delapan

210 25 5
                                    

°HAPPY READING°

(kalau ada typo tandain ya hehe)

Bumi mengamati taman rumah sakit dari jendela ruang inapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bumi mengamati taman rumah sakit dari jendela ruang inapnya. Semburat oranye yang terpancar dari matahari membuat suasana taman menjadi sangat indah.

"Apakah tuan ingin berjalan-jalan di taman?"

Bumi mendengus kesal, dia hampir terjatuh kala mendengar pertanyaan tiba-tiba dari seseorang disebelahnya. "Kalo ngomong jangan tiba-tiba, kalo asma aku kambuh gimana, kamu mau tanggung jawab." Orang tadi hanya tersenyum canggung lalu meminta maaf.

Tak lama Bumi mendorong tiang infus nya kembali ke tempat semula. Dan dirinya duduk di tepi ranjang sembari mengamati dua orang asing yang sedang bersamanya sekarang.

"Kalian siapa sih, kok tiba-tiba disini, terus bang Dewa sama Rama mana," ucap Bumi dengan nada sedikit kesal.

"Kami diutus tuan besar untuk menjaga anda tuan."

Kaku, itu yang dapat Bumi simpulkan dari jawaban dua orang itu. Pasalnya sudah berkali-kali Bumi menanyakan pertanyaan yang intinya sama, yaitu mereka siapa. Tapi jawaban tetap sama, mereka selalu menjawab mereka diutus seseorang yang mereka sebut tuan besar.

"Ya tuan besar itu siapa, urusannya sama aku apa." Bumi yang sudah frustasi hampir saja melempar bantal yang berada disebelahnya.

"Tau ah nggak jelas kalian." Bumi kembali berdiri dengan berpegangan pada tiang infus. Dia berniat keluar untuk menghindari dua orang asing yang cukup membuatnya risih.

"Tuan ingin pergi kemana, lebih baik tuan istirahat sembari menunggu tuan besar datang kesini." Dua pria berbadan kekar itu menghalangi pintu menggunakan tangannya.

Bumi berdecak kesal, "minggirin tangannya aku mau lewat."

"Tidak bisa tuan, kondisi tuan belum memungkinkan untuk berjalan-jalan seperti ini."

"Aku bosen, pengen ke taman. Kalian kalo nggak bisa bikin aku nyaman di kamar harusnya nggak ngehalangin gini." Bumi melayangkan tatapan kesal ke arah netra dua orang di depannya.

Dua orang tadi menghela napas pelan, terpaksa mereka menuruti permintaan Bumi.

Bumi membuka pintu dan berjalan pelan menuju lift di ujung lorong. "Kalau emang disuruh jagain aku bisa jaga jarak kan? Aku risih," ucap Bumi tanpa menoleh kebelakang. Langkah kaki yang tadinya terdengar tepat di belakangnya, kini perlahan menjauh, seakan menjaga jarak.

Ketika Bumi masuk ke dalam lift, dia bisa melihat dua orang tadi berdiri cukup jauh dari dirinya. Bumi mendengus pelan, "kalian boleh masuk."

Ting!

Pintu lift terbuka di loby rumah sakit. Bumi melihat penunjuk arah untuk mencari jalan menuju taman.

Sesampainya di taman. Bumi mengedarkan pandangannya ke seluruh area taman. Menurut Bumi taman ini sangat luas untuk ukuran rumah sakit, terlebih lagi lokasinya berada cukup dekat dari pusat kota.

HANYA [Hyunjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang