014

152 17 1
                                    


Cuaca malam pada hari ini sangat bagus, bintang juga terlihat sangat banyak menghiasi langit pada malam ini. Keyza dan tuan Giandra bersama-sama duduk di teras rumah sembari berbincang-bincang dan meminum segelas teh.

"Keyza." panggil kakek

"Iyaa kek,"

"Selama ini Jendra bersikap baik kan terhadap mu?"

"Jendra, bersikap baik. Kakek bisa lihat sendiri bukan, sifatnya selama ini kepadaku."

"Kakek mengerti, tapi maksud kakek, selama kakek sebelum tinggal bersama kalian, anak itu tidak berbuat macam-macam kan kepada mu?"

Keyza berfikir sejenak untuk memikirkan jawaban yang pas ia berikan, "Kakek gak perlu khawatir, Jendra baik kok."

"Baguslah kalau memang seperti itu. Cucu menantu, kalau seandainya dia melakukan sesuatu yang melukaimu langsung beri tahu padaku, aku akan langsung menghabisi anak nakal itu."

"Iyaa. makasi ya, Kek."

"Tidak perlu berterimakasih, kau adalah cucu kesayangan sahabat ku dan sekarang kau telah menikah dan menjadi istri dari cucu ku, beri tahu seluruh keluh kesahmu, anggap saja kalau aku adalah orang yang melanjutkan peran kakek mu dulu, aku akan menjagamu."

Keyza menatap tuan Giandra dengan tatapan berkaca, mendengar perkataan itu membuat dirinya semakin merindukan sosok sang kakek.

"Kau menangis?" tanya Kakek yang membuat Keyza sontak menghapus air matanya.

"Engga, Kek. Keyza cuman kangen sama almarhum Kakek Keyza. Dulu sewaktu kakek masih ada, Keyza sering banget ngobrol-ngobrol begini, sama kayak kita sekarang." ucap Keyza.

"Sekarang ada diriku, mungkin tidak akan sama rasanya saat seperti kau bersama dengan kakekmu, tapi kau bisa pergi ke kakek kalau kau merasa merindukan dirinya." ucap Kakek dan diangguki oleh Keyza.

"Loh, Key, kamu nangis?" tanya Jendra yang tiba-tiba saja muncul. "Kakek apain, Keyza?"

"Anak ini, dari mana saja dirimu? sudah jam segini kenapa baru sampai dirumah? kau bahkan melewatkan makan malam."

Jendra menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Jendra ada makan malam bersama client untuk membahas peluncuran produk baru, jadi baru pulang jam segini.'

"Dan kau tidak mengabari istrimu? kau ini bagaimana, sia-sia saja Keyza sudah menyiapkan banyak makanan."

"Kek, gapapa, namanya juga Jendra ada urusan, Keyza ngertiin kok. Kakek jangan terlalu emosi ya, harus dijaga emosinya, inget kata dokter." ucap Keyza

Tuan Giandra menatap Jendra dengan tatapan nyalang sementara si pelaku hanya bisa terdiam di belakang tubuh Keyza.

"Jangan lupa minta maaf pada istrimu." ujar Kakek dan diangguki oleh Jendra, "Kakek akan ke kamar, kalian jangan terlalu lama di luar, udara malam semakin dingin."

Keduanya mengangguk lalu menatap tubuh kakek yang berjalan menjauh dari mereka. Jendra memindahkan tubuhnya ke depan Keyza setelah melihat bayangan Kakek telah menghilang.

"Kenapa nangis?" tanya Jendra.

"Gapapa, tadi cuman lagi ngebahas tentang almarhum kakek, jadi sedih aja." jawab Keyza.

Jendra mengangguk lalu menuntun Keyza untuk duduk di kursi dimana tadi kursi itu diisi oleh Keyza dan Tuan Giandra.

"Kenapa ngobrol di luar? Kenapa gak di dalam? emangnya gak dingin?"

"Langitnya lagi bagus, liat, bintang nya lagi banyak banget malam ini." ucap Keyza.

Jendra menatap ke arah langit, ia melihat bahwa benar apa yang dikatakan oleh Keyza, langit malam ini sangat bagus.

Life after marriage •'bluesyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang