sepuluh

184 19 4
                                    

°HAPPY READING°

(kalau ada typo tandain ya hehe)

"Bum, lo besok free nggak?" Rio menghadang tubuh Bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bum, lo besok free nggak?" Rio menghadang tubuh Bumi.

Bumi memutar malas bola matanya, "Gue nggak yakin Bumi bisa, dia masih butuh istirahat, bukan keluyuran nggak jelas."

"Gue David, kalo lo lupa. Minggir," ucap Bumi datar.

Rio menunduk, dia mengambil sedikit langkah ke samping untuk memberi jalan. Tanpa sepatah kata lagi Bumi berjalan pergi menjauhinya.

Rio menatap sayu punggung Bumi yang kian menjauh, "Gue harap besok lo udah balik, Bum."

"Tapi kayaknya bakal susah, ya? Nggak papa gue paham kok. Gue harap tante Laras juga bisa paham sama posisi yang lagi lo jalanin sekarang," gumam Rio.

Rio berbalik dan berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor kesayangan.

Begitu sampai di parkiran, netra milik Rio tak sengaja menangkap sosok Banyu dan Tara menaiki sebuah mobil.

Rio tampak bepikir sejanak. Kemudian dia baru teringat sesuatu, "Oh iya gue lupa kalo hubungan mereka emang nggak baik dari dulu."

Sedetik kemudian setelah kata-kata tadi terlontar dari mulutnya, Rio langsung menempuk bibirnya. "Goblok, ini rahasia. Kalo sampe Bumi tau, habis lo sama David," ucap Rio. Dia langsung menggunakan helm fullface nya lalu pergi meninggalkan parkiran.

Sedangkan disisi lain, mood Bumi langsung buruk ketika turun bus. Dari jauh dia melihat ada anak buah Frans yang sedang berkeliling, sepertinya mereka sedang mencari dirinya? Mengingat pertengkarannya kemarin dengan Danu yang berlangsung sangat tidak kondusif.

Bumi menghela napas kasar lalu mengambil jalan tikus untuk menghindari anak buah Frans. Jujur dia tidak takut dengan anak buah Frans maupun Frans sendiri. Hanya saja dia malas berdrama dengan mereka. Itu hanya menguras energi, mengingat Bumi juga mempunyai riwayat yang bisa saja kambuh jika harus meladeni drama lawas dengan Frans.

Bumi mengeluarkan hoddie abu-abu dan sebuah topi berwarna senada dari dalam tasnya. Kemudian memakai semua itu.

Jalan tikus tadi memang tidak mengarah langsung ke arah mansion Frans, tapi juga mengarah ke sebuah pantai. Tempat itu tidak ramai dikunjungi oleh warga sekitar maupun pengunjung daerah lain. Oleh karena itu Bumi datang. Untuk menenangkan pikirannya.

Dia memungut beberapa ranting kecil dan dedaunan di sekitar pantai yang sudah kering. Kemudian menyusunnya menjadi sebuah perapian kecil.

Bumi menyalakan perapian yang dia buat lalu duduk di sampingnya. Bumi memandang perapian tadi dengan tatapann yang sulit diartikan, "Andai gue masih hidup, mungkin sekarang gue lagi nemenin lo ke pantai kayak gini, Bum."

"Belum tentu, Abang belum tentu bisa ketemu Aku. Aku bahkan nggak bisa mikirin nasib Aku gimana kalau Abang nggak ada seperti sekarang."

"Abang bisa ajak raga aku aja aku udah bersyukur Bang, seenggaknya aku disini bisa rasain suasananya. Secara nggak langsung abang udah wujudin salah satu impian aku."

HANYA [Hyunjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang