"Gue peringatin sekali lagi, kalau gue denger atau lihat lo ngelakuin kedua adek gue walaupun itu dikit, gue bisa aja lupa gender lo perempuan."
"ABANGGGGG!"
Hao menutup telinganya mendengar teriakan Yujin setelah pulang dari sekolah. Berisik banget, datang-datang udah ngeluarin suara lumba-lumba.
"Abang udah makan? Udah minum obat? Laper nggak? Udah baikan? Mau Yujin ambilin makan atau minum? Atau Yujin pijitin? Mau-"
Hao cepat-cepat menempelkan jari telunjuk di bibir adiknya, "Udah ngocehnya?"
Adiknya mengangguk singkat.
"Abang udah baikan, tadi ada Hanbin yang bantuin. Lo balik aja gih ke kamar, berisik banget entar yang ada makin sakit bukan makin sembuh."
Yujin menurut dan naik ke kasur Hao. Sedangkan empunya sedikit bingung, ini adiknya mau ngapain.
"Yujin tidur disini ya? Males ah jalan ke kamar, capek."
Belum bilang setuju tapi Yujin udah memejamkan matanya. Biarin aja dah biarin, Hao lagi nggak ada tenaga buat marah-marah.
Lebih baik emang main ponsel aja. Enak, rebahan tanpa pergi kemana-mana. Apalagi kelas dia kan sekarang ada jadwal olahraga, seneng deh dia nggak bisa ikut.
Yuqi
Kamu sakit ya? Mau aku kesana?
Mau di bawain apa?Hao memutar bola matanya malas, selalu saja berurusan dengan wanita gila ini. Di blok juga pasti nantinya ada nomor baru dia yg ngechat. Beneran udah tingkat obsesi sih dia.
"Bang?"
"Hm?"
Hao menoleh karena mengira Yujin memanggilnya, namun ternyata anaknya lagi ngingo. Ini nih yang bikin Hao kapok sekamar sama Yujin. Tukang ngigo di tambah suka nendang sembarangan.
"Apasih?"
"Garuk hidung Yujin dong, gatal nih."
Sudah menjadi kebiasaan kalau Yujin ngigonya tuh aneh-aneh. Makanya Hao heran, kok bisa Yujin se aneh ini.
Jadi karena malas menanggapi Hao memilih tetap sibuk dengan ponsel dan mengabaikan semua ocehan Yujin.
"Bang?"
"Apalagi sih?!"
Kesal di panggil berkali-kali, Hao ingin pindah rasanya dari sini. Mengurusi Yujin waktu tidur benar-benar menguras emosi batinnya. Makanya dia demen banget ngusilin Yujin, anggap aja pembalasan dendam.
"Pegangan bang, kudanya lari kenceng nih!"
Plak!
Hao memukul pantat adiknya hingga berbunyi nyaring. Nggak bakalan bangun juga anaknya kalau di gituin. Yujin tuh kebal banget di gangguin pas lagi tidur.
"Jangan pukul pantat kudanya bang!"
Makin kesal, Hao memilih keluar dari kamar dan rebahan di sofa ruang tengah aja. Demi kesehatan batinnya.
"NGGAK! ABIN NGGAK MAU SAMA ANAK TEMEN PAPA!"
Langkahnya terhenti lalu mengintip Hanbin si balik dinding penghubung dapur dan ruang tengah. Bukan nguping ya, kepo dikit.
"BIARIN AJA PAPA JODOHIN ABIN, NANTI KAN ABIN BISA KABUR!"
Dapat terdengar dari kejauhan kalau Eunwoo tertawa kencang mengerjai anaknya. Hao baru tau satu fakta kalau Hanbin se manja itu sama papanya. Bahkan manggil dirinya pakai nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haobin-Stepbrother
FanfictionIni akan menceritakan bagaimana Hanbin yang terbiasa hidup sebagai anak tunggal tiba-tiba mendapat kabar kalau Ayahnya akan menikah lagi. Lebih-lebih, ternyata ia akan memiliki satu kakak dan satu adik. Dan juga tentang Hao yang harus banyak bersaba...