️

210 34 6
                                    

ᴥᴥᴥ

ᴥᴥᴥ

Aku telah memberikan segalanya yang aku punya. Cinta, perhatian, waktu dan materi. Tetapi tidak sekalipun kau memberikan ketulusan yang aku butuhkan. Aku memilihmu karena ku pikir kita memiliki luka yang sama. Kau diabaikan oleh keluargamu pun begitu aku. Dua orang yang sama-sama terluka karena alasan yang sama, aku pikir akan cocok karena bisa saling memahami kesulitan dan kesakitan satu sama lain.

Tetapi, aku terlalu tinggi menilaimu.

Mungkin kau tidak pernah meletakkan tanganmu pada wajahku, tidak pernah menendang tubuhku. Tetapi luka yang kau torehkan dalam hatiku bahkan menghantuiku seumur hidup sampai sekarang.

"Kau tahu...? Aku baru menyadari sesuatu... kau... kau benar-benar iblis yang bersembunyi dibalik topeng malaikat! Aku benar-benar ingin mengupas wajahmu yang menyebalkan itu!"

"Yunho, jika kau begitu membenciku, mari kita putus."

"Putus? Apa katamu? Coba ulangi lagi? Kau ingin putus?!" ia berteriak, "Siapa? Siapa pria brengsek yang sudah kau jadikan target, huh? Dasar jalang! Kau benar-benar jalang!"

"Yunho... hubungan kita sudah tidak sehat lagi..."

"Tidak sehat katamu? Kau! Jalang! Kau pasti sudah bosan padaku, kan? Kau ingin tidur dengan pria lain, kan? Benar-benar jalang! Pelacur sialan!"

"Berhentilah mengumpat!"

Tidak tahu kah kau? Aku begitu berharap padamu. Berharap kehangatan, kasih sayang dan perhatian. Aku tidak memintamu untuk terus memanjakanku, aku hanya ingin sedikit waktumu untuk mendengarkan keluh kesahku, kesusahanku dan rasa sakitku. Namun kau hanya memberiku amarah jika kau tidak menyukai sesuatu atau sedang berselisih dengan anggota keluargamu, kau akan memakiku jika aku protes waktumu lebih banyak kau habiskan dengan teman-temanmu.

Lalu aku ini apa?

Apakah perasaan cinta yang menggebu hanya bahasa semu? Imajinasiku? Atau harapan palsu darimu?

Kau mengatakan cinta kepadaku tetapi setiap hari hanya goresan luka baru yang kau berikan kepadaku.

Aku...

Aku pun bisa merasa lelah...

ᴥᴥᴥ

Melihatmu bercengkerama dengan teman-temanmu dengan hangat membuatku iri, aku pun pernah diposisi mereka, menjadi temanmu. Tetapi peningkatan hubungan ini sepertinya salah. Bukankah lebih baik jika kita tetap berteman?

"Yo, Jae, sedang melihat apa?"

"Pohon."

"Pohon? Aku ingat filosofi pohon yang memberi dukungan dan menyediakan udara juga menyebarkan energi positif baik ke sekitarnya. Seperti dirimu yang mengubah Yunho menjadi pribadi yang lebih baik. Tetapi... Jangan sampai lupa untuk menyirami akarmu dengan air atau kau akan mati sendirian."

Saat itu aku berpikir apa yang dikatakan oleh Yoochun sedikit ada benarnya juga. Aku berusaha menopangmu, memberikan dukungan yang kau butuhkan ketika kau merasa tertekan dan berada dibawah. Aku berusaha menghiburmu dan membuatmu selalu berpikir positif bahwa kehidupan akan lebih baik kedepannya. Sampai aku melupakan hal yang penting.

Aku melupakan kebahagiaanku sendiri.

Untuk menopangmu, aku lupa bagaimana caranya tersenyum.

Untuk menghiburmu, aku lupa apa yang harus aku lakukan untuk merasakan bahagiaku sendiri.

2024 One Shot YunJae ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang