4. Selalu Bertengkar

105 11 0
                                    

"Gue masih punya dendam ya sana lo pas lo ngaduin gue sama temen-temen gue ke kepsek!"

Hanbin dengan riang loncat ke kanan dan ke kiri setelah rapi dengan seragam sekolahnya. Habis pulang dari rumah sakit kemarin dia biasa aja, kayak habis di gigit nyamuk doang.

"Loh kok udah pake baju?"

Eunwoo berucap kaget setelah melihat anaknya heboh sendiri, "Baru juga pulang dari rumah sakit. Ijin dulu aja ya? Kalau kamu drop lagi gimana?"

"Santai dong kayak abin sekarat aja."

Hanbin bergerak mundur ketika sadar kalau dirinya akan di toyor, "Eits tidak segampang itu pak Eunwoo."

Kalau bukan anaknya, Eunwoo udah lama ninggalin dia sendirian terus milih hidup sendirian juga.

"Alah biasanya juga minta bolos, sekarang tumben banget minta sekolah."

Bener juga sih kata papanya, dia kan hobi bolos.

"Sekarang ada penilaian dari dinas pendidikan dan katanya semua murid kalau bisa harus hadir."

Eunwoo menatap anaknya tidak percaya. Tidak mungkin sekali hanya karena itu. Mau di sogok uang pun Hanbin tetep males sekolah.

"Mau ketemu pacarnya ya?"

Hanbin sontak menggeleng, "Apaan, Abin jomblo tau."

"Lagian semangat banget mau sekolah."

"Heheh sekarang ada makanan gratis."

Kalau soal makanan emang anaknya ini nomor satu, jadi nggak heran kalau semangat banget mau sekolah.

"Tapi beneran udah sehat?"

Hanbin mengangguk sambil mengunyah roti di pipinya yang sekarang terlihat mengembung.

***

"SIAPA YANG NAMANYA ZHANG HAO!?"

Hao sangat terkejut mendengar teriakkan menggelar dari luar kelasnya. Dia lagi sarapan di kelas tiba-tiba ada yang neriakin namanya. Tapi lebih ke takut dia di ajak tawuran sih. Padahal dia rasa nggak punya masalah sama siapapun.

"Hao, lo di cariin sama seseorang di depan," panggil teman sebangkunya, Jiwoong.

Hao dengan cepat berjalan ke depan. Penasaran banget siapa yang neriakan nama panjangnya.

"WOY ZHANG HAO SINI LO!"

Awalnya dia emang takut, tapi pas liat siapa orangnya. Emosinya langsung menggebu-gebu. Siap menggebuk jika perlu.

"Bangsat Riski! Ternyata lo, gue kirain siapa anjing!"

"Ricky bang bukan Riski," koreksi Ricky dan setelahnya ia meyengir karena merasa bersalah membuat sepupunya kaget.

Hao menarik nafasnya dalam-dalam, berusaha sabar, "Kok bisa kesini?" tanya Hao karena Ricky tuh awalnya di China terus pas di ajakin ke Korea buat sekolah nggak mau.

"Pake pesawat lah, yakali jalan kali."

"Make sense. MAKSUDNYA KOK BISA KESINI? NGAPAIN!?"

Sudah hilang kesabaran Hao menghadapi orang sejenis Ricky. Mana dia pakai seragam sekolah murid sini. Sudah cukup menjelaskan kalau dia juga murid disini.

"Sek-"

"Selain sekolah, gue serius Shim Ricky."

"Heheh maaf bang. Papa ada urusan di sini, jadinya gue ikut aja dan mumpung lo juga ada ya gue ngikut papa juga."

"BALIKIN TAS GUE KICKY!"

Hao dan Ricky sama-sama menoleh ke samping setelah mendengar teriakan melengking dari seseorang. Karena nggak kenal ya mereka lanjut ngobrol aja. Tapi ternyata orang itu nyamperin mereka.

Haobin-StepbrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang