Menunggu sampai kau mau

369 35 0
                                    

     karyakarsa udah masuk bab 40 yaaaa, 

...



  "Teh, lihat remote TV enggak?" tanya Shaka pada Gauri yang sedang berbaring di sofa.

"Enggak tahu,"

"Teh, lihat majalah otomotif yang di simpen di bawah meja sini enggak?" giliran Jaka yang bertanya.

"Enggak tahu,"

"Aduh.. Mama lupa lagi simpen peniti di mana!!" teriak Mama.

Gauri hanya menghela nafas dan menelungkupkan tubuhnya di sofa. Ia merasa pusing kepala, sakit perut karena haid dan suasana hati yang kacau.

Ini semua gara-gara Ganendra sialan itu yang sudah membohonginya!

Huh!!

Kejadian kemarin

"Apa?" tanya Gauri setelah melongo satu menit menatap Ganedra.

"Menikah," ulang Ganendra tegas. Pria itu terlihat tidak ada rasa ragu atau takut mengatakan hal itu pada Gauri.

"APA?" teriak Gauri sekali lagi.

"Menikah,"

Gauri menggeram dan mengambil bantal kecil di sofa lalu memukul lengan Ganendra kesal.

"U-Uri??" tanya Ganendra tidak percaya. Apakah sesensitif ini mengajak Gauri menikah??

"Kamu.. kamu pikir karena aku janda kamu bisa seenaknya? Kamu pikir karena aku janda.. kamu bisa mengajak orang sembarangan??"

"Uri, enggak seperti itu! saya minta maaf kalau ini menyinggung kamu, tapi saya serius dengan niat saya."

"Lebih baik kamu pulang aja, Nendra!" usir Gauri.

Ganendra menghela nafas. "Uri, saya minta maaf tapi niat saya serius sama kamu!"

"Kalau kamu memang serius, oke aku jawab sekarang. Aku enggak akan menikah! Aku enggak akan menikah dengan kamu atau siapapun!! POKOKNYA AKU BENCI MENIKAH??!"

"Uri.. saya.. Uri.."

Gauri tidak mau mendengar perkataan Ganendra lagi, wanita itu mengambil tas Ganendra yang tersimpan di bawah sofa dan memberikannya pada Ganendra. Lalu mendorong punggung Ganendra untuk ke bawah. Ganendra sendiri berulangkali mencoba meminta maaf pada Gauri, namun Gauri mengacuhkannya.

Ia benar-benar benci Ganendra.

"Huhuhu hilang deh orderan 1000 pcs!!" rengek Gauri pelan. "Kira-kira Ganendra masih mau order enggak ya?"

Malam setelah kejadian itu, Gauri menyesali perbuatan tidak sopannya pada Ganendra. Ia takut Ganendra berubah pikiran dan tidak jadi memesan souvenir padanya. Padahal ia memang membutuhkan uang untuk membayar hutang.

Kira-kira jika ia mendatangi Ganendra duluan dan meminta maaf apakah Ganendra akan marah padanya tidak ya? Atau mengusirnya seperti apa yang dilakukannya pada pria itu?

Tetapi jujur saja, Gauri merasa terhina ketika Ganendra membohonginya dan malah mengajaknya untuk menikah. Bahkan mendengar kata menikah saja selalu membuatnya merasa merinding bak dihantui. Ingatannya mengenai acara pernikahannya benar-benar masih sangat jelas di benaknya.

Akibat Reuni?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang