Author's pov :
Namjoon memasuki bangunan rumahnya dengan langkah gontai. Tubuhnya terasa lelah sekali setelah seharian ini melakukan rapat dan pemantauan proyek di berbagai tempat. Namun, setidaknya rasa lelah itu terbayar dengan semua proyek akhir tahun perusahaan kini terpenuhi. Sekarang, ia bisa menghabiskan sisa waktu di tahun ini untuk bersantai.
Perutnya mulai berbunyi. Namjoon ingat bahwa dirinya belum makan apapun sejak siang tadi. Kebetulan Seokjin mengabarinya bahwa ia membuat banyak pasta karena merasa bosan berdiam diri di rumah seharian dan menyisakan sebagian untuknya.
Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk mengamati situasi rumah. Entah mengapa, suasana terasa begitu sepi. Hingga ketika ia sampai di depan ruang makan, terlihat lampu di ruangan tersebut menyala dan terdengar suara alat makan yang bertemu dengan piring.
"Soobin?"
Pemuda itu menatapnya dengan tatapan yang sedikit panik. "Aku agak lapar... jadi... a-aku ambil sedikit pastanya... maaf..."
Apa Namjoon bisa marah pada mata bulat yang menggemaskan itu? Pada akhirnya ia hanya menghela nafasnya. "Tidak apa-apa. Ambil saja sebanyak yang kau mau."
"Benarkah? Boleh kuhabiskan?"
"Tidak. Sisakan untuk Appa juga."
"Oh? Baiklah..." Soobin menuangkan sisa pasta yang berada di dalam teflon ke sebuah piring kosong dan menyodorkannya pada sang ayah. "Aku sudah menghangatkannya sebentar."
"Terima kasih." Namjoon duduk di kursi seberangnya. Untunglah pasta tersebut masih cukup banyak untuk mengenyangkan perutnya.
"Appa."
"Ya?"
"Ada sesuatu yang ingin kutanyakan."
"Apa itu?" Tanya Namjoon sebelum memasukkan sesuap pasta ke dalam mulutnya.
"Apakah sebenarnya Yeonjun itu adalah anak gelapmu?"
"Uhuk! Uhuk!" Namjoon menepuk-nepuk dadanya sendiri dengan harapan dapat mengeluarkan kembali pasta yang sempat masuk ke dalam tenggorokannya. "Siapa yang berkata begitu?"
"Jawab saja, Appa. Alasan apalagi yang bisa kau gunakan untuk melarang hubunganku dengannya?" Soobin menundukkan wajahnya murung. "Jika memang itu alasannya, aku akan mencoba untuk mengerti."
"Tentu saja tidak. Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu?" Tanya Namjoon heran.
"Aku merasa bahwa ini semua tidak masuk akal. Kau melarang hubunganku dengan Yeonjun padahal kau sendiri diam-diam membiayainya sekolah dan membantu perusahaan ayahnya."
"Siapa yang memberitahumu tentang hal itu?"
"Yeonjun sendiri yang memberitahuku. Lalu, aku juga mendapat informasi bahwa sebenarnya kau pernah bekerja di perusahaan ayah Yeonjun dan dipecat hanya dalam waktu empat bulan. Apa ini semua ada kaitannya?" Tanya Soobin dengan tatapan yang menuntut penjelasan.
"Baiklah, baiklah." Namjoon terdiam sejenak hingga akhirnya menghela nafas dalam-dalam. "Mungkin sudah saatnya bagimu untuk mengetahui tentang hal ini. Semua ini bermula ketika aku bekerja di perusahaan milik ayah Yeonjun sekitar enam belas tahun lalu."
.
.
.
.
.
Enam belas tahun sebelumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/272182485-288-k651497.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Spoon | BTS + TXT [End]
Fiksi PenggemarSEQUEL OF "PARTNER" Ketika anak-anak pasangan 'Double Kim' telah beranjak remaja dan mulai menyembunyikan berbagai rahasia dari kedua orang tua mereka.