03. Raven Seraphina

12 3 0
                                    

🌧🌧🌧

.__.

Kamis berikutnya.

Vilas baru saja membuang sekantong sampah ke tempat pembuangan di dekat toko. Tubuhnya ia rapatkan untuk menghindari tetesan air hujan yang turun melewati payungnya.

Jalanan nampak sepi dari aktivitas manusia. Hanya ada tetes demi tetes air yang berlomba-lomba mencapai tanah, menari, meramaikan daratan tanpa tahu bahwa mereka penyebab sepi itu.

Hujan turun sejak siang tadi, dan hingga sore ini masih belum reda, malah menjadi lebat.

Vilas keluar dari sebuah gang, baru akan berbelok untuk mencapai toko, pergerakannya terhenti karena matanya menangkap sebuah objek. Tak terlalu jelas karena terselimuti hujan lebat, yang pasti itu seorang laki-laki yang berjalan lunglai seperti tak merasakan rintik hujan tengah menghantam tubuhnya.

Vilas mengikis jarak dengannya, saat semakin dekat ia baru menyadari, laki-laki itu memakai seragam.

"Hoy! Lo ngapain hujan-hujanan!" seru Vilas membuat si laki-laki terkejut.

.__.

Tak

"Gue lebih suka lu mampir ke sini dalam keadaan kering sih." Vilas berkacak pinggang di hadapan Gemini. Itu jelas sebuah sindiran.

"Hari ini gue gak ada niatan mampir sih," balas Gemini.

"Nyaut aja lu."

Apaan dah ni orang, batin Gemini julid.

"Udah, Kak, kasihan anak orang lu omelin," tegur seorang gadis berjalan memasuki ruang baca di mana Gemini dan Vilas berada, gadis yang sama dengan sebelumnya, gadis pembaca komik.

"Huh..." Vilas menghela napas lelah.

"Minum dulu," Vilas mempersilakan. Ia duduk di sebelah Gemini, dan diikuti oleh si gadis satu-satunya yang duduk di single sofa di sudut ruangan.

"Thanks ya, Ven, udah mau repot-repot dateng minjemin baju," celetuk Vilas pada gadis itu.

"Yoi, gak masalah, lagian itu baju abang, orangnya lagi ngerantau ini." Gadis itu mengayunkan tangan di udara, mengilustrasikan 'gak masalah'.

Mari perjelas.

Geminilah orang yang ditemukan Vilas dalam kondisi basah kuyup. Ia langsung membawanya ke Shedo dan menelepon si gadis untuk dimintai tolong.

Benar, Vilas memintanya meminjami satu setel pakaian untuk dikenakan Gemini. Kalau tidak, bisa-bisa bocah SMA itu jatuh sakit.

"Terima kasih," cicit Gemini, tangannya menyelimuti cangkir teh, mencari kehangatan.

Gadis itu terkekeh, lalu kembali berkata bahwa itu bukan apa-apa, dan ia hanya ingin membantu.

"Oh iya, kenalin, ini Gemini," Vilas menepuk bahu Gemini memperkenalkan. "dan itu, Raven." Kali ini ia menunjuk si gadis.

Gadis itu mendekat, menyalami tangan Gemini. "Raven," ucapnya.

Bukannya memperkenalkan diri juga, Gemini malah mengernyitkan kening bingung. "Lu cewek kan?"

Thursday RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang