Kini, Keyza sedang memasak makan malam untuk dirinya dan juga Jendra. Belum, mereka belum berbaikan sampai dengan sekarang, jika dihitung sudah hampir 2 minggu mereka berada dalam situasi perang dingin, tidak, bukan mereka tapi hanya Keyza yang dingin terhadap Jendra. Bahkan Keyza masih saja tidur di kamar tamu tanpa memperdulikan Jendra yang terus terusan membujuk Keyza untuk pindah lagi ke kamar mereka. Dengan dalih, bagaimana jika tiba-tiba saja nanti orang tua mereka datang dan tau kalau mereka pisah ranjang.Namun apakah Keyza perduli? tentu tidak.
Keyza memasak makan malam dengan tenang, sampai se-sosok tubuh kekar berdiri di belakang tubuhnya.
"Abis dinner kita ngobrol ya"
"Gue capek, mau langsung istirahat." jawab Keyza, pandangan dan juga pergerakan nya masih saja fokus ke masakan yang sebentar lagi akan matang itu.
"Gak sampe setengah jam Key. Gue mau jelasin tentang masalah kita."
"Dari kemaren-kemaren kan gue juga udah bilang, gak ada yang perlu di jelasin lagi, dan gak ada yang perlu di omongin lagi. Lo gak capek apa ngomong itu terus?" Ucap Keyza, kedua tangan nya bergerak memindahkan masakan nya ke dalam mangkuk.
"Sebentar aja, Key." ucap Jendra, tangan nya juga ikut bergerak untuk memegangi mangkuk agar Keyza lebih mudah untuk memindahkan masakannya.
"Enggak." ucap Keyza dengan tegas.
Keyza beranjak menuju ke ruang makan dan meletakkan menu terakhir nya di atas meja. Jendra yang masih berada di dapur pun langsung menyusul Keyza ke ruang makan.
"Key."
"Stop manggil nama gue." ucap Keyza.
Ketika Jendra ingin mengucapkan kata lagi, terdengar suara bel yang berbunyi. Keyza ingin membuka pintu dan mengecek siapa yang datang pada malam hari seperti ini, namun langkahnya ditahan oleh Jendra.
"Biar bibi aja" ucap Jendra, lalu memanggil bi Dayu. "Tolong cek siapa yang datang ya bi." ujar Jendra dan dibalas anggukan oleh Bi Dayu.
"Key."
"Gue bilang stop manggil nama gue, sekarang makan, gue mau langsung istirahat." ucap Keyza, ia mengambil satu piring lalu mengisi nya dengan nasi dan lauk pauk.
Piring tersebut ia letakkan di depan Jendra lalu mengisi satu piring kosong lagi untuk dirinya.
"Den, tuan besar datang bersama tuan Doni." ucap Bi Dayu yang lantas membuat atensi keduanya teralihkan.
Jendra dan Keyza langsung menjumpai kakek dan ayah mereka yang berada di ruang utama.
"Kakek, papi, kenapa malam-malam kesini?" tanya Jendra.
"Kakek sakit lagi." ucap Doni
"Ya terus? kenapa gak dibawa cek ke dokter? kenapa malah kesini?" tanya Jendra lagi.
"Kakek pingin nya tinggal sama kalian sampai kakek enakan. Kakek bosen di rawat sama suster terus, Kakak mu juga kan lagi di luar negeri, karna sekarang kakek punya cucu menantu, kakek pingin di rawat sama kalian." tutur tuan Giandra.
Jendra dan Keyza saling melempar pandangan
"Kalian gak keberatan kan?" tanya Doni
"Kami gak keberatan kok, pi. Nanti Keyza juga bakal berenti dulu buat ke resto selama kakek disini." ucap Keyza.
Kali ini Doni dan tuan Giandra yang saling melempar pandangan ke satu sama lain sembari tersenyum penuh arti.
"Kakek bakal tinggal langsung malam ini, papi liat kemaren kamar tamu kalian ada satu yang sudah rapi, papa tidur di kamar tamu gak masalah kan pa?" tanya Doni ke Tuan Giandra.
Tuan Giandra menggeleng sembari tersenyum.
Wajah Jendra dan Keyza mendadak menegang, kamar yang di maksud sang ayah adalah kamar yang di gunakan oleh Keyza selama beberapa hari belakangan ini.
"Papi sama kakek mau minum apa? biar Keyza buatin." ucap Keyza.
"Teh aja." ucap Doni
Keyza beranjak menuju ke dapur, namun hal pertama yang ia lakukan bukan lah membuat minuman namun ia langsung berlari untuk menemui Bi Dayu.
"Bi, Keyza minta tolong bersihin kamar tamu yang Keyza pake ya, semua barang barang Keyza yang ada disitu pindahin lagi ke kamar utama. Cepatan ya bi, soalnya kamar itu bakal di pake sama kakek." ucap Keyza, Bi Dayu pun mengangguk lalu memanggil beberapa pelayan lainnya untuk membantu dirinya.
•••
Setelah kepulangan Doni, tuan Giandra memutuskan untuk langsung beristirahat di kamar tamu, di karenakan juga waktu yang sudah mulai larut, tidak baik bagi kesehatannya jika tidur larut malam.
Di tempat lain, di kamar milik Jendra dan Keyza. Kedua insan itu hanya saling berdiaman, tidak ada yang membuka suara sampai Jendra yang memutuskan untuk mengerjakan beberapa berkas yang belum sempat ia kerjakan saat di kantor.
Sementara Keyza ia memilih untuk keluar dari kamar, Jendra melihat itu, namun ia hanya membiarkan nya tak berniat untuk menyusul Keyza.
Jendra menyugarkan rambut nya kebelakang, ia menatap layar laptopnya itu dengan cermat, memeriksa satu per satu berkas yang di serahkan oleh beberapa divisi untuk ia periksa.
10 menit berlalu, terdengar suara decitan dari pintu kamar yang terbuka, Jendra mengarahkan pandangannya ke arah pintu tersebut dan melihat Keyza yang berjalan kearah dirinya sembari membawa nampan yang berisikan sebuah piring dan segelas air minum.
Keyza meletakkan nampan tersebut di atas meja, lalu ia ikut duduk tepat di sebelah Jendra.
"Makan, tadi lo belum sempet makan kan."
"Kenapa cuman sepiring? lo gak makan?" tanya Jendra.
Keyza menggeleng, "Udah jam segini, nanti gue gendut kalau makan malam malam." ucap Keyza
Hal itu lantas membuat Jendra langsung menutup laptopnya dan meletakkan laptop tersebut kembali ke dalam tas miliknya.
"Siapa yang perduli kalau lo gendut, lo udah nikah, udah laku, gausah terlalu mikirin kayak gituan." ucap Jendra.
"Tetep harus jaga badan. Cantik aja kadang masih bisa buat suami selingkuh apalagi jelek." terdengar nada sindiran yang keluar dari perkataan Keyza tadi.
Jendra menghela nafasnya, ia mengambil piring tersebut dan mulai menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya.
"Kalau udah kelar langsung balikin ke bawah, jangan nunggu besok pagi." ucap Keyza dan diangguki oleh Jendra.
"Kalau gitu, gue tidur duluan, kalau mau lanjut kerja jangan sampe larut banget." lagi lagi ucapan Keyza hanya dibalas anggukan oleh Jendra.
"Key."
"hm?"
Sedetik kemudian bibir Jendra sudah menempel pada bibir ranum milik Keyza, Jendra memberikan sedikit lumatan disana, ciuman itu tidak mendapatkan balasan, yang membuat Jendra harus melepaskan ciuman itu.
"Good night."
Keyza yang masih terkejut itu hanya diam sembari mengangguk, namun tak lama ia langsung bangkit dan berjalan cepat menuju ke kasur. Keyza menyelimuti dirinya sampai ke dada, bahkan sampai ke wajahnya, oh tidak wajahnya terasa sangat panas sekarang.
Sementara Jendra, hanya bisa menggerutu di dalam hatinya.
'BIBIRNYA KEYZA MANISS BANGET, GUE MAU LAGII'
•••
ini niat nge-up nya sebenernya udah dari kemaren tuh, cuman bimbang ajaa gitu, tapi ya akhirnya ke up ugha😓
![](https://img.wattpad.com/cover/363312362-288-k319821.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life after marriage •'bluesy
Fanfiction•' rumah tangga yang diisi oleh dua pilar yang masih belum bisa selesai akan masalalu masing masing, apakah akan bertahan kuat? atau malah akan runtuh dengan sekejap? •'