Keyza menyusul Jendra yang sudah berjalan di depan sana. "Emang tau ruangan gue dimana?" tanya Keyza ketika sudah berada di samping Jendra."Tau, udah nanya resepsionis tadi."
Keyza menatap aneh kearah Jendra, "Pulang aja sana, nanti jumpa papa kan bisa kita main kerumah." ucap Keyza
"Lo ngusir gue? kenapa? gue kan cuman mau main di kantor lo."
"Main tuh di taman bermain sana, ngapain main di kantor gue."
Mereka berdua memasuki lift, Jendra pun langsung memencet tombol nomor 8, Keyza yang melihat itu pun geleng-geleng kepala lalu memencet tombol nomor 11.
"Ruangan gue lantai 11, lantai 8 tuh divisi keuangan."
"Resepsionis nya berarti yang salah ngasih info."
Setelah lift terbuka, mereka berdua pun langsung keluar dan berjalan menuju ke ruang Keyza. Di dalam sana sudah ada Hesa yang duduk di sofa ruangan sembari memangku laptop nya.
"Papa gak ada nelfon Sa?" tanya Keyza lalu duduk di sebelah Hesa.
"Ada, tadi katanya bentar lagi nyampe." Hesa mendongakkan pandangannya lalu menatap Jendra yang sudah duduk di depannya dengan tatapan nyalang ditambah kedua tangannya yang ia lipat di depan dada.
"Papa gaada bilang kalau Jendra join di projek ini." bisik Hesa.
"Biarin aja, mau main katanya, mau jumpa papa."
Tak lama Witan dan Liam datang, mereka berdua sama herannya ketika melihat Jendra yang berada di sana.
"Apa kabar, Jen?" tanya Liam
"Baik pa, papa kayaknya makin seger aja." ucap Jendra
"Lagi hobi nih, lumayan lah ngisi-ngisi waktu kosong."
Sementara Witan duduk tepat di sebelah Jendra lalu merangkul pundak Jendra, "Tumben Jen?" tanya Witan.
"Nemenin Keyza bang."
"Wih, manja banget lo dek minta di temenin suami." ucap Witan.
"Siapa yang minta temenin? orang dianya sendiri yang maksa mau disini."
Setelah itu, Jendra hanya berdiam diri dan melihat ke-empat orang di hadapan nya itu yang berdiskusi tentang projek yang sedang mereka persiapkan. Dari yang Jendra dengar sih sepertinya mereka sedang merencanakan untuk membuka cabang perusahaan mereka di luar negeri.
"Menurut Hesa sih gimana kalau paris?. Paris kota besar, banyak juga pengunjung turis dari mancanegara, kalau kita buka hotel disana kayaknya bakal jadi tempat yang strategis sih. Menurut kalian gimana?"
"Kalau di Paris udah dapat kira-kira lokasi nya dimana?" tanya Keyza.
"Kalau lokasi nanti bisa aku bicarain sama temenku yang ngerti wilayah disana."
"Kira-kira bisa diusahain di bagian pusat kota gak Hes?" tanya Witan.
"Nanti gue usahain deh bang, atau nanti gue kumpulin informasi tentang kawasan yang sekiranya strategis walaupun itu bukan di Paris."
"Dari foto-foto yang kamu kasih Hes, papa rasa pergabungan untuk tipe hotel yang ini sama yang ini bagus deh." ucap Liam sembari menunjuk dua buah foto sketsa hotel yang disiapkan oleh Hesa.
"Hesa bisa fikirkan untuk desain nya lagi sesuai sama yang papa bilang."
"Kamu memang paling bisa papa andalkan Hesa." ucap Liam.
Jendra yang mendengar itu langsung menggerutu dalam hatinya, "Papa? udah deket banget kayaknya, gue lupa lagi kalau mereka di paksa udahin hubungan karna si Hesa ini ngerasa hutang Budi. Kalau gak karna wasiat kakek mungkin mereka udah nikah kali ya? kayaknya papa suka banget sama Hesa, bang Witan juga kayaknya deket banget."
![](https://img.wattpad.com/cover/363312362-288-k319821.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life after marriage •'bluesy
Fiksi Penggemar•' rumah tangga yang diisi oleh dua pilar yang masih belum bisa selesai akan masalalu masing masing, apakah akan bertahan kuat? atau malah akan runtuh dengan sekejap? •'