🌧🌧🌧
.__.
Namanya Vilas, pemuda berusia 22 tahun itu tengah menyibukkan diri dengan merapikan buku-buku yang telah tersusun dalam rak. Hari ini toko nampak sepi, ya, memang biasanya juga sepi. Namun, tidak se-sunyi ini. Membuat Vilas cepat bosan.
Vilas melirik kucing oren yang menggelung tubuh di atas meja, ia nampak damai dengan sunyi yang memenuhi ruangan.
Ia beranjak menatap ke luar melalui jendela. Awan nampak murung, terbukti dengan warnanya yang berubah kelabu. Sepertinya sore itu akan turun hujan. Vilas berbalik, memutuskan kembali duduk di kursinya sembari mengelus bulu halus si Kelabu.
Kelabu menggeram kecil saat mendapat elusan dari babunya. Ia menggeliat mencari posisi paling nyaman, kemudian kembali tidur dengan dengkuran halus.
Vilas terkekeh, ia gemas sekali rasanya hingga ingin memakan makhluk berbulu ini.
Tanpa ia sadari, hujan telah turun di luar sana, membuat sebagian sisi bumi basah karenanya. Namun, berdiam diri di dalam ruangan penuh buku dengan ditemani kucing lucu yang tengah mendengkur halus cukup membuat kesadaran Vilas hilang akan hal-hal di sekitarnya. Itu terlalu nyaman.
Kring
Lonceng berbunyi, ada pelanggan!
Vilas sontak melirik ke pintu depan, seorang remaja laki-laki berdiri di depan pintu masuk. Seragamnya masih melekat di tubuhnya membuat Vilas tahu pasti bahwa ia seorang pelajar. Rambutnya terlihat sedikit basah, sepertinya ia kehujanan.
Vilas berdiri dari duduknya. "Halo, selamat datang di rental buku Shedo, mau baca buku?" Vilas tersenyum hangat hingga matanya menyipit.
.__.
Tak
Di ruang baca, Vilas meletakkan secangkir teh hangat di atas meja, asapnya sedikit mengepul dengan tenang.
"Maaf merepotkan," lirih pemuda itu. Jari-jarinya saling bertaut.
Senyum Vilas kembali terukir. "Gak masalah." Vilas menunjuk cangkir teh dengan pandangan mata. "Silakan diminum."
Laki-laki itu mengangguk, mengucapkan terima kasih lalu mengambil secangkir teh tersebut dengan hati-hati. Ternyata tak sepanas yang ia kira. Perlahan cairan beraroma menenangkan itu memasuki mulutnya, lidahnya mengecap rasa asam yang sedikit manis dan aroma bunga.
"Meletup dalam mulut kan?" celetuk Vilas, membuat lawan bicaranya mengerutkan kening bingung.
"Ah, lupakan."
"Jadi, apa kamu mau baca atau pinjam buku?" tanya Vilas untuk kedua kalinya.
Cangkir teh itu diletakkan kembali ke atas meja, ia menggaruk tengkuknya canggung. "Sebenernya, saya cuma mau neduh, hehe."
"Oh?" Vilas bereaksi lucu, tapi kemudian tersenyum. "Baiklah, silakan nikmati tehnya, kalau butuh sesuatu, saya di depan." Ia beranjak pergi setelah mendapat anggukan singkat dari si bocah SMA.
Bocah SMA itu mengedarkan pandangannya, menelisik rak-rak buku di sekeliling. Ada banyak macam buku, sayangnya, ia bukan orang yang suka membaca. Sebuah keajaiban memang, ia mendatangi tempat penuh buku seperti ini, tapi niatnya kan untuk meneduh dari hujan, bukan membaca buku.
Ia mengedikkan bahunya, memilih untuk kembali menikmati teh hangat di hadapannya.
30 menit berlalu, dan itu waktu yang dibutuhkan awan untuk menurunkan muatannya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Vilas terlalu nyaman hingga tak menyadari hujan telah berhenti. Kali ini karena terlalu nyaman membaca, dengan satu tangan yang mengelus Kelabu.
Suara sepatu yang beradu dengan lantai kayu menginterupsi kegiatan Vilas. Ia mendongak, mendapati si bocah SMA telah berdiri dua meter darinya.
"Eum, hujannya udah berhenti," ucapnya lirih, "terima kasih udah biarin saya neduh, juga untuk tehnya." Ia membungkuk sopan.
Lalu Vilas berdiri, keluar dari balik mejanya untuk mendekati yang lebih muda.
"Gak masalah, ini tempat umum, siapa aja boleh singgah," katanya tak lupa dengan senyum hangatnya.
"Terima kasih sekali lagi, kalau begitu saya pamit."
Vilas mengantarnya hingga pintu depan, matanya memaku pada punggung laki-laki tersebut yang semakin jauh. Ia baru masuk kembali ketika tubuhnya telah hilang dari pandangan.
Hujan telah berhenti, namun jalanan masih basah. Yah, tamunya telah pergi, tapi harum teh yang ia hidangkan masih tercium oleh indra. Tak ada yang tahu, bahwa pertemuan itu bukan hanya datang sekali.
🌧🌧🌧
.__.
To be continue
Note :
Shedo = nama tempat rental buku yang dijaga Vilas
KAMU SEDANG MEMBACA
Thursday Rain
General Fiction-Toko rental buku itu menjadi saksi bisu akan pertemuan singkat antara kakak-adik tak sedarah, Vilas dan Gemini. Rain on Thursday afternoon; ⚠ bukan bxb ©ppoemblue, 2024