04. Huh?

83 12 7
                                    

"Hyung.. Hyung.. Hyung.."

Ni-Ki dengan semangat memanggil-manggil Jay yang baru saja selesai memasak -kode untuk diberikan kari paling pertama-.

Jay tersenyum geli melihat Ni-Ki yang bahkan hampir aegyo. Imut sekali.

Dengan senang hati memberikan satu sendok sayur kari yang masih mengeluarkan asap saking panasnya, baru diangkat dari kompor.

Lelaki 18 tahun itu segera duduk di kursinya, dengan semangkuk nasi dan kari -paling enak se dunia- buatan Jay. Semua member sudah duduk di kursi masing-masing.

Jay melayangkan tatapan tajam ketika Jake tidak sengaja menumpahkan kari yang hendak masuk ke mulut lelaki itu.

"Sorry, tidak sengaja, serius!" panik Jake. Pukulan kecil yang dilayangkan Sunghoon buat Jake kesal sendiri.

Bisa-bisanya kawan se-line itu puas sekali tertawa. Jake menghela nafas lega ketika Jay tak lagi fokus padanya.

Kari buatan Jay adalah yang terbaik. Sebenarnya, semua masakan Jay itu selalu enak. Entah seperti apa jika tanpa Jay. Mungkin setiap saat mereka akan memesan makanan online.

Semua makan dengan tenang dan lahap. Jay makan dengan sebelah tangan memegang sebuah buku resep, Ni-Ki ingin menu baru katanya.

Heeseung, Jake, dan Sunghoon masing-masing memainkan ponsel. Maknae line berkumpul menjadi satu dengan sebuah tablet yang menayangkan kartu bus yang bisa bicara -atas kelakuan Jay-.

Padahal Sunoo dan Jungwon ingin nonton drama Korea terbaru yang sedang hangat-hangatnya di kalangan pencinta drakor. Dasar Jay saja yang menyebalkan, mereka dikorbankan untuk menemani Ni-Ki.

Makan malam kali ini cukup singkat. Sunoo jadi orang pertama yang selesai dan segera mencuci piring serta alat makan lain yang dirinya gunakan.

Sembari menunggu yang lain, Sunoo menyeduh teh -atas paksaan Heeseung-, akhir-akhir ini Sunoo terlalu sering minum, katanya. Jadilah stok alkohol mereka disembunyikan si Hyung tertua.

Dasar.

"Setelah selesai cuci piring kalian, jangan dulu ke kamar. Ada yang ingin Hyung bicarakan," titah Heeseung, yang meski mengundang kernyitan bingung tetap segera diangguki semua member.

Jay jadi member terakhir yang kembali ke kursinya untuk duduk. Lelaki itu jelas tahu apa yang ingin dibicarakan satu-satunya Hyung yang dia miliki itu.

Karena sebelumnya, Heeseung telah melakukan diskusi panjang bersamanya, sebagai dua Hyung tertua Enhypen.

Heeseung menghela nafas panjang. Bingung harus memulai dari mana pembicaraan ini.

"Riki," panggil Heeseung.

Membuat Ni-Ki yang baru saja menegak air putihnya hampir tersedak. Bukan apa-apa, dilihat dari ekspresi Heeseung, tentu ini akan jadi pembicaraan yang penting. Dan ketika namanya lah yang disebut  dan keluar pertama kali dari mulut Heeseung membuat Ni-Ki panik sendiri.

"Ada apa? Jangan menakuti aku Hyung," balas Ni-Ki.

Heeseung menggeleng kecil. Tanda bahwa dia tidak bermaksud membuat Ni-Ki takut atau apapun itu.

"Hyung? Kenapa? Katakan saja," pinta Ni-Ki, setelag beberapa menit berlalu dengan keheningan sia-sia.

"Hyung? Ayolah, aku ingin pipis sekarang," rengek Ni-Ki.

Ada apa dengan semua Hyung-nya ini? Tidak ada yang mau bicara, tidak juga ada yang mempertanyakan tindakan Heeseung mengumpulkan, lalu mendiami mereka.

"Hyung tahu kau menyukai Rei. Tapi tolong, jangan dulu berpacaran dengannya." Itu terdengar seperti titah tak terbantahkan.

Your Bias is My Boyfriend | Ni-Ki x ReiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang