Semua memori yang membuat ku terhambat

323 31 1
                                    



  "Saya minta maaf ya Ma, karena saya kondisi Gauri menjadi tidak baik." Ucap Ganendra setelah pria itu mengantar pulang Mama dan Gauri pulang ke rumah. Ganendra memang sengaja menunggu toko tutup agar bisa mengantar.

Apalagi dirinya juga tidak tenang melihat Gauri yang sejak tadi hanya diam murung. Berulangkali Ganendra mengajak bicara Gauri, gadis itu selalu menghindarinya dan menundukkan kepala.

"Enggak apa-apa Ganendra, Gauri memang setelah kejadian itu rasa percaya dirinya, kemampuan sosialisasinya pun menghilang. Ia tidak berani keluar rumah, atau kumpul keluarga besar juga dia tidak mau dan banyak mengurung diri di kamar atau studio kecilnya."Mama mengusap air mata yang keluar di sudut matanya. "Mama senang dengan maksud Nendra deketin Gauri, tapi Nendra harus tahu kondisi psikis Gauri sedang mengalami trauma. Butuh waktu untuk membuka hati,"

"Insya Allah Ma, Nendra siap nunggu Uri."

"Nendra, suka banget sama Gauri?"

Ganendra tersenyum malu-malu. "Sudah lama sekali, tapi saya baru berani dekatin Uri setelah Uri pisah. Sebenarnya saya udah mau lamar Uri setelah lulus kuliah, saya enggak mau pacaran.. toh untuk kenal bisa setelah nikah. Tapi ternyata Uri sudah punya calon suami waktu itu kata Shaka."

"Masha Allah.. enggak nyangka Mama, Gauri disukai laki-laki hebat kayak kamu."

"Saya biasa aja, Ma."

Mama mengusap pundak Ganendra dengan lembut. "Sebaiknya Nendra pulang, sudah mau maghrib juga. Atau mau shalat di sini sekalian makan?"

"Enggak usah Ma, saya mau pulang aja.. ada kerjaan juga."

"Makasih ya udah di antar sampai rumah."

"Sama-sama Ma, salamin ke Uri ya Ma."

Mama tertawa. "Siap!!"

Setelah pamitan, Mama masuk ke dalam rumah dan menemukan Gauri sedang duduk termenung di sofa. Sementara kedua adiknya sedang menonton film kartun Naruto, tak lupa saling berkomentar sehingga suara TV dan suara kedua anak laki-lakinya, lebih besar suara kedua anaknya.

"Teh, lapar enggak? Mau makan?"

Gauri menatap Mama sekilas dan menggeleng lemah.

Mama berdeham dengan suara keras membuat Jaka dan Shaka melirik, tahu kode sang Nyonyah akhirnya mereka kembali ke kamar masing-masing.

"Teteh kenapa sayang? Kok murung?" tanya Mama lembut begitu mereka hanya berdua di ruang keluarga.

"Enggak apa-apa, Ma."

"Marah sama Ganendra?"

Gauri kembali menggeleng. "Justru sebaliknya, Teteh ngerasa enggak enak sama Nendra,"

"Kenapa enggak enak?"

"Teteh enggak mau jadi PHP,"

"Teteh udah bilang ke Nendranya?"

 Gauri mengangguk. "Teteh enggak mau nikah lagi, Ma! Kapok!"

"Teh, teteh tahu kan dalam agama kita menikah itu ibadah? Menikah itu menyempurnakan agama."

"Tahu Ma, tapi teteh takut kayak kemarin! Apalagi Nendra cakep, camat pula! Pasti banyak yang mau sama dia. Daripada sama Teteh."

"Teteh, ngerasa enggak kalau Allah itu begitu sayang sama teteh? Allah membuka aib Reyhan ketika hari pernikahan, sebelum Reyhan menyentuh Teteh. Coba bayangin kalau Teteh tahunya pas sudah hamil atau sudah menjalani pernikahan, pasti lebih sakit Teh!"

Akibat Reuni?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang