Hari ini tae menunggu jin untuk pulang bersama.. jin sedang rapat Bem, maka tae dan jimin menunggunya ditaman sambil gibah
"Gimana suga hyung"
"Iih gemes tau dia.... masa kemarin malam dia tiba tiba ada di depan apart, trus bawa bahan makanan, dia masak makan malem, mana masakannya enak lagiiii... ihhhh looov lov baby sugar banyak banyak"
"Iihhh gemes bangeeettt suga hyung, tak disangka mahluk dingin sepertinya sangat romantis yaaa..."
"Iyaa taee, aku merasa beruntung... btw kau dan enwo hyung ngadeta kemana malming kemarin"
"Ah aku bete... setelah dandan 6 jam, kami ga jadi jalan, dia ga dapat ijin dari ayah", ucap tae mengingat kejadian itu
"Loh? Dia ketemu paman kim?"
"Iyaa.. jadi saat menungguku berdandan, dia ngobrol dengan ayah, kau taukan ayahku bagaimana... dan ayah tak mengijinkan...akhirnya dia minta maaf karena g bisa ajak aku jalan.. akuuu kesell jim... kan bisa ja dia nunggu di depan rumah dan tak perlu ijin, bete betee beeteee"
"Ih taee lu begooo.... bagus donk kalau dia ijin dulu k paman, itu artinya dia gentle dan serius oadamu"
"Begitukah jim?", ucap tae lirib
"Iyaa"
"Sebenarnya sejak kejadian itu, aku tak lagi membalas chat ka enwoo, aku kecewa karena aku ngerasa dia malu kalau harus jalan denGnku, aku memintanya untuk tak menghubungiku lagi"
"Aihhhh kau begoo kim, dia mau membawamu atas izin ortumu, dan itulah yang harusnya gentelman lakukan, kau beruntung tau.."
"Entahlah...",
Tae mengingat kalau ucapan jimin sama dengan jin, mereka malah memuji enwo karena berank meminta ijin dan akan membawa tae kalau diizinkan orangtuanya. Malah jinie bilang kalau pacarnya tak berani menghadp ke ayah sampai sekarang, sementara enwoo sudah.
Lamunan tae buyar saat jimin menarik tangannya dan menemukan pintu ruang rapat sudah terbuka. Semua orang keluar, dan enwoo yang semakin gantengpun keluar. Tae terdiam melihat enwo, namun raut wajahnya langsungvkesal saat jeni menarik lengan enwo manja.
Enwo dengan sopan menarik tangannya karena dia tak suka jeni memegangnya. Tae kembali tersenyum, setidaknya enwoo tak ganjen.
"Enwoo hyung...", sapa jimin, akhirnya enwo mengalihkan pandanyannya ke arah jimin, disana juga ada tae dan jin yang hendak pulang.
"Hai jim, ada tae juga.. nunggu jin ya", sapa enwoo ramah. Tae hanya menunduk tak berani menatap enwo.
""Iya ni hyung",
"Yaudah saya duluan ya, jin, jim, tae kaka duluan ya", setelahnya enwoo berlalu..
Tae sidikit sedih, tapi apa yang mau diharapkan, dia sendirilah yang memibta enwo berhenti. Dan kalau sekarang enwoo berhenti, harusnya dia sennagkan, tapi kenapa malah sedih. Air mata tae sudah menggenang.
Sampai dimobilpun tae hanya diam, airmatanya sudah tumpah, jimin dan jin kaget mendnegar isakan sang adik
"Adek kenapa, kok nangis"
Tae hanya menggeleng dan emmbekap mulutnya, hatinya sakit diabaikan enwoo..
Sampai dirumah, tae agak kaget karena bundanya memesan banyak bunga dan membuat banyak makanan
"Bibi mau ada acara?", jimin
"Iya jim, nanti ada rekan bisnis paman yang mau kesini, kami akan mengenalkan tae dengan anaknya, kalau cocok kami akan menjodohkannya"
"Tae ga mauuuu bundaa hikss ga mauuu pokoknya hiksss", tangis tae pecah lagi, dia lari k kamar.
..
.
.