| duabelas |

149 25 12
                                    

°HAPPY READING°

(kalau ada typo tandain ya hehe)


"Tidak perlu, Bumi nggak mau jauh dari papa."

Hesa terkejut, dia langsung menyingkirkan tangannya dari kepala Bumi.

Perlahan Bumi membuka mata. Dia menatap sosok Hesa yang berdiri tak jauh di sampingnya.

"Mungkin bang David bakal seneng, tapi berbanding terbalik dengan Bumi. Dari awal memang hal seperti ini harusnya tidak terjadi."

"Bang David sendiri juga tahu dan paham, dia nggak bakal bisa seratus persen hidup di raga aku."

"Sesekali bang David memang bisa datang, tapi nggak bisa sesering dan selama itu. Karena ini raga Bumi, dan jiwa Bumi masih bersamanya," ucap Bumi tatapannya terlihat sendu.

"Memang seharusnya dari awal saya tidak menyetujui hal ini dengan David, menyusahkan saja." Raut wajah Hesa serta nada bicaranya langsung berubah 180° dari sebelumnya. Terlihat wajahnya seperti menahan amarah yang begitu besar. Tatapan tajam dia layangkan kepada Bumi.

Bumi menunduk dia tidak berani melihat Hesa. Dia kira waktu itu Hesa tulus ingin membantunya. Ternyata dia salah. "Maaf," lirih Bumi.

Hesa diam dia tidak menanggapi permintaan maaf Bumi. Dia menghembuskan napas kasar lalu beranjak pergi. Dia juga membanting pintu begitu keluar. Reflek Bumi menutup rapat kedua telinganya. Dia benci suara keras, hal itu terdengar seperti memperjelas dirinya yang lemah.

Bumi bersembunyi dari Frans, dia masuk kedalam kolong kasurnya. Dengan jelas Bumi mendengar Frans yang menggedor pintu kamarnya dengan keras.

Begitu pintu bisa Frans buka dia mencari sekeliling berharap menemukan sosok mungin Bumi. Tapi takdir sedang berpihak kepada Bumi.

Frans tidak bisa menemukanya, berakhir pintu kamar Bumi yang di tutup dengan bantingan yang cukup keras. Hingga figur yang berada di  meja belajar nya jatuh dan pecah.

"Aku salah lagi ya?"

Drrtt

Bumi menoleh ke arah meja samping ranjangnya. Dia mengambil benda pipih yang mengeluarkan notifikasi.

Terlihat ada sebuah pesan masuk dari Rio.

Rio

|Nanti gue langsung ke situ, nggak usah tanya kenapa|

|kamu nggak sekolah?|

|mending kamu sekolah aja, aku udah baikan kok, lagian ada suster juga yang bantuin aku disini|

|terlambat, gue udah nyalain mesin motor|

|jangan ngebut, bahaya|

HANYA [Hyunjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang