EXTRA CHAPTER 02

558 38 7
                                    

Happy reading

.

.

.

.

DOR!

"Brengsek!"

Pete menarik pelatuknya lalu tersenyum dibalik maskernya, "Sekarang apa yang kau lakukan pada perusahaan ini? Hm?" Tanyanya dingin.

"Aku tidak bisa membunuhmu karna sakitnya akan usai, lebih baik seperti ini. Aku melukaimu maka aku juga yang mengobatimu. Mengerti?" Pete mengambil pisau bedah miliknya.

.

.

.

.

Vegas sedang bertelanjang dada seraya menidurkan baby Biu yang tidur di dada bidangnya dan dirinya menepuk nepuk kecil bokong bayinya, Vegas benar-benar sesayang itu dengan anaknya. Sesekali ia kecup kepala bayi itu yang tampak sangat menikmati sensasi hangat di tubuh ayahnya.

CEKLEK...

Kepala Bible menyembul di pintu dan melihat ayah dan adiknya, "Ayah, sudah tidur?" Bisik Bible.

Vegas memberikan isyarat untuk putranya masuk, "Ada apa?" Tanya Vegas seraya menggendong putra kecilnya didalam dekapannya untuk ia letakkan di box baby.

Bible masuk dengan wajah sendu menatap ayahnya, "Ayah, dirumah besar ini seperti ada yang kurang."

Vegas terdiam mendengar itu, hatinya tiba-tiba sedikit sesak. "Sini duduk..." Vegas menepuk sofa lembut yang didudukinya.

"Hatiku rindu, aku merindukan buna. Dadaku rasanya sesak ayah, hatiku seakan terus memanggil buna. Ada apa ini ayah?"

"Bukan cuma kau nak, ayah juga merasakannya. Cinta kita seakan dibawa pergi oleh pemilik yang sebenarnya. Pergi ke kamarmu lalu tidurlah." Seakan mengerti membuat Bible berjalan kelusr dari kamar Vegas, hal itu membuat Vegas menghela nafas lelah lalu mengelus surai hitam bayinya.

Vegas terdiam didalam kamarnya yang sunyi namun tenang, ada kesedihan didalam hatinya setiap ia mengingat Pete. "Sayang, apa kau merindukanku disana? Aku merindu disini." Vegas menyentuh dadanya seraya melihat jendela kaca yang diluar tampak riuh dengan hujan deras.

"Hatiku merindukanmu sayang, pulanglah cepat. Aku menunggumu disini." Iya, betapa Vegas merindukan Petenya hingga hatinya terasa sesak di setiap detik ke menit.

"Lagi dan lagi aku salah, aku kira aku bisa bertahan tanpa dirimu. Pada akhirnya hatiku memilih untuk pulang ke pemiliknya." Diluar dugaan, ia salah mengira, Vegas pikir ia akan baik-baik saja tanpa Pete. Namun ternyata hatinya meracau, memang disaat ada Pete hatinya tenang tanpa ada risau jadi Vegas pikir ia tak akan merasa rindu.

Dan disaat Pete telah pergi, hatinya seakan menangis luar biasa yang merindukan pemiliknya hingga rasanya sesak. "Pulanglah..., pulanglah, tolong rasakan rindu ini juga agar kau pulang." Vegas adalah orang pemaksa, ia bisa saja menjemput Pete dan segera menjemput Pete dari tugas pemerintah itu.

Namun ia berjanji untuk tidak menjemput Pete bagaimana pun keadaannya, kini biarkanlah Vegas merasakan rasa rindu yang aangat berat hingga rasanya mau menangis dan berteriak.

.

.

.

.

Pete merebahkan tubuhnya di sofa markas yang terbilang cukup empuk untuk dirinya, ia menatap langit-langit ruangan yang hampir terbilang kumuh namun menurutnya ini masih wajar.

Love you again [END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang