| sebelas |

138 19 8
                                    

°HAPPY READING°

(kalau ada typo tandain ya hehe)

"Sudah cukup kamu melibatkan Bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah cukup kamu melibatkan Bumi. Dia tidak ada sangkut pautnya," ucap Bumi menekan setiap kalimat sanggahan nya.

Frans tertawa, "Aku bukan manusia bodoh seperti mu, David. Ancaman sampah mu itu sudah tidak mempan lagi untukku."

Bumi menyunggingkan senyum tipis, "Benarkah? Bahkan anak ini lebih menyukai ku dan Danu dibandingkan iblis seperti kamu."

Plak

Frans melayangkan tamparan keras ke pipi kanan Bumi. Hal itu terjadi begitu cepat, bahkan Bumi belum siap untuk menerimanya. Alhasil kini wajahnya sudah tersungkur mencium dinginnya lantai.

Bumi terkekeh pelan, "Lihatlah. Kamu bahkan tidak ingat ini adalah raga anakmu."

"Tutup mulutmu, David!" Frans mencengkram kuat rahang Bumi.

"Fakta. Aku berbicara tentang fakta. Hanya untuk melindungi mantan istrimu itu, kamu rela mengorbankan anakmu ini."

Frans terdiam, wajah yang semula berwarna merah padam perlahan sayu. Dia melepas cengkramannya, "Aku tidak mempunyai pilihan."

"Alasan ini bisa menjadi bukti betapa bodohnya seorang Frans," ucap Bumi datar.

"Kamu tidak membaca file itu hingga akhir, kau hanya membaca halaman awal. Tapi kamu langsung menyetujui poin ketiga yang tertera. Dan kamu bilang itu demi kebaikan istri mu?"

"Jika memang demi istrimu, lalu kenapa tidak memilih poin kedua? Bukankah itu Banyu juga anakmu? Apa bedanya dengan Bumi?"

Frans tidak menanggapi ucapan yang terlontar dari mulut Bumi, "Kenapa diam? Apa aku terlalu banyak memberikan pencerahan kepadamu, tuan Frans terhormat."

Frans berjalan melewati Bumi, lalu keluar dari ruangan. Bumi bisa mendengar suara pintu yang dikunci dari luar.

Sepertinya Bumi harus tidur diruangan gelap itu. Bagi David mungkin tidak masalah, tapi bagaimana besok dengan Bumi?

[-•-•-]

'Nomor yang Anda tujuan sedang tidak aktif'

'Silahkan tinggalkan pesan setelah suara berikut'

Rio menutup panggilan yang tersambung ke operator. Dia menghembuskan napas pelan. "Semoga hari ini lo bener-bener lagi istirahat, Bum. Seperti ucapan David kemarin."

"Gue nggak bisa se-yakin itu, tapi omongan David harusnya bisa gue percaya, apalagi ini menyangkut lo," gumam Rio.

Dia membuka pintu balkon dan berjalan keluar. Dari atas balkon, Rio mengamati keadaan depan rumahnya. Dia melihat ada seorang wanita sedang berjalan bersama seorang anak laki-laki. Hubungan mereka terlihat sangat hangat. Terpancar energi kasih sayang yang mengelilinginya.

HANYA [Hyunjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang