Indonesia, tempat dengan sumber daya yang kaya dan potensial untuk dieksploitasi, terutama dalam hal perdagangan rempah-rempah. Dan sejak keberadaan VOC-pun, penduduk pribumi hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja murah dan tidak terdidik.Mungkin ada sedikit kebebasan dan hak istimewa bagi para pejabat lokal serta keluarganya, namun tidak bagi penduduk pribumi. Mereka hanyalah objek untuk diperintah dan dikendalikan.
Dan hingga VOC dibubarkan pun, Indonesia masih belum dibebaskan sepenuhnya dari Belanda, dan turunlah penjahahan dari pemerintahan Kolonial Belanda.
Kontrol Sumber Daya Alam, Eksploitasi Ekonomi, Pengaruh Politik dan Militer, serta Pertahanan Kekuasaan Kolonial menjadi alasan kuat mengapa Belanda kembali lagi ke Indonesia.
Kala itu, hujan kian turun dengan deras membasahi permukaan bumi. Dan pria itu, ia duduk dengan tenang di dalam kereta, mengobservasi tempat tujuan mereka di hari itu.
Waktu yang kian berjalan kini mengubah segalanya.
Setelah pembubaran VOC, Matthias Von Herhardt, kini telah naik pangkat menjadi perwira tinggi kolonial Belanda.
Dengan seragam militer serta lencana bintang yang lengkap terpaut di seragamnya, menandakan otoritasnya yang tinggi serta betapa dia dihormati.
Ini adalah kunjungannya yang kesekian kalinya di Indonesia. Namun kali ini, dia datang dengan tujuan baru setelah memegang pangkat sebagai perwira.
Hujan yang deras tidak mengecoh sedikitpun konsentrasinya. Seraya berpikir, matanya berdalih keluar kaca jendela yang ditutup bulir-bulir hujan.
Namun dari kejauhan, terlihat seorang gadis yang habis basah diguyur hujan sementara memegang batu bata di tangannya.
Matthias-pun tidak terlalu menaruh perhatian, baginya itu hanya satu dari sekian banyaknya rakyat menyedihkan yang ada di sana.
Namun kala kereta itu melaju dan mata keduanya bertatapan, ada yang aneh.
Kereta telah melewati gadis itu, namun Matthias masih diam.
'Mata amber itu.., sepertinya aku pernah lihat di mana.. ' Batinnya.
Ia lupa, namun melihat kedua mata itu seperti mengingatkan dia akan sesuatu yang indah, mungkin sesuatu yang dia lupakan.
Tapi pikiran itu berakhir di sana, hanya sebagai angin lewat.
Di sisi lain, kereta kuda berjalan menjauh dari gadis itu, dan gadis itu menolehkan tubuhnya ke belakang untuk melihat kereta kuda yang kian menjauh.
'Pria itu bukannya..., em, entahlah. Sepertinya aku hanya salah lihat' Batin (Name). Dia menggelengkan kepalanya lalu kembali mempercepat langkahnya.
*
Sudah setengah perjalanan dan gadis itu sudah habis diguyur hujan. Ia punya mimpi, namun dunia punya kenyataan.
Dan disanalah dia, menghadapi situasinya yang bahkan masih bingung di mana dia harus tinggal setelah diusir dari rumah.
Hanya setelah dia melewati sebuah toko bunga, ada seorang ibu yang terlihat sedang menggendong bayi memanggilnya. "Nona!" Panggilnya.
Dia menghentikan langkahnya dan menatap wanita paruh baya itu. Dari kelihatannya, sepertinya wanita itu adalah pemilik toko bunga yang kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐁𝐮𝐭𝐭𝐞𝐫𝐟𝐥𝐲 [Matthias X Reader VOC AU!]
Fanfiction"Aku tidak menangkap kupu kupu dengan jaring, tapi aku membuka taman bunga sehingga ia datang padaku dengan sendirinya."- Matthias. ▪️〰️ 〰️▪️ Bertumbuh di tengah lingkungan diskriminasi dan budaya patriaki bukanlah hal yang mudah bagi seorang gadis...