Amel Kerasukan

952 24 11
                                    

*Ilustrasi Giska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ilustrasi Giska

"I-ini gw Riza" kata Amel

Giska hanya bisa melongo ketika mendengar hal itu. Bagaimana mungkin sahabatnya yang seharusnya sudah mati itu kini berada didalam tubuh Amel.

"Kok kamu bisa ada didalem tubuhnya Amel sih ?" Tanya Giska

"Gw juga ga tau gis, tadinya gw cuma mau ngangkat badan dia. Tiba - tiba kayak ada tarikan gitu." Amel (Riza) menjelaskan.

Riza yang saat ini berada dalam tubuh Amel terus saja meraba setiap jengkal tubuhnya yang baru ia tempati ini. Mulai dari kepala hingga ujung kaki. Melihat temannya meraba-raba tubuh Amel membuat Giska merasa sedikit terganggu.

Giska berusa memukul kepala Amel, namun tangan giska malah menembus kepalanya.

"Kamu mau sampai kapan pegang-pegang badannya Amel ? Nanti aku laporin ke pak Tatang biar kamu dikeluarin dari sekolah" kata Giska

"Eh ya jangan dong, ini cuma reflek aja, gaada maksud yang lain. Lagian gw ini kan laki". Kata Amel (Riza)

"Jadi wajar gitu ?" Kata Giska dengan ekspresi galaknya

Amel (Riza) hanya bisa nyengir sembari menggaruk garuk kepalanya.

"Mending kamu pake hape Amel aja buat cari bantuan." Kata Giska

Amel (Riza) mengangguk, ia kemudian mengambil hape milik Amel yang ada di dalam tasnya. Namun sialnya, ternyata baterai hape milik amel telah habis. Tanpa pikir panjang, Amel (Riza) memutuskan untuk bangun dan berjalan mencari bantuan.

Amel (Riza) merasakan pusing dikepalanya. Ia juga merasakan pergelangan kaki kanannya terasa sangat sakit. Sepertinya kaki Amel terkilir akibat kecelakaan tadi. Sambil tertatih-tatih, Amel (Riza) berusaha mendekati jalan dan berharap ada mobil yang lewat. Benar saja, tak lama kemudian ada sebuah mobil pick up yang melintas

Amel (Riza) langsung melambaikan tangan kepada sopir. Beruntungnya sang sopir melihatnya dan segera menepi. Tanpa banyak tanya sang sopir langsung menyuruh Amel masuk. Sang sopir juga menggendong badan Riza dan Giska yang tergeletak. Ia bahkan mengikat luka yang dialami Giska dan Riza dengan kain untuk menghentikan pendaharan.

Tak butuh waktu lama, sang sopir pick up akhirnya sampai di rumah sakit terdekat. Para pegawai rumah sakit dengan sigap membawa mereka bertiga keruang UGD. Termasuk Amel, ia bahkan sempat diajukan beberapa pertanyaan oleh pegawai rumah sakit.

Belum sempat menjawab pertanyaan, tiba-tiba saja jiwa Riza yang ada didalam tubuh Amel terpental, meninggalkan Amel yang langsung pingsan kembali. Tak lama setelah itu, Amel yang asli siuman dan langsung menanyakan apa yang terjadi.

Perawat yang ada disebelah Amel menjelaskan kalau dirinya beserta 2 orang temannya mengalami kecelakaan. Amel beruntung namun kedua temannya tidak seberuntung Amel. "Temen-temen yang lain gimana?" kata Amel

"Kita tunggu hasil pemeriksaan dokter ya, adek tenang saja, kami akan berusaha semaksimal mungkin."

Beberapa waktu setelahnya, datang pak Tatang dengan tergesa-gesa. Ia langsung merasa lega ketika melihat Amel yang ternyata baik baik saja. Pak Tatang bertanya tentang nasib dua muridnya yang lain, namun perawat memberikan jawaban yang sama seperti jawaban yang diberikan kepada Amel.

.....

Beberapa waktu kemudian, dokter akhirnya menghampiri Amel dan Pak Tatang. Sambil membawa sebuah laporan, pak dokter kemudian berkata : "Kami memiliki kabar baik dan buruk. Kabar baiknya Pasien Riza dan Giska masih dalam keadaan hidup."

Pak Tatang dan Amel merasa sedikit lega namun masih merasa was was dengan kabar buruknya.

Pak dokter kemudian melanjutkan " kabar buruknya mereka berdua mengalami koma dan kami belum bisa memastikan kapan mereka akan siuman".

Amel tak kuasa menahan tangisnya. Pak Tatang yang ada disampingnya mencoba menenangkan Amel. Tak lama kemudian, datang pula ibu Mila yang merupakan ibu kandung Amel. Ia juga ikut menenangkan Amel.

Riza dan Giska juga merasa sedih dan ingin sekali memberitahu Amel bahwa mereka ada didekatnya . Mereka berdua memang merasa lega ketika mengetahui bahwa mereka belum mati. Namun mereka juga merasa bingung dengan kondisi supranatural yang mereka alami.

Karena hanya mengalami luka ringan, Amel diperbolehkan untuk pulang oleh rumah sakit. Riza dan Giska sebetulnya ingin tinggal sebentar dirumah sakit untuk kembali ketubuh mereka masing-masing. Namun entah apa yang terjadi jiwa mereka berdua seperti tertarik oleh raga Amel. Seperti ada seutas tali yang mengikat jiwa mereka berdua agar tidak bisa jauh dari Amel

Mereka berdua terpaksa mengikuti Amel pulang kerumahnya. Sesekali Giska dan Riza mencoba merasuki Amel karena penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Riza sebelumnya. Namun usaha mereka berdua mengalami kegagalan.

Setibanya dirumah Amel, Amel langsung membenamkan dirinya diranjangnya. Ia memeluk bantal dan menangis, sembari menyesali perbuatannya. Dalam benak Amel, semua ini adalah salahnya. Kalau saja ia tidak pulang bersama kedua temannya, mungkin kedua temannya itu tidak akan mengalami kecelakaan tersebut.

Bersambung...

OSIS Tak Kasat MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang