Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00. Seperti biasa para siswa SMA Bina Karya terlihat sedang sibuk dengan kegiatan ekskul masing masing. Termasuk Riza dan Giska. Mereka berdua adalah anggota OSIS di SMA Bina Karya ini.
Mereka berdua akhirnya sampai di ruang OSIS. Disana terlihat Amel yang sedang mengetik proposal menggunakan laptop milik pak Tatang.
*ilustrasi Amel
"Lagi ngetik Mel ?." Tanya Riza
"Ya iya lah, kan emang lagi bikin proposal buat acara tujuh belasan nanti.." kata Giska sembari menepuk punggung Riza. Padahal Amel baru saja ingin menjawab pertanyaan dari Riza, namun keburu diptong oleh Giska
"Assalamualaikum.." kata pak Tatang yang tiba tiba saja masuk ke ruang OSIS
Ketiganya serentak menjawab salam pak Tatang
"Gimana persiapan buat acara tujuh belasannya..?"
Tanya pak TatangGiska menjawab : "aman pak, sebentar lagi proposalnya selesai"
Pak Tatang merasa lega, ia kemudian berkata "ngomong ngomong kalian bertiga yakin bisa ngehandle acara ini ?"
Giska kembali menjawab : "tidak usah khawatir pak, anak-anak Pramuka juga katanya bisa bantu jadi panitia"
"Oh ya sudah, bapak doain semoga lancar acaranya. Nanti kalau butuh apa-apa bilang saja ya."
"Baik pak.." ketiganya menjawab dengan serempak
"Oh iya nanti pulangnya Jangan terlalu sore ya, soalnya cuaca lagi mendung, sepertinya sebentar lagi hujan." Lanjut pak Tatang
Ketiganya mengangguk, setelah itu pak Tatang meninggalkan ruang OSIS dan pulang kerumahnya dengan sepeda motor.
Hari mulai semakin sore. Riza terlihat sedang mondar mandir didepan kelas sambil menoleh keatas. "Temen-temen kita pulang aja yuk, kayaknya bentar lagi hujan" kata Riza
"Yaudah kita pulang aja Mel, nanti lanjut lagi besok" kata Giska sembari menepuk bahu Amel
"Iya deh" jawab Amel, ia lalu memasukan laptop milik pa Tatang kedalam tasnya. Mereka Lalu segera menuju tempat parkir
"Nebeng ya Riz, biasa" kata giska
"Kebiasaan.." jawab Riza dengan nada malas
"Eh kalo kamu gimana Mel ? Ada yang jemput"
Kata Riza
"Oh.. Ada Riz" Amel menjawabTak lama setelah itu hujan pun mulai turun, Giska terlihat telah mengenakan jas hujan miliknya dan sudah siap untuk pulang. begitu pun dengan Riza yang sudah mengeluarkan Jas hujan miliknya. Namun mereka berdua belum bisa pulang karena tidak enak meninggalkan Amel sendirian di sekolah.
"Yah ibu aku katanya gabisa jemput, soalnya masih di tempat kerjanya." Kata Amel
Mendengar hal itu Giska dan Riza semakin merasa tidak enak meninggalkan Amel sendirian."Yaudah, Kita bonceng bertiga aja Mel." Kata Riza
Amel tentunya menolak, ia merasa malu sekaligus merasa tidak enak karena akan merepotkan Riza dan Giska
"Iya Mel gapapa, darurat ini, daripada disini sendirian" Giska menambahkanAkhirnya Amel berhasil terbujuk dan memutuskan untuk ikut bersama Riza dan Giska.
Ditengah perjalanan hujan semakin deras, pandangan Riza yang sedang membonceng Giska dan Amel semakin berkurang. Giska menepuk punggung Riza, menyuruhnya untuk pelan-pelan, sementara Amel memegang punggung Giska dengan erat karena takut terjatuh dari motor.
Apa yang ditakutkan oleh mereka akhirnya terjadi, ketika berbelok, motor yang dinaiki oleh mereka tergelincir dan akhirnya hilang kendali. Motor tersebut akhirnya menabrak pohon dengan cukup keras dan membuat mereka bertiga tidak sadarkan diri.
...........
Giska yang awalnya tidak sadarkan diri mulai bangkit, ia terlihat kebingungan dan mencoba mencerna apa yang terjadi. Ia menengok ke kanan dan ke kiri mencoba mencari Riza dan Amel. Namun tiba-tiba saja giska terkejut dan berteriak
Ternyata ia melihat Riza, namun yang mengejutkan tubuh Giska terlihat transparan. Giska juga berteriak karena melihat hal yang sama pada diri Riza
"Kamu kenapa Riza, kok badan kamu jadi transparan gitu?"
"Loh, Kamu juga sama gis, badan kamu juga jadi tembus pandang"
"Jangan-jangan kita udah mati karena tabrakan tadi" kata giska sambil memegang kepalanya.
"Kita perlu cari dimana Amel, takutnya dia juga kenapa napa" kata Riza
Mereka berdua berjalan sebentar, sampai akhirnya mereka melihat Amel tergeletak tak sadarkan diri bersama dengan tubuh Giska dan Riza yang bersimbah darah.
"Te-ternyata kita beneran udah mati Riz" kata Giska sambil menangis
"Udah gis, mungkin kita emang beneran udah mati.. tapi kita juga perlu mikirin gimana caranya buat nyelamatin Amel. Pasti si Amel masih bisa diselamatin" kata Riza sambil menahan air matanya
Giska hanya mengangguk, Riza kemudian memegang lengan Amel dan berusaha mengangkatkatnya. Namun tiba-tiba Riza merasakan sensasi seperti tertarik oleh tubuh Amel. Seperti debu yang terhisap oleh penghisap debu
Jiwa Riza seperti masuk kedalam tubuh Amel melalui dadanya. Tak lama setelah itu jiwa Riza benar-benar hilang tak terlihat lagi. Giska yang melihat peristiwa itu merasa shock dan tak bisa berkata apa-apa.
Tubuh Amel tersentak, seperti bereaksi terhadap sesuatu. Tak lama kemudian tubuh Amel membuka matanya kemudian terduduk. Giska yang melihat itu merasa senang, ia berteriak "Amel..! Syukurlah kamu baik baik aja.."
"Amel..?" Amel menjawab
Amel kemudian membolak balikan tangannya, ia lalu memegang pipinya serta meraba dadanya sendiri. Amel kemudian menatap mata Giska lalu berkata : "I-ini gua Riza.."
Bersambung.......
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS Tak Kasat Mata
Teen FictionAmel merupakan seorang anggota OSIS di sekolahnya. ia bersama anggota OSIS lainnya memiliki sebuah "misi" untuk mengadakan event besar yang akan membantu menyelesaikan masalah disekolahnya. kehidupannya yang biasa saja tiba-tiba berubah ketika ia be...