【 ♡♡ 】

163 31 1
                                    

Hembus angin yang mengudara lewat jendela yang tak ditutup membuat suasana di dalam kelas yang sedang ditempati jadi terasa sangat sejuk hawanya. DItambah dengan tak adanya penghuni di ruangan itu, membuat ruangan tersebut menjadi sangat cocok untuk menjadi naungan untuk tidur.

Dan terlihat sudah ada yang telah menaruh kepalanya di atas meja, dengan tangannya sebagai penopang agar kepala yang ditaruh di sana menjadi sedikit lebih nyaman rasanya.

Tenang sekali sosok yang nampak tertidur seorang diri itu. Ruangan kelas di sana seakan jadi miliknya dalam kurun waktu tersebut.

Tetapi ketenangan yang dijabarkan sebelumnya nampak terdistraksi karena masuknya seseorang yang tak diundang ke dalam kelas yang sunyi tanpa suara.

Lelaki jangkung dengan surai gelap mulai berjalan ke arah sosok yang terlihat mengistirahatkan dirinya. Berniat mengetahui siapa gerangan yang berani membolos di jam pelajaran sementara temannya yang lain sibuk mengikuti mata pelajaran.

"(Name)?"

Ternyata sosok itu adalah seseorang yang dikenalnya. Sangat.

Hayato kini menatap wajah muridnya yang sedang tertidur dengan lelap dan terjerat di alam mimpi miliknya. Dia tak habis pikir tentang (Name) yang untuk ke sekian kalinya tertidur saat mata pelajaran di hari yang sama.

Sepertinya kata-kata mengenai dirinya yang terjaga sepanjang malam untuk mengerjakan tugas memang benar dan tidak dilebih-lebihkan kebenarannya. Buktinya sudah terpampang jelas di depan matanya saat ini.

Pandangan Hayato teralihkan seketika dia melihat sebuah buku yang terdapat sebuah sketsa gambar yang masih terlihat berantakan dan belum terbentuk sempurna.

Pemilik netra hijau itu menarik senyum simpulnya. Bahkan muridnya masih berniat mengerjakan tugas menggambar yang diberikan olehnya tempo hari. Walau Hayato belum tahu pasti untuk apa gambaran yang sedang gadis itu kerjakan, tapi dia bisa berasumsi kalau sketsa kasar itu dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan setelah mendengar cerita dari sang gadis sendiri.

Sang guru yang awalnya ingin membangunkan murid yang sedang terlelap dalam alam mimpi sedikit kasihan setelah mengetahui karena alasan apa dia bisa sangat mengantuk hari ini dan berakhir tertidur dibeberapa jam pelajaran.

Alih-alih membangunkan insan yang sedang tertidur, Hayato menggerakan tangannya ke atas kepala (Name) dan mengelus lembut surai sang gadis untuk beberapa sekon.

"Kalau kamu bersikap seperti ini, rasa sukaku bisa bertambah loh, Haya-sensei." Suara gadis yang awalnya dianggap tertidur kini mengisi ruang kelas yang terasa sangat sepi. Membuat Hayato yang baru saja mengelus rambut gadis itu terkejut.

"K-kamu tidak tertidur?!" Tanya Hayato dengan sedikit gugup di awal kalimat karena efek keterkejutan sebelumnya.

(Name) perlahan bangkit dari posisi awal yang menengadahkan kepala di atas meja. Sekarang dia duduk sempurna dengan pandangan yang di hadapkan ke arah Hayato.

"Aku tertidur.. hampir. Sampai aku mendengar suara seseorang yang masuk ke sini dan menyebut namaku." (Name) mengisyaratkan Hayato sebagai orang yang dia maksud.

Sang lawan bicara yang diberi penjelasan singkat tak merespon. Kepalanya justru memilih untuk memikirkan kalimat yang sebelumnya dilontarkan oleh (Name).

(Name) yang melihat Hayato hanya terdiam dan seperti memikirkan suatu hal kemudian memecah keheningan yang tercipta di antara mereka.

"Haya-sensei sepertinya memikirkan perkataanku sebelumnya ya?" (Name) berujar dengan kekehan kecil yang mengikuti.

Hayato yang sebelumnya hanya terdiam akhirnya memilih untuk kembali menatap lawan bicara di depan, "Sebelumnya kamu juga pernah mengatakan hal seperti itu. Apa yang ini juga candaanmu yang lain?" Dia berkata dengan nada yang serius tapi tak mengintimidasi. Hanya berharap jawaban yang jujur dari sang gadis.

(Name) menarik senyumnya saat hendak menjawab pertanyaan dari Hayato, "Aku tidak pernah bercanda tentang hal yang itu. Mau yang sebelumnya atau pun yang tadi." Jawab (Name) dengan percaya diri.

Yang mendapat jawaban tersebut hanya bisa bereaksi bisu. Netra matanya sedikit melebar karena tak percaya akan apa yang baru saja didengarnya.

Gadis yang tadinya terduduk perlahan mulai berdiri dan mengambil langkah untuk ke luar dari ruang kelas.

"Sampai aku lulus dari sekolah ini dan jadi lebih dewasa, tolong tunggu aku ya, Haya-sensei." Dan itu adalah kalimat terakhir sebelum (Name) benar-benar meninggalkan ruang kelas yang hanya terdapat Hayato sekarang.

Insan yang mendapat pernyataan kedua, setelah yang pertama juga dilontarkan oleh gadis itu tak bisa bereaksi apapun selain terdiam dan memikirkan dengan serius apa yang baru saja diucapkan oleh (Name).

Walau permintaan yang dinyatakan oleh (Name) terdengar sulit untuk diwujudkan Hayato sebagai seorang guru, tapi mungkin dirinya akan menyanggupi permintaan itu setelah gelar guru-murid antar dia dan (Name) sudah resmi terlepas oleh waktu.

𝐖𝐑𝐎𝐍𝐆 𝐓𝐢𝐌𝐄 ー⌗HayatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang