dua

378 32 6
                                    

°HAPPY READING°

°HAPPY READING°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brakk

Suara keras itu mengalihkan perhatian Bumi. Matanya seketika membulat dan tubuhnya bergetar.

Seekor kucing hitam berada tepat di depannya. Ia pun langsung menghela napas lega.

"Aku kira Ayah, ternyata cuma kucing," lirih Bumi.

Bumi membuka pintu kamar dan membiarkan kucing itu keluar. Tepat saat pintu terbuka. Terdapat Frans yang berdiri tegap di depan kamarnya.

Bumi langsung menundukkan pandangannya. "Maaf tuan, ada yang bisa saya bantu," ucap Bumi.

Frans hanya menatap datar Bumi. Saat Frans mendekat Bumi malah mundur menjauhi Frans. Sadar dirinya salah Bumi langsung kembali ke tempat semula.

Frans mencengkram pipi Bumi, "sekali lagi saya peringatkan, jaga sikap kamu, jika kamu kembali berulah saya tak segan segan untuk memberi hukuman yang berat."

Frans mendorong wajah Bumi dan membuat Bumi sedikit kehilangan keseimbangan tubuhnya. Frans langsung pergi dari sana dan membanting pintu kamar Bumi.

Brakk

Bumi menghembuskan napas pelan. Jika bukan karena janjinya pada Laras ibunya, mungkin Bumi lebih memilih untuk keluar dari sana.

"Sakit, tapi aku nggak tau harus berbuat apa," lirih Bumi. Ia memeluk lututnya sendiri dan mulai terisak lagi.

"Bumi kangen mama..."

~•~

Bumi meringis pelan, seluruh tubuhnya terasa kaku dan tidak nyaman. Dia juga merasa suhu badannya menjadi sedikit lebih panas.

"Ketiduran lagi.. Pantas sakit," gumam Bumi. Ia bangkit lalu pergi ke kamar mandi.

Bumi keluar dengan muka yang lebih segar. Saat ini sudah tengah malam. Dia berniat minum tapi persediaan airnya habis. Terpaksa dia harus pergi ke dapur.

Baru Bumi memegang gagang pintu. Dia sudah terbayang berbagai hal yang mungkin terjadi. "Semoga semua orang sudah tertidur," cicit Bumi.

Bumi merasa sedikit tenang karena beberapa lampu sudah dimatikan. Itu artinya Frans juga sudah tertidur.

Saat melewati bodyguard yang sedang berjaga, tak lupa dia menyapa. Walaupun Frans tidak menganggap Bumi putranya tapi seluruh pekerja yang ada di sana termasuk bodyguard tetap menganggap Bumi adalah majikannya.

Bumi mengisi botol yang ia bawa. Setelah terisi penuh Bumi berniat untuk langsung kembali ke dalam kamarnya.

Tapi sinar bulan yang terang mengalihkan niatnya. Dia keluar lewat pintu belakang dan berjalan menuju taman samping mansion.

Bumi menatap takjub bulan purnama yang bersinar cerah dan ribuan bintang yang bersinar menemani nya.

Bumi merebahkan dirinya diatas rumput. Tangannya membuat sign oke dan menempatkan bulan tepat di tengah-tengah nya.

HANYA [Hyunjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang